Chapter 19

3.9K 109 0
                                    


Malam sudah tiba, kami semua berkumpul di depan api unggun ditemani dengan semangkuk mie instan yang baru saja ku masak bersama Blaire. Aku tidak berbicara sama sekali dengan Harry semenjak percakapan menyebalkan tadi diantara kami.

Aku duduk di sebelah Mark dan Blaire, menikmati makananku. Tapi tetap saja aku tak seratus persen menikmati makanan ini melainkan aku merasa tidak nyaman, sulit bergerak, dan juga merasa takut. Apalagi jika bukan karena Harry yang sedang memperhatikan ku. Aku tak perlu susah payah untuk membuktikannya karena aku sudah tahu. Mungkin karena aku mencoba mengacuhkannya.


" Eat! ". Suara Cam yang disambut gelak tawa oleh mereka semua membuatku menarik pandanganku dari makanan ku. Harry tengah menatap tajam kearah Cam yang entah melakukan apa padanya sehingga ia terlihat marah.


Well, itu hal yang sangat bodoh untuk menganggu singa yang sedang kelaparan.


" Got a minute? ". Tiba-tiba saja Harry sudah berdiri di sampingku. Ia memberikan tangannya untuk kuraih. Mau apa lagi dia ini? Apa dia tidak tahu aku sedang lapar? Ugh... menyebalkan. Daripada aku dicakar olehnya lebih baik aku menurutinya saja.

Pun aku menerima uluran tangannya dan mengikutinya yang berjalan menjauh dari area kemah.

Suara-suara hewan malam membuatku sedikit takut, ditambah lagi Harry berjalan menuju ke daerah yang sangat gelap. Suara ranting kayu yang terpijak pun menambahkan kesan canggung padaku, entah kenapa.

" Harry kita mau kemana? ". Tanyaku. Kini aku memeluk lengan Harry. Tapi sebenarnya aku lebih takut jika Harry yang marah ketimbang aku bertemu hantu. Betapa konyolnya aku.


Harry tiba-tiba mendorong tubuhku yang entah kenapa bisa sangat pas menabrak pohon yang kurasa cukup besar. Ia mencengkram wajahku dan mendekatkan wajahnya.



" Mengapa kau mengabaikan ku??? ". Bentaknya.


" Harry lepaskan aku! ". Kakiku menendang-nendang kakinya. Tapi tentunya ia tak berkutik.


" JAWAB AKU! ". aku menutup kedua mataku karena takut pada bentakannya yang semakin keras saja. Oh jangan kau pikir aku akan terus saja diam sementara kau selalu seenaknya saja.


Dengan berani aku menendang bola nya. Masa bodoh! Kuharap itu akan pecah. Harry mengerang kesakitan dan membawa tangannya untuk memegang area intimnya itu.


" Apa Harry? Apa maumu? Kau bilang kau mencintaiku tapi ternyata kau sudah memiliki kekasih! Kau pikir apa hatiku ini, Harry? Aku mulai mencintaimu, Harry. Dan sekarang aku merasa begitu bodoh! ". Aku menangis sesenggukan. Lihatlah bahkan aku sangat payah untuk menciptakan kata-kata yang pas agar ia sadar. Tapi cukup, aku sudah mengatakannya padanya. Aku lega si bodoh di hadapanku ini sudah mendengarnya langsung dari mulutku.


" Kau bilang kau mau berteman denganku, dan itulah yang kulakukan. Wanita yang kau bilang sebagai kekasihku itu hanya pelampiasan ku karena aku tak bisa memilikimu! Akan lebih mudah bagiku untuk pergi menjauh darimu tapi apa? Kau sudah terlanjur masuk kedalam masalahku oleh sebab itu hingga detik ini kau berada di sisiku, Reb ". Harry berbicara dalam satu tarikan nafas. Aku menjambak rambutku frustasi. Ini semua sungguh membingungkan dan seakan tak berujung. Aku selalu merasa menjadi seseorang yang berbeda ketika memikirkannya terlebih dengan apa yang baru saja terlontar dari mulutnya. Aku tidak bisa mempercayainya begitu saja.



DORRR....



Aku spontan berteriak saat mendengar suara tembakan. Harry meraih tanganku dan mengajakku berlari menuju area kemah. Sesampainya disana semua orang sudah pergi, api unggun mati, dan kupikir barang-barang disini telah berkurang dan juga tenda yang masih berdiri.




Dark LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang