Aku terbangun di Sabtu pagi yang cerah, ku renggangkan seluruh otot tubuhku dan membuka tirai jendela. Dapat kulihat dari sini orang-orang yang sedang berolahraga seperti bersepeda dan joging. Musim dingin memang akan segera tiba, mungkin beberapa hari lagi. Atau bisa jadi hari ini juga. Beberapa tahun belakangan ini salju akan turun dengan waktu yang kurang menentu.
Ponselku berdering membuatku beralih dari jendela menuju meja kecil tepat di samping tempat tidurku.
" Halo, Blaire? ". Aku memulai pembicaraan. Bukannya menjawabku melainkan kudengar Blaire yang sedang berbicara dengan orang lain yang ku yakini itu adalah Chazz.
Mereka mendebatkan sesuatu yang membuat perasaan ku tidak enak.
" Reb, bisa kau kerumah Chazz sekarang. Ada sesuatu yang buruk terjadi pada Harry. Dia membutuhkanmu! ". Detak jantungku semakin tak beraturan, suara Blaire terdengar panik disertai dengan suara-suara dua orang yang saling berteriak satu sama lain.
Aku segera mematikan ponselku tanpa memberikan jawaban apapun pada Blaire. Otakku sekarang hanya dipenuhi oleh Harry. Kuharap sesuatu yang dimaksud oleh Blaire tidak seburuk itu.
Setelah membasuh wajahku, aku langsung berganti pakaian. Aku tidak peduli bahwa aku tidak mandi. Kakiku menghentak-hentak di lantai rumahku seirama dengan detak jantungku. Tak lupa aku berdoa di dalam hati berharap Harry baik-baik saja.
***
Mobilku ku parkirkan tepat di belakang deretan mobil-mobil yang berjejer di halaman rumah Harry. Aku keluar dan segera memasuki rumah Harry.
Aku berdiri mematung kala melihat Harry yang sedang di hajar bergiliran dengan beberapa orang yang berpakaian berwarna hitam. Wajahnya enuh dengan luka lebam.
" Hentikan! ". Aku berteriak sekuat yang aku bisa. Mereka semua menoleh padaku, terutama Harry yang kini melotot padaku. Dia memberiku pandangan keras dan matanya seakan-akan terbakar menyuruh ku pergi.
" Hentikan sebelum aku memanggil polisi ". Kalimatku itu membuat salah satu dari mereka menodongkan pistol padaku. Adrenalin ku bermain gila ketika aku justru menghampiri Harry." Pergi dari sini sebelum peluru ini menembus kepalamu ". Ancam seorang pria yang memiliki wajah yang mengerikan. Aku menggeleng tidak peduli.
" Bawa dia! ". Seorang pria yang cukup muda menghampiriku. Aku semakin mundur dan bertanya di pikiranku, dimana Blaire dan Chazz?" Hey lepaskan aku, keparat! ". Pria ini benar-benar membawaku. Aku meronta dan melihat Harry yang kini meneriakkan namaku. Aku menjerit saat pria ini membopongku layaknya karung beras.
Setelah sampai di suatu ruangan yang terkunci ia pun melemparkan tubuhku ke dalam.
" Aww ". Sial! Bokongku sakit sekali.
" Tunggu aku, manis ". Ucap pria itu lalu menutup pintu tak lupa menguncinya. Kepalaku menoleh kebelakang dan kulihat Blaire dan Chazz yang kakinya di ikat oleh rantai yang memiliki kunci.
" Apa yang terjadi? "
" Harry memiliki hutang pada bos mereka, kemarin pria itu datang untuk menagih Harry tapi Harry justru menghajarnya. Dan kau baru saja melihat apa yang terjadi disini ". Chazz menjelaskan. Fuck yeah. Lalu apa maksud mereka menyuruhku kemari? Aku sama sekali tidak berguna.
" Seharusnya kau membawa polisi tadi. Tapi kau sudah memutuskan sambungan telepon dariku ". Kini Blaire marah padaku. Ya ampun aku sangatlah tidak berguna. Hey... tunggu dulu, mereka seharusnya juga bisa menelepon polisi kan?

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Love
RomanceDia seorang bad boy, ia menakutkan, menyiksa, tapi membuatku jatuh hati. aku selalu terisak dan khawatir, ia membawaku ke dalam kegelapan. Kau tahu sesuatu yang membuatku bahagia, ternyata kegelapan hanyalah jalan yang kau pilih untuk membawaku kepa...