Chapter 13

4.8K 143 1
                                    




Aku terbangun dari mimpi buruk ku. Saat ini kepalaku pusing, hal itu membuatku berjalan dengan sedikit sempoyongan. Aku memasuki kamar mandi dan langsung menemukan pantulan diriku di cermin. Bibirku sedikit membengkak akibat hantaman dari Harry.


Untungnya hari ini hari Sabtu jadi sekolah libur hingga esok.


Aku menghela nafas panjang dan mulai menggosok gigi dengan hati-hati. Setelah itu aku pun berendam di air hangat.



Setelah selesai dengan urusan membersihkan diri, aku pun mulai sedikit memberi warna pada wajahku. Juga mengoleskan obat pada bibirku.



Ponselku berdering membuatku menghentikan aktivitas ku. Ternyata ada pesan dari Blaire. Blaire bilang orangtua Presley mendatangi kediaman Harry dan meminta pertanggungjawaban tapi mereka sudah menyelesaikannya dengan baik-baik. Aku bersyukur untuk itu. Eh, tapi kenapa aku tidak dibawa-bawa? Walau disini aku juga korban setidaknya mereka butuh penjelasan dariku. Tapi ya sudahlah, toh masalah ini sudah selesai. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana nasibku selanjutnya. Aku merasa dihantui oleh sosok Harry yang seperti mengancamku semalam. Aku yakin seribu persen ia akan melakukan sesuatu padaku.






***





Aku menguap beberapa kali karena bosan, yang kulakukan hanyalah menonton TV, membaca majalah, dan itu-itu saja. Senyuman terukir di wajahku saat membayangkan jika Sel berada disini pasti aku sudah berperang dengannya sedari tadi. Mengingat akan Sel membuatku ingin menghubunginya. Siapa tahu ia merindukanku.





Tapi Selena tetap saja Selena. Ia tak menjawab panggilanku sama sekali bahkan kini ia menonaktifkan ponselnya. Ah... persetan dengannya.

Jari-jariku mencari kontak Mom, aku ingin sedikit berbagi cerita dengannya.





*





Setelah puas mengobrol dengan Mom perutku keroncongan. Bibi Maddie sudah menyiapkan makanan tapi aku sedang tidak berselera memakan makanan buatannya. Aku pun berpikir untuk makan di restoran sekaligus mengalihkan pikiranku dari kejadian semalam.




Aku beranjak dari sofa dan mengambil kunci mobil. Baru saja kakiku menapak di atas rumput tepat setelah menuruni tangga, perasaan tidak enak menyerang ku. Aku melemparkan pandangan ke segala arah. Semuanya terlihat baik-baik saja disini. Ah sudahlah itu kan hanya perasaanku saja.




Aku memasuki mobilku dan mulai melajukannya. Matahari yang sudah mulai meninggi membuat hari ini terlihat begitu cerah.




Beberapa orang terlihat bersantai di kedai kopi. Ya beginilah jika akhir pekan, semua orang ingin istirahat dari tekanan pekerjaan mereka.




Aku memberhentikan mobilku di sebuah restoran kecil yang terkenal akan dessert-nya. Sepertinya aku hanya ingin mengemil sekarang.




Lonceng berbunyi ketika aku memasuki restoran ini. Seorang pelayan menyapaku ramah dan aku membalasnya dengan senyuman simpul. Lalu aku mengambil tempat duduk di tepi jendela dan seorang pelayan lainnya segera menghampiriku untuk mencatat pesanan ku. Sambil menunggu pesanan datang aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling dan menyipitkan mata setelah menangkap segerombolan orang yang kompak memakai jaket kulit berwarna hitam yang baru saja memasuki restoran. Mereka juga memakai kacamata berwarna senada. Merasa ngeri, aku segera membuang muka dan bertepatan dengan si pelayan yang mengantarkan pesananku. Pun aku melahapnya sambil tetap mengira-ngira siapa segerombolan orang itu.





Hufft... singkirkan pikiran itu dari otakmu, Reb, batinku berbisik.




*




Dark LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang