Choose?

380 45 4
                                    

"Mina~a kau datang?"

****

"Apa ada perkembangan tante?" Tanya Mina lembut.

"Belum ada" jawab Mrs.Im sambik menggelengkan kepalanya pelan.

"Yang sabar tante" Mina mengelus bahu Mrs.Im lembut.

"Mina~a, terima kasih" Mrs.Im memeluk Mina dengan penuh rasa sayang.

"Eh? Terima kasih untuk apa?" Tanya Mina heran namun tetap membalas pelukan Mrs.Im.

"Kau selalu datang menjenguk Jaebum, kau juga selalu membantu merawatnya ketika tante sedang sibuk" jelas Mrs.Im, suaranya sedikit bergetar.

"Tidak perlu berterima kasih tante" jawab Mina selembut mungkin dan tetap memberikan kehangatan pada wanita paruh baya yang sedang memeluknya itu.

****

"Ibu pergi lagi?" Tanya JB.

"Iya, Ibu bilang ada kerjaan jadi harus menginap" jawab Nayeon.

"Ibu tidak pernah sesibuk ini dulu" gumam JB.

"Entahlah" balas Nayeon.

"Ngomong-ngomong, bagaimana dengan Jinyoung?" Tanya JB.

"Jinyoung? Bagaimana apanya?" Nayeon balik bertanya, pura-pura tidak peka terhadap pertanyaan JB.

"Tidak biasanya kau begini? Biasanya selalu semangat ketika membahas Jinyoung" cibir JB.

"Apa ada masalah?" Tanya JB lagi.

"Aku hanya merindukan Ibu" jelas Nayeon.

"Kau tahu, kehadiranmu disini membuatku sedikit merasa lebih hidup. Hari-hari dimana aku sendiri dan dikelilingi roh-roh yang begitu menyeramkan membuatku begitu lelah. Lelah fisik dan juga lelah batin.  Jujur aku hanya minta sehari saja, atau mungkin sejam agar ibu bisa menemaniku atau mendengar ceritaku" tutur Nayeon panjang lebar.

"Wah, wah, yang sabar adik kecilku. Ngomong-ngomong, kau harus semangat, apa kau lupa kesepakatan awal kita?" Tanya JB.

"Tentu saja tidak, aku jadian dengan Jinyoung dengan sedikit bantuan darimu dan setelah itu kau akan menghilang" jawab Nayeon datar.

"Nayeon~a, sepertinya kita sudah pernah membahas ini" kata JB putus asa dengan sikap Nayeon.

"Semakin lama kau berkeliaran di dunia roh, maka bisa saja kau berubah menjadi roh jahat. Maka dari itu, kau ingin aku segera jadian dengan Jinyoung. Tapi, apa kau tahu?" Nayeon menghela napasnya berat, seakan tidak sanggup menyelesaiakan kalimatnya.

"Apa kau tahu? Aku senang bersamamu. Aku bersyukur memiliki kemampuan ini, aku senang punya seseorang yang bisa kuajak berbicara. Aku sangat bersyukur" tutur Nayeon, suaranya bergetar dan air matanya mulai mengalir.

"Nayeon~a, kenapa kau menangis? Sudah, kita bahas ini lain kali" JB mulai panik melihat keadaan adiknya.

"Oppa ! Jujur aku senang bisa sedekat ini dengan Jinyoung, tapi kenapa sekarang ini aku takut? Aku takut, jika saja Jinyoung menyatakan perasaannya padaku, maka kau..... kau akan" suara Nayeon melemah, sekarang hanya isakan tangis yang terdengar dari bibir gadis itu.

"Nayeon~a !! Berhentilah !!! Sikapmu sangat egois !! Mari selesaiakan ini sekarang" suara JB meninggi namun tetap lembut, ia khawatir dengan keadaan adiknya sekarang.

"Kau tahu? Jika seseorang bisa pergi dengan tenang, maka ia akan bereinkarnasi. Jika, aku berhasil pergi, percayalah kita akan bertemu lagi" jelas JB sambil mengusap kepala Nayeon, yang tentu saja tidak akan di rasakan oleh gadis itu.

Cupid GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang