Bel pertanda istirahat berbunyi, semua orang sudah bertaburan keluar kelas untuk melakukan aktivitas mereka selanjutnya. Tapi aku mengurungkan niatku untuk pergi, ya tentu saja karena kakiku.
Aku menghela nafas panjang ketika kulihat kelas benar-benar kosong. Setidaknya aku dapat bebas melakukan apapun disini.
Aku menyandarkan kepalaku pada meja dan menutup mata, mengingat kejadian kemarin. Setiap gerakan itu, suara desahan, nafas yang tak teratur, perlakuan manisnya, dan senyumannya yang bahagia karena telah mendapatkan apa yang ia mau.
aku merasakan suatu keganjilan pada diriku. Aku merasa baik-baik saja telah memberikan keperawanan ku padanya. Seharusnya aku mengurung diriku sendiri di kamar tapi nyatanya aku berada disini. Dalam keadaan biasa dan tanpa penyesalan.
" Hey ". Kurasakan tangan yang mengelus kepalaku. Aku membuka mataku dan melihat Presley tersenyum sok manis padaku. Aku mengangkat kepalaku dan menyingkirkan tangannya dariku.
" Apa? ". Tanyaku ketus. Presley memberiku paper bag.
" Aku ingin kau memakai itu besok malam. Tentu kau tak bisa menolakku lagi ". Ucapnya. Aku mengintip ke dalam paper bag ini. Ini sebuah gaun yang mengkilap dan aku yakin ini terbuat dari satin. Presley menyentuh daguku dengan jari telunjuknya. Lagi, aku harus menepisnya. Ia tak mau kalah dan berdiri. Mencondongkan tubuhnya dan menghimpit ku.
" Brengsek menjauhlah dariku! ". Perintahku sambil gencar mencoba menghindar. Presley mulai berani menyentuh wilayah dadaku membuatku menjerit.
" Jauhkan tangan kotormu darinya, keparat! ". Bentak seseorang. Aku menoleh ke arah pintu dan melihat Chazz. Lalu di belakangnya berdirilah Blaire yang mulai berjalan dengan langkah lebar dan berhenti bersamaan dengan tangannya yang melayangkan tamparan mulus pada Presley.
" Pergi dari sini, bastard! ". Pekik Blaire yang membuat Presley tersenyum miring. Dengan angkuhnya ia membenarkan pakaiannya dan pergi dari sini. Sempat kulirik ia beradu tatapan sinis dengan Chazz. Blaire lalu duduk di sebelahku dan menenangkan ku. Aku tak menyangka Presley berani bertindak seperti tadi. Dasar sinting!
Chazz datang dan ikut bergabung dengan ku dan gadisnya. Ia memberiku pandangan yang berbeda, aku tidak tahu apa maksud pandangannya itu.
" Harry bilang kau sudah melakukannya ". Ucap Chazz yang kini berpangku tangan.
" Ya kami melakukannya kemarin. Aku senang sudah terbebas dari dirinya. Ia sudah mendapatkan apa yang ia mau ". Balasku. Chazz tergelak dan melirik gadisnya yang kini seperti menahan tawanya.
" Aku kurang yakin akan 'kebebasan' yang kau maksud, Reb. Percaya padaku ". Lagi-lagi Chazz tergelak diikuti oleh Blaire.
Pun kami melanjutkan dengan membicarakan hal-hal yang lain. Sambil menunggu jam masuk.
***
Blaire menuntunku untuk menuju mobil. Blaire bilang ini hal yang biasa saat seseorang kehilangan keperawanan. Jadi aku tak perlu khawatir.
Baru saja aku hendak membuka pintu. Blaire menahanku.
" Ada tamu untukmu ". Bisiknya. Aku menoleh ke sebelah Blaire, Chazz berjalan dengan... Harry? Mau apa pria ini kemari? Mataku menyipit saat melihat Chazz menyeringai lebar dan ia langsung membawa gadisnya pergi. Meninggalkanku dengan pria ini. Aku menggaruk kepalaku canggung. Aku bingung harus bereaksi seperti apa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Love
RomanceDia seorang bad boy, ia menakutkan, menyiksa, tapi membuatku jatuh hati. aku selalu terisak dan khawatir, ia membawaku ke dalam kegelapan. Kau tahu sesuatu yang membuatku bahagia, ternyata kegelapan hanyalah jalan yang kau pilih untuk membawaku kepa...