Keringat dingin bercucuran dari kulit kepala ku, membasahi wajahku. Mataku terpaku pada 'milik' Harry yang ia pajang di hadapanku. Harry terus mengumpat tak jelas karena aku masih diam tak melakukan apa-apa dengan keadaan jantungku seperti mengempis. Rasanya aku ingin pingsan.
" Oh pegang itu...PEGANG!!! ". Geramnya sambil menjambak rambutku dan membuat wajahku mendongak ke wajahnya.
" Aku tidak bisa, Harry ". Balasku dengan menutup mata, aku sangat takut menatapnya. Mataku terbelalak ketika ku rasakan bibirnya yang melumat bibirku.
Harry menarik bahuku dan menidurkan ku diatas tubuhnya. Bibirnya masih bekerja dengan sempurna.
Aku merasakan kemaluannya menegang diantara kedua pahaku yang masih terbalut jeans.
Perlahan ia mulai membawa bibirnya untuk menghisap leherku. Detik berikutnya ia mengubah posisi kami, aku berada di bawahnya.
Tangannya yang liar mulai merambat ke daerah sensitif ku. Mulai dari payudaraku hingga ke selangkanganku.
" Hahhh... Harryhhh.... ". Lenguhku saat bibirnya menghisap kuat-kuat lekukan leherku. Harry mulai membuka jaketku dan melepaskan kausku. Ia menarik bra-ku dalam satu tarikan dan dengan cepat mengulum daerah sensitif ku itu.
Desahan demi desahan keluar dari mulutku. Sial, aku akan habis jika membiarkan ini berlanjut.
" Harry... kumohon hentikan! ". Jeritku tertahan. Aku mulai mendorong tubuhnya namun ia dengan sigapnya mengunci pergelangan tanganku pada kasur.
" Berikan aku blow job atau kau ku robek sekarang juga! ". Tanyanya tepat di depan wajahku. Aku menangis lagi dengan menatap kedua mata hijaunya. Aku mengigit bibir bawahku sembari berpikir keras.
" Baiklah aku akan memberikan blow job untukmu ". Jawabku tanpa melihatnya. Harry berdiri dan menghampiri sebuah kursi dan duduk disana. Ia memanggilku dengan jari telunjuknya. Pun aku menurutinya dan menempatkan diriku lagi di hadapan penisnya.
Tanganku gemetar saat mulai menyentuhnya. Perlahan, aku mulai membawa bibirku pada kejantanannya dan melakukan apa yang aku bisa.
Harry's POV
Reb mulai menghisap penisku dengan jari-jarinya yang lentik itu ikut bermain. Aku sempat heran karena kupikir ia tak bisa melakukan ini.
Oh ayolah... nyatanya tidak akan ada gadis yang benar-benar polos di dunia ini.
Aku mengatupkan mulutku berharap agar tak mengeluarkan desahan sedikitpun di hadapannya. Aku senang membuat gadis ini menderita.
Aku membawa tanganku untuk meremas payudaranya yang cukup seksi ini. Ia tersentak sambil menatapku--atau dapat kusebut melototi ku. Itu membuatku ingin melakukan sedikit kekerasan padanya.
Tanganku memegang kepalanya agar ia berhenti. Ia melepaskan penisku yang berdenyut dan berlendir.
" Lepaskan celanamu... aku berjanji tidak akan memperkosamu, Reb ". Ucapku sambil memasang tampang keras agar ia menurut. Ia berdiri dengan tak ikhlas, seperti ketakutan lalu membuka kancing celananya.
Kini tubuhnya yang indah memenuhi pandanganku. Aku menyeringai saat ia menutupi vaginanya. Tanganku meraih ikat pinggang yang tergantung di dinding tepat di sebelahku. Matanya membulat lalu dengan segera ia menggeleng.
" Apa kau mau menyiksaku lagi? ". Tanyanya. Aku menampilkan deretan gigiku dan dengan cepat mendorong tubuhnya hingga terhempas di kasur. Lalu aku membalikkan tubuhnya dan memaksanya untuk menungging.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Love
RomanceDia seorang bad boy, ia menakutkan, menyiksa, tapi membuatku jatuh hati. aku selalu terisak dan khawatir, ia membawaku ke dalam kegelapan. Kau tahu sesuatu yang membuatku bahagia, ternyata kegelapan hanyalah jalan yang kau pilih untuk membawaku kepa...