Semenjak kejadian gila kemarin, Harry selalu mengunjungiku. Baik dirumah ataupun di sekolah. Sel yang beberapa hari terakhir ini melihat Harry, ia berusaha untuk membuat pendekatan denganku. Tentu aku tahu apa tujuannya. Dia ingin tahu apapun yang terjadi padaku.
Tapi aku dapat bernafas lega karena Harry tak berusaha untuk mengajakku pergi seperti terakhir kali.
Saat ini aku sedang mengobrol dengan Harry di halaman rumah. Ia bertingkah aneh. Bahkan aku berpikir ia sedang menyembunyikan jati dirinya di hadapanku. Aku cukup yakin bahwa pria ini hanya sedang berpura-pura.
" Apa kau mau menemaniku besok? ". Tanyanya yang membuatku tersedak karena bersamaan dengan teh yang ku minum.
" Kemana? ". Tanyaku berusaha untuk terlihat santai. Aku tidak mau Harry sampai berpikir aku takut padanya. Harry memberiku sorot mata yang indah terkesan menggoda. Aku berani bertaruh ia berusaha membuatku untuk menyetujui ajakannya.
" Tolong katakan saja bahwa kau setuju! "
" Aku tidak dapat mempercayaimu begitu saja, Harry ". Ekspresi wajahnya berubah keras. Matanya menggelap. Mulutnya terkatup rapat dan hidungnya kembang kempis. Dapat kulihat dadanya yang naik turun, ia sedang berusaha melawan amarahnya sendiri.
" Kita sudah bertemu kurang lebih 1 Minggu, Reb ". Oh alasan yang bagus Harry.
Yang benar saja dia memakai alasan itu, kecuali aku mengenalnya selama setahun, mungkin aku bisa mempercayainya.
Aku menggeleng seraya menunduk.
" Maaf Harry, aku tetap tidak bisa ". Harry bangkit dari duduknya dan berjalan pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun padaku. Aku memutar bola mataku. Dasar tidak sopan!
***
" Hey...baby ". Kurasakan sebuah lengan yang merengkuh pundakku dengan seenaknya saja. Aku menoleh dan melihat Presley yang menyengir kuda.
" Lepaskan aku, bodoh ". Aku menepis tangannya, membuatnya terkikik geli. Well...apa yang lucu dari itu?
" Kau lupa hukumanmu? Kau harus datang ke rumahku, sayang. Dan ingat jangan menolak atau kau tidak akan lulus di pelajaran matematika ". Ancamnya lalu mencolek hidungku dan berjalan mendahuluiku, menghampiri teman-temannya yang tak kalah dalam hal mengumbar pesona. Ketika aku melewati mereka, mereka bersiul-siul tak jelas.
Aku terus berjalan menuju ruang kesenian karena itu pelajaran pertamaku hari ini. Tak lupa mataku mendelik kesana-kemari mencari keberadaan Blaire yang tidak kunjung terlihat batang hidungnya.
" Hey...kau Reb, 'kan? Seseorang memintamu menemuinya di gerbang belakang ". Bahuku di tepuk oleh seseorang gadis berpenampilan feminim. Aku mengangguk dan ia pergi setelahnya. Siapa yang ia maksud?
Ah... daripada aku penasaran lebih baik aku menemui orang itu. Siapa tahu dia Blaire.
Kakiku melangkah menuju belakang gedung sekolah dan mencari-cari orang itu. Nyatanya tempat ini sepi dan senyap. Apa gadis tadi menipuku? Tapi dia saja tahu namaku.
Tiba-tiba sebuah lengan kekar memelukku dari belakang membuat tubuhku menegang dalam sekejap. Rambutku yang terikat membuat orang ini dapat mengecup leherku dengan bebasnya.
" Harry? "
" Hmm? Apa yang kau lakukan dengan pria itu, huh? Berpelukan di sepanjang koridor? ". Tanyanya beruntun. Apa maksudnya?

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Love
RomansaDia seorang bad boy, ia menakutkan, menyiksa, tapi membuatku jatuh hati. aku selalu terisak dan khawatir, ia membawaku ke dalam kegelapan. Kau tahu sesuatu yang membuatku bahagia, ternyata kegelapan hanyalah jalan yang kau pilih untuk membawaku kepa...