Chapter 20 (last chapter)

5.3K 128 23
                                    


Aku bangun dari tidurku dengan penuh semangat. Semua ketegangan dan kekecewaan semalam telah kulupakan. Aku bahagia dengan alasan yang buram. Mungkin karena Harry sudah terbebas dari masalah yang mengikatnya. Jadi aku pun ikut senang. Apalagi ia baru saja mengakui bahwa ia tak akan bekerja dengan si bos besar itu, yang hingga detik ini pun tidak kuketahui namanya.

Baru saja aku hendak berendam di bathtub, ponselku berdering. Aku pun memutar bola mataku malas. Ugh...menganggu saja.

Setelah melihat layar ponselku, jantungku berdebar. Ini pertama kalinya Harry mengirimiku pesan, bahkan kami baru bertukar nomor telepon kemarin.
'Aku merindukanmu, sayang. Aku berharap kau mau pergi denganku pagi ini'


Begitulah isi pesannya, senyuman pun segera mungkin terukir dibibirku. Jari-jari tanganku dengan cekatan membalas pesannya. Aku tak bisa berbohong jika aku merindukannya. Sangat. Entah mengapa, padahal kami baru tidak bertemu selama beberapa jam. Ini sungguh konyol. Ini kekonyolan yang menyenangkan.


Tanpa membuang waktu lagi aku pun segera bersiap diri.

*

" Hai, Harry ". Aku memberinya kecupan kecil di pipinya. Harry memamerkan lesung pipinya dan menggenggam tanganku, menuju ke mobilnya.

" Kau terlihat bersemangat. Aku jamin kau tak akan menyesal ikut denganku sekarang ". Harry menyeringai nakal. Sekarang aku jadi ketakutan. Takut jika ia akan memaksaku untuk melakukan seks dengannya, ditambah lagi Harry suka melakukan seks dengan kekerasan. Yang pernah ia lakukan padaku itu cukup membuatku trauma. Itu hal yang paling mengerikan yang pernah kurasakan.

*

Mobil Harry berhenti di sebuah parkiran yang entah apa ini. Disini ada seorang penjaga keamanan tapi hanya ada sekitar tak sampai 10 mobil yang terparkir. Lagipula dihadapan kami ini adalah Padang rumput yang memang sangat indah. Kami keluar dari mobil dan berbicara pada seorang wanita paruh baya yang memakai celemek. Aku tidak tahu mereka membicarakan apa. Aku
hanya menunggu.


Harry datang dan membawaku untuk memasuki Padang rumput yang indah ini. Angin semilir menerpa kulit wajahku. Aku menoleh dan memandangi wajah Harry. Ia melengkungkan alisnya, melindungi matanya dari sinar matahari. Oh God, he is so beautiful.




(Anggap saja disana ada kursi dan meja makan)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap saja disana ada kursi dan meja makan)








" Indah ,bukan? ". Tanya Harry begitu kami sampai di bawah pohon yang rindang ini. Bahkan disini ada meja makan lengkap dengan kursi dan tentunya makanan dan minuman. Aku menyunggingkan senyuman ku.


" Boleh aku duduk? ". Tanyaku. Harry menggeleng. Ia justru membawaku sedikit menjauh dari meja dan mengajakku untuk berdiri.


Kami saling berhadapan. Harry juga menaruh kedua tangannya di pinggulku. Aku sibuk menatapnya sambil menunggu apa sekiranya yang akan ia katakan.


Dark LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang