Meet Me After Sunset

227 39 1
                                        

"Park Jihyo apa yang kau lakukan?!!" Pekik Nayeon, memecahkan suasana kelas yang damai sebelum serangan suara lumba-lumbanya itu.

Dan tentu saja bisa di tebak. Sang terdakwa tidak ada di kelas, entah kapan ia melarikan diri.

"Tunggu saja Park Jihyo" ujar Nayeon geram.

****

Hari ini benar-benar menjadi kesenangan bagi semua siswa di kelas Nayeon. Sejak pagi tadi tidak ada satu gurupun yang masuk.

Nayeon sejak tadi menunggu Jihyo, ia ingin menghakimi gadis itu yang dengan seenaknya mengirim pesan lewat handphonenya. Tapi, entah kenapa gadis itu belum masuk ke kelas juga.

"Semuanya tolong!!"

Tiba-tiba seorang siswi teman sekelas Nayeon beteriak sambil mendobrak pintu yang bahkan tidak dikunci. Raut wajahna terlihat panik.

"Ada apa?!" Tanya seisi Ruangan pada gadis tadi.

"Jihyo, Jihyo kesurupan "

"Hah Jihyo?! Dimana?!" Nayeon berlari menghampiri gadis tadi dengan khawatir.

"Di toilet lantai 2, kejadiannya setelah dia keluar dari toilet" jelas gadis itu.

Tanpa basa basi Nayeon berlari ke toilet tersebut, teman-teman sekelas Nayeon berlari di belakang Nayeon dan beberapa orang ditugaskan memanggil guru.

"Akhirnya kau datang, Im Nayeon. Aku tidak butuh siapapun kemari" seringai Jihyo yang diikuti oleh suara pintu tertutup dengan keras walau tidak ada yang menyentuhnya.

Nayeon berbalik mencoba membuka pintu tersebut tapi nihil.

"Percuma saja Im Nayeon" Jihyo mendekati Nayeon, lalu tiba-tiba berteriak khas orang kesurupan. Suara pintu yang digedor-gedor dari luar menambah kebisingan toilet tersebut.

"Kau siapa? Keluarlah? Kita bicarakan ini baik-baik" Kata Nayeon dengan tegas.

Tidak ada respon, Jihyo tetap berteriak-teriak seakan melakukan perlawanan kepada roh yang ingin mengambil alih tubuhnya.

"Kau dengar aku kan?! Keluar sekarang !!!" Bentak Nayeon.

Suasana berubah hening sesaat tubuh Jihyo ambruk lalu Nayeon dengan sigap menangkapnya. Suara gedoran pintu masih terdengar, tiba-tiba pintunya terbuka dengan kasar menampilkan wajah-wajah khawatir diluar sana.

"Kalian tidak apa-apa?" Tanya seorang guru yang dengan spontan mengisyaratkan beberapa murid untuk membawa Jihyo ke UKS.

"Aku baik-baik saja, tolong urus Jihyo dengan baik" Kata Nayeon.

Satu persatu murid meninggalkan toilet tersebut. Sekarang, hanya Nayeon yang masih disana, ia terus menatap sekeliling dengan malas.

"Hey, keluarlah ! Sekarang sudah sepi !"

Nayeon terlalu malas untuk menunggu. Ia pun meninggikan suaranya, seakan-akan sekolah ini miliknya.

"Hey!!! Aku tidak punya waktu untuk menunggumu. Cepat keluat atau aku akan pergi" ancam Nayeon.

"Anu, aku minta maaf atas kejadian tadi" tiba-tiba terdengar suara seorang wanita.

"Kau siapa?" Nayeon menatap sosok itu. Sosok dengan kulit pucat dan dipenuhi bercak darah, wajahnya pun terlihat menyeramkan.

"Namaku Wendy. Mungkin kau tidak mengenalku"

"Baiklah Wendy, apa yang bisa aku bantu?"

"Tolong aku menemukan pembunuhku! Aku mohon!"

"Hah? Sebentar, apa kau anak pindahan yang meninggal akibat bunuh diri di toilet ini beberapa tahun lalu?"

"Ck, kisahku benar-benar populer ternyata. Bunuh diri? Lucu sekali, aku tidak akan melakukan hal bodoh seperti itu. Sedepresi apapun diriku, aku tidak akan bunuh diri"

"Baiklah, baiklah, ayo cepat selesaikan ini. Aku sudah minta izin tidak masuk kelas hari ini. Pertama-tama aku butuh tempat yang layak untuk mendengarkan ceritamu"

****

"Kau dibunuh?!!" Teriak Nayeon kaget.

"Aku kan sudah bilang sebelumnya, bahwa aku ingin kau menemukan pembunuhku. Saat itu malam hari, dan aku tidak melihat wajahnya dengan jelas" Ujar Wendy.

Flashback

"Hi, You!"

Gadis blasteran itu membuka secarik kertas dan membacanya dengan ekspresi bingung. Ia memandang tajam ke sekeliling, tidak ada siapapun.

"Apa yang aku harapkan? Semenjak pindah kesini kan aku selalu sendiri. Tidak mungkin pesan dikertas ini untukku"

Gadis itu menghela napasnya kasar, lalu meninggalkan ruangan tersebut.

"Huh! Aku rindu rumahku"  ujarnya sambil menyandarkan kepalanya di jendela bus.

"Nak, bangunlah kau selalu berhenti disini kan?!" Teriak supir bus yang memang sudah hafal dengan kebiasaan wendy.

"Ah, terima kasih. Aku ketiduran, maaf sudah merepotkan" Kata Wendy sambil menundukkan kepalanya yang dibalas senyuman oleh supir bis tersebut.

"Dingin sekali hari ini" Wendy bermonolog sambil memasukan tangan ke saku jaketnya.

"Hah apa ini?"

Lagi-lagi secarik kertas seperti yanng ia dapatkan di sekolah sore tadi.

"Perasaan aku sudah membuangnya" ucapnya sambil membuka kertas tersebut.

"Be my friend?!"

"Tulisannya berbeda, apa maksudnya ini?" Batin Wendy.

Sudah seminggu ini Wendy terus-terusan mendapatkan pesan aneh. Pesan yang terus memintanya untuk berteman. Kali ini secarik kertas itu muncul lagi. Perlahan Wendy membuka kertas tersebut.

"I wanna be your friend. Let's Meet after sunset in rooftop"

"Hah? Ini pasti hanya perbuatan usil seseorang"

"After sunset?"

To Be continued
♡♡♡

Cupid GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang