"Jaebum~a, kembalilah"
"Ibu? Apa maksudnya?" JB memandang Ibunya yang baru saja membuka pintu rumah, raut wajahnya terlihat lelah.
"Ibu sepertinya kau benar-benar lelah, andai saja aku bisa memelukmu" lirih JB.
Mrs.Im mengeluarkan beberapa barang dari tas besar yang ia bawa. Setelah mengosongkan tas itu, kakinya melangkah ke lantai atas lalu memasuki sebuah ruangan.
"Ruangan itu kan kamarku?" Tanya jB, yang sedari tadi mengikuti Ibunya.
Mrs.Im merogoh sebuah kunci dari sakunya, lalu membuka lemari yang ada di dalam ruangan tersebut, ia lalu mengambil beberapa pakaian dan meletakannya kedalam gardus-gardus yang entah sejak kapan sudah ia siapkan.
"Baju-baju ini sudah pasti tidak akan muat lagi" gumam Mrs.Im
"Sepertinya aku harus membeli beberapa baju lagi, anak itu tumbuh dengan cepat" Mrs.Im menyeka air matanya yang hendak keluar sambil terus melanjutkan pekerjaannya.
"Anak itu? Siapa? Apa Ibu punya anak angkat?" JB terus memandangi Ibunya yang sedang berkemas, tidak lama setelah itu Ibunya pergi sambil membawa 2 Tas besar.
"Sebenarnya, kemana saja Ibu pergi dinas?" Batin JB.
****
"Wah Filmnya begitu hebat" Ujar Nayeon sambil terus membayangkan adegan yang ia nonton tadi.
"Apa kau senang?" Tanya Jinyoung sambil menepuk-nepuk pelan kepala Nayeon.
"Senang sekali" Jawab Nayeon tersenyum memamerkan gigi kelincinya yang manis.
"Kau mau kemana lagi?" Tanya Jinyoung lagi.
"Kita pulang saja, ini sudah malam" jawab Nayeon sambil fokus melihat layar ponselnya.
Di dalam mobil Nayeon tidak banyak bicara begitu juga dengan Jinyoung. Mereka berdua tenggelam kedalam pikirannya masing-masing.
"Emm, Nayeon~a!" Panggil Jinyoung memecahkan kesunyian yang sedari tadi menyelimuti mereka.
"Ada apa?" Tanya Nayeon sambil meletakan ponselnya kedalam mini bagnya.
"Maaf sebelumnya, apa kau punya saudara?" Tanya Jinyoung yang tetap fokus menyetir.
"Hmm? Entahlah ! Aku merasa seperti anak tunggal" jawab Nayeon sesantai mungkin, walaupun sekarang ia sedang berbohong.
"Oh okay. Ngomong-ngomong apa aku boleh bertanya? Aku ingin meminta saran darimu" Tutur Jinyoung.
"Silahkan, akan aku tanggapi semampuku" jawab Nayeon yang mulai serius dengan perkataan Jinyoung.
"Dulu saat kelas satu SMP, aku bertemu seorang hyung yang sangat hebat. Ia baik, dan sudah aku anggap seperti kakakku. Karena aku anak tunggal, aku selalu berharap memiliki kakak sepertinya" Jinyoung mulai bercerita dengan tatapan lurus pada jalanan yang sedang ia lalui.
"Suatu hari, aku bertanya padanya. 'Bagaimana caranya agar dia resmi menjadi kakakku?'.Dia pun menjawab, 'nikahi saja adikku' dengan begitu aku bisa resmi menjadi adiknya , aku menyetujui idenya, yang terlintas dibenakku saat itu adalah, aku harus menjadi adiknya"
-Deg, hati Nayeon sedikir perih mendengar cerita Jinyoung, entah kenapa membuatnya ingin meneteskan air mata.
"Aku sudah lama tidak bertemu dengannya, tapi aku selalu mencari keberadaannya dan juga adiknya, tapi selama pencarian aku jatuh cinta pada seseorang. Bagaimana menurutmu? Apa aku harus menepati janji atau mengingkarinya?" Tanya Jinyoung, ia terlihat fokus tapi tatapannya menunjukan kekosongan dan kegundahan yang sangat mendalam.
Nayeon merasa tak bisa lagi menahan sesak didadanya, dua fakta yang membuatnya sakit, pertana janji Jinyoung, dan yang kedua fakta bahwa Jinyounh menyukai seseorang
"Itu terserah padamu, tapi sebaiknya tepati janjimu" ujar Nayeon pelan.
"Tapi bagaimana? Karena yang aku cintai adalah..."
Bruk
"Sepertinya kita menabrak seseorang !" Pekik Nayeon.
Wajah Jinyoung berubah pucat, dengan panik ia keluar mengecek apakah benar ada yang ia tabrak. Bingo! Seorang gadis kecil sedang tergeletak tak berdaya di depan mobil Jinyoung.
"Cepat bawa dia kerumah sakit, jangan diam saja" ujar Nayeon yang mulai mendekati gadis kecil itu.
Jinyoung segera mengangkat gadis itu, dibaringkannya perlahan dan Nayeon ikut menemani gadis kecil itu di jok belakang. Gadis itu tidak sepenuhnya pingsan, Nayeon masih bisa mendengar rintihan-rintihannya yang sangat pelan.
"Bertahanlah" ujar Nayeon sambil mengusap tangan gadis kecil tersebut.
****
"Dia tidak apa-apa, lukanya juga tidak ada yang serius. Dia hanya shock" ujar dokter itu membuat Nayeon dan Jinyoung menghembuskan napas lega
"Untunglah, aku aka menjaganya sampai dia siuman" Kata Nayeon.
"Lalu? Aku?"
"Kau urus saja administrasinya, dan bisakah kau membelikan dia beberapa pasang pakaian?"
"Baiklah"
Nayeon yang sedari tadi menunggui gadis kecil itu merasa lelah sehingga tertidur. Belum lama Nayeon terlelap, ia diganggu oleh pergerakan gadis kecil tersebut.
"Kau sudah sadar?" Tanya Nayeon sambil membenarkan posisi duduknya.
"Dimana ini?" Tanya gadis itu khas seperti orang linglung.
"Kau dirumah sakit, maafkan eonni karena sudah menabrakmu. Siapa namamu? Namaku Nayeon" Tutur gadis Bergigi kelinci itu sambil tersenyum.
"Kim Dahye"
"Ah, Dahye berapa umurmu?"
"10 tahun"
"Oh aku ingat kejadian malam itu" cerocs Dahye, sepertinya dia anak yang pintar.
"Eonni dengar aku!, aku sepertinya mempunyai ikatan batin denganmu dan ini rahasia, aku bisa melihat roh, karena itulah aku lari dan sebenarnya akulah yang menabrak mobil eonni. Jadi, aku yang harus minta maaf"
Nayeon ingin tertawa mendengar penuturan gadis kecil itu. Ia merasa menemukan teman satu spesiesnya.
"Benarkah kau bisa melihat roh?"
"Iya, dan aku tahu eonni juga begitu"
"Bagaimana kau bisa tahu?"
"Kemampuanku lebih tinggi dari pada eonni, aku bisa membedakan aura orang biasa dan aura orang sepertiku. Sedangkan, pada roh aku bisa merasakan apa mereka roh tersesat atau roh yang memang raganya sudah tidak ada di dunia ini" jelasnya.
"Sebentar, jelaskan padaku sebenarnya Kau ini apa dan siapa?" Nayeon mulai takut dengan gadis polos didepanya itu
"Eonni apa kau tidak ingat aku? Kita pernah bertemu sebelumnya, di saat kita masih menjadi jiwa yang tersesat"
****
To Be Continued
![](https://img.wattpad.com/cover/107440805-288-k543527.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupid Ghost
FanficPeka terhadap roh atau hantu memang merupakan kelebihan dari gadis bergigi kelinci atau yang lebih akrab di sapa Nayeon itu. Namun, sepertinya dia sangat membenci bakat yang dimilikinya ini. Dia sering sekali mengeluh jika melihat hantu, tapi bagai...