Chapter 9

5.5K 143 0
                                    






Sepulang  sekolah aku tidak kembali ke rumah melainkan aku dibawa oleh Harry ke rumah yang kemarin ku kunjungi.



Aku memberi tatapan risih pada keadaan halaman rumah ini yang terkesan horor.


Aku mengekor Harry yang berjalan masuk ke sebuah ruangan yang ku yakini adalah kamar. Mataku menangkap dua orang wanita berpakaian minim yang terbaring di atas ranjang. Perutku mendadak mual saat benar-benar melihat mereka. Wanita yang kulihat kemarin bercumbu dengan Harry itu memegang kelamin wanita yang satu lagi, dan wanita itu mendesah parau.


Ewh... betapa menjijikannya ini!



Lagi, ternyata Harry tetap berselera dengan wanita biseksual. Oh menjijikkan.



Dan sialnya, mengetahui bahwa Harry ternyata menyimpan jalang disini membuatku sedikit sakit hati. Uhm...apa aku cemburu?



Oh tentu saja tidak. Yang benar saja.



Kudengar Harry mengusir mereka. Para wanita menjijikkan itu lalu mengomel dan melirik tajam ke arahku saat mereka melewati ku. Salah satu dari mereka membanting pintu.



" Hey...kau terlihat risih saat baru sampai tadi, kenapa? Ada yang salah? ". Tanya Harry yang kini sudah melepas kausnya. Ia merangkak naik ke kasur dan berbaring disana sambil menaruh kedua tangannya di balik kepalanya.



Aku memutar bola mataku.



" Ya. Aku risih. Aku benci halaman rumah ini karena kurasa banyak hantunya. Apalagi aku baru saja melihat dua hantu berwujud wanita jalang baru saja keluar dari kamar ini ". Jawabku sarkas membuatnya sedikit menganga. Akhirnya ku dengar Harry tertawa cekikikan. Aku melipat kedua tanganku di depan dada.



" Oh...babe, jangan bilang kau cemburu pada mereka. Jangan lakukan itu karena mereka jelas lebih berbakat daripada dirimu saat diatas ranjang ". Aku memutar bola mataku lagi. Lagipula bukankah ia pernah memuji bahwa aku memiliki  kelebihan di ranjang? Dasar pria brengsek tidak tahu di untung.



" Tutup mulutmu, Harry. Bahkan kau belum pernah bersetubuh denganku ". Balasku kesal. Harry menyeringai nakal.


" Kau mau membuktikannya? ". Aku bungkam tak menjawab. Brengsek bisa-bisanya aku dengan mudah terjebak oleh kata-katanya. Harry turun dari ranjang dan menghampiriku. Aku tak menatap wajahnya melainkan menatap tubuh indahnya yang atletis dan dipenuhi dengan seni. Aku meneguk ludahku saat ia mendorong ku ke dinding. Ia juga menghimpit ku dan mulut liarnya mulai menguasai bibirku.



Aku menjerit kecil saat Harry mengangkat tubuhku, namun tetap dengan menempel di dinding. Spontan aku melingkarkan kakiku ke pinggangnya. Tanganku pun sudah memeluk lehernya, meremas rambutnya.



Ciuman kami bertambah panas saat Harry mulai membantuku melepaskan sweater rajut yang ku kenakan. Tubuh kami sama-sama berkeringat akibat kejadian erotis ini.



Kini tubuhku sama telanjangnya dengan dirinya. Ia lalu menggendongku dan membaringkannya kasar ke ranjangnya. Harry kembali menghimpit ku dengan tubuhnya. Jari-jarinya bermain di dadaku.



Desahanku lolos saat Harry mengulum payudara ku dengan lidah dan mulutnya. Ia juga mencium perutku dan turun kebawah sama beriringan dengan jari-jari tangannya yang mulai melucuti celanaku.



" Aku ingin melakukannya sekarang ". Ucapnya di dekat selangkangan ku, membuatku sedikit menggelinjang kegelian.


Tunggu...apa katanya? Ah...apa aku siap?



Dark LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang