Chapter 4

7.3K 206 0
                                    






" Uhmm...aku, tapi aku hanya menitipkan pesan padanya jika aku ingin berbicara dengan kalian soal ini jadi ya...aku tidak tahu kalau ternyata ia menyuruh kalian untuk menjemputku ". Aku merasa tidak yakin pada jawabanku sendiri tapi kenyataannya itu cukup berhasil membuat sepasang kekasih ini mengangguk-angguk mengerti. Perlahan-lahan detak jantungku mulai normal tidak seperti tadi yang seperti bass drum yang di hentak-hentak.





Kami sampai di sekolah dalam waktu singkat karena Chazz adalah tipe seorang pembalap jika sedang berkendara.

Hari ini aku tidak memiliki jadwal apapun yang sama dengan Blaire, justru jadwalku banyak yang sama dengan Chazz. Aku benci kenyataan itu.


Aku berjalan beriringan dengan Chazz yang dengan santainya merokok, kami tidak berbicara sama sekali sampai di satu detik, seseorang berdiri di hadapanku. Membuatku berhenti melangkah. Sementara itu mataku mengikuti gerakan Chazz yang terus berjalan tanpa menghiraukan apapun yang ada di sekelilingnya. Barulah mataku bertemu dengan siapa yang berdiri di hadapanku.

" Hai, Reb ". Sapanya girang. Alisku sedikit tertekuk memandangi gadis ini. Wajahnya familiar tapi aku tak mengenalnya. Ia masih tersenyum manis walaupun aku tak membalas sapaannya.
" Oh, maafkan aku. Kau pasti bingung. Aku Kaia, calon adik iparmu ". What the hell!?! Bola mataku memandang langit-langit koridor, ah ya ampun...ini masih pagi dan keanehan yang ada di dunia ini sudah bermunculan di hadapanku.


" maaf. aku tidak mengerti apa maksudmu, nona ". Balasku enteng. Ia memutar bola matanya dan bahunya merosot.

" Oh ayolah. Kau gadis yang akan dibawa Presley untuk makan malam bersama keluargaku, bukan? ". Ia berkacak pinggang.


Fucking no!!!

Jangan bilang hukumanku adalah harus menjadi teman kencan Presley bersama keluarganya. Lihat saja pria tidak waras, aku tidak akan mau.

Aku menampilkan senyuman pada adik Presley ini.

" Kurasa kami perlu membicarakannya lagi nanti. Sampai jumpa, Kaia ". Dengan cepat aku berjalan meninggalkannya. Masa bodoh dengan semua ini. Aku sama sekali tidak peduli.




***




Pelajaran hari ini terasa sangat cepat selesai. Bahkan aku baru tersadar saat jam pulang berbunyi. Aku lebih banyak melamun hari ini dan untungnya tidak ada satupun guru yang menegurku.




Aku melihat Blaire yang menungguku di depan kelas bersama Chazz. Ia menawariku untuk pulang bersama namun lagi-lagi aku menolaknya.


Blaire terlihat kesal mendapati bahwa aku menolak ajakannya lagi tapi aku dengan segera mengalihkan pikirannya dengan pembicaraan tentang idola-idola favorit kami. Seperti Taylor Swift contohnya. Tiba-tiba Chazz berjalan mendahului kami untuk menghampiri seorang pria yang tak ku duga akan mengunjungi sekolah ini.


Gosh!! Itu memang Harry! Ah...aku tidak mau bertemu dengannya lagi. Chazz terlihat sedikit berdebat dengannya sedangkan aku meremas tangan Blaire untuk meminta perhatiannya.

" Sepertinya aku melupakan sesuatu di laci ku, aku akan mengeceknya, kau duluan saja, ya? Bye Blaire ". Ujarku terburu-buru yang dibalas anggukan darinya lalu berjalan dengan cepat menuju ke kelas. Sebenarnya ini hanya alasanku saja, aku akan memilih lewat pintu belakang gedung sekolah ketimbang melewati manusia pervert itu.



Sesekali aku menoleh kebelakang untuk memastikan tidak ada yang menguntit ku, siapapun itu.

Karena sibuk menoleh ke belakang dan bertepatan dengan aku yang membalik muka, kesialan baru menimpaku.

Dark LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang