"Siapapun tolong aku!!"
****
Wajah-wajah sedih dengan ekspresi khawatir membuat suasana diruangan bernuansa putih itu terlihat sangat muram. Seorang gadis terus mondar mandir sambil menggigit kukunya, raut mukanya terlihat cemas.
"Nayeon~a, sebaiknya kau duduk dulu" Jinyoung berdiri sambil menenangkan gadis bergigi kelinci yang biasa dipanggil Nayeon tersebut.
Nayeon menatap Jinyoung dengan sendu, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Nayeon tidak pernah berbicara sejak mendapat telepon beberapa menit lalu dari ibunya tentang kondisi kakaknya yang tiba-tiba saja kritis. Disatu sisi ia sangat senang mengetahui bahwa kakaknya itu masih hidup, namun disisi lain ia khawatir tentang keadaan kakaknya itu. Apakah ini akan menjadi terakhir kalinya.
Nayeon beralih menatap ibunya, wanita yang ditatapnya itu tengah menunduk dengan mata yang sembab, Mina yang juga berada disana terus-menerus mengusap punggung ibu Nayeon.
Nayeon menghela napasnya, tangannya mengepal.
"Apa hanya aku yang baru mengetahui ini?" Lirih Nayeon
Semua mata kini tertuju pada Nayeon
"Kenapa ibu merahasiakan ini?" Tambahnya lagi
Mrs. Im yang mendengar kalimat itu segera berdiri dan langsung memeluk anak gadisnya tersebut.
"Maaf, ibu sama sekali tidak sengaja merahasiakan ini. Kau tahu kan ingatanmu saat itu memburuk. Jika kau mengetahui ini, ibu takut trauma mu akibat kecelakaan itu kembali" jelas Mrs. Im dengan tetap memeluk Nayeon sambil mengusap rambut anaknya.
Air mata Nayeon kini tak terbendung ia menangis di bahu ibunya. Protes-protes yang tadinya ingin ia surakan kembali tertahan.
"JB oppa bertahanlah" Batin Nayeon
***
Sudah 2 hari Nayeon menunggui kakaknya di rumah sakit. Ia selalu menyempatkan waktunya untuk ke rumah sakit disela-sela kesibukannya di sekolah dan jam tambahan. Dua minggu lagi ujian, nayeon sekarang jarang bertemu teman-temannya, bahkan Jinyoung.
Nayeon menggenggam tangan JB. Nayeon masih belum percaya bahwa raga kakaknya masih disini.
"Apa kakak sudah kembali?"
****
Sinar lampu berwarna putih neon itu sangat menyilaukan membuat seorang laki-laki harus berusaha lebih keras untuk membuka matanya. Samar-samar dilihatnya bayangan seorang gadis bergigi kelinci menangis dihadapannya.
Laki-laki itu merintih kesakitan dengan suara yang lemah, saat mencoba bangkit. Otot-otot tubuhnya sepertinya belum menyesuaikan diri.
"Oppa?!!!! Ibu, oppa sudah sadar !!! Cepatlah!!!! " Gadis bergigi kelinci tadi berteriak dengan sangat antusias namun masih dengan air mata membasahi pipinya.
"Apa aku sedang bermimpi?" Pikir laki-laki tersebut.
"Siapa gadis itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupid Ghost
FanficPeka terhadap roh atau hantu memang merupakan kelebihan dari gadis bergigi kelinci atau yang lebih akrab di sapa Nayeon itu. Namun, sepertinya dia sangat membenci bakat yang dimilikinya ini. Dia sering sekali mengeluh jika melihat hantu, tapi bagai...