20. Penjelasan Kiki

4.4K 803 67
                                    

Happy reading📖

✉✉✉

Setelah kejadian Iqbaal dan Aldi di lapangan, bunda Iqbaal tidak mengizinkan Iqbaal untuk bersekolah lebih dulu. Karena, lebam yang Iqbaal dapati cukup parah sehingga takut mengganggu teman-teman yang lain.

Kiki terdiam seraya menatap Aldi. Sudah dua hari, termasuk dengan hari ini Iqbaal tidak sekolah. Namun, mereka belum menjenguk laki-laki itu.

Sepertinya, Kiki harus mewakili Iqbaal untuk menjelaskan segala yang sudah terjadi. Kiki tidak ingin persahabatan di antara mereka hancur karena keegoisan.

"Di, gak mau jenguk Iqbaal?"

Aldi menolehkan kepalanya kearah Kiki, kemudian menggedikkan bahunya, "Nggak tau."

"Gue tau lo kesel banget sama dia, bahkan mungkin kecewa. Tapi, dia sahabat kita, Di."

"Gue nggak terima dia ngelakuin itu!"

"Gue tau lo bermaksud buat ngelindungin (Namakamu). Tapi, apa lo nggak ngerasa kasihan sama Iqbaal? Lo harus tau kalo kemarin dia nangis depan gue. Dan itu pertama kalinya gue ngeliat dia nangis karena cewek setelah bertahun-tahun gue sahabatan sama dia." ujar Kiki mencoba untuk tenang. Dia tidak ingin awal penjelasannya membuat Aldi merasa tersinggung dan kejadian seperti kemarin kembali terjadi.

"Dia brengsek Ki, dia nyakitin perasaan (Namakamu) yang gue anggap seperti adik gue sendiri. Dia selingkuh!" Aldi tetap dengan pendiriannya.

Kiki menghela nafasnya mendengar nada ucapan Aldi yang sedikit lebih tinggi. Membuat beberapa teman mereka menatap mereka sejenak.

"Tapi nggak seharusnya lo mukulin Iqbaal kayak kemarin. Lo bahkan gatau alesan dia ngelakuin itu. Gue kayak begini karena Iqbaal udah jelasin semuanya sama gue. Dia bahkan udah nggak ada hubungan apapun sama Shava."

"Maksud lo?" Aldi mengerutkan dahinya, tatapan yang semula menguap marah kini berubah.

Kiki tersenyum kecil, melirik (Namakamu) sekilas yang kini tengah menatap ponsel barunya dengan headset melekat di kedua telinganya. Bisa di pastikan bahwa (Namakamu) tidak mendengar pembicaraan mereka.

"Ya, malam itu juga dia mutusin Shava karena dia sadar kalo apa yang dia lakuin itu salah. Dia sayang banget sama (Namakamu)."

Aldi diam tidak berkutik. Merasa tega karena telah menghakimi Iqbaal. Selalu menyudutkan bahwa laki-laki itu salah. Iya, Iqbaal memang salah. Tapi, Aldi tidak tahu kalau Iqbaal sudah menyadari kesalahannya. Dan, Iqbaal juga tidak membalas perlakuannya saat dia pukul kemarin.

Tidak ada kesalah pahaman di sini, karena kenyataannya Iqbaal memang selingkuh. Hanya saja Aldi yang terlalu gegabah tanpa mau tau kenyataan selebihnya. Sehingga dia tidak tahu bahwa Iqbaal sudah memutuskan Shava semalam.

"Nggak ada salahnya buat minta maaf, Di. Minta maaf bukan berarti kita harus salah. Jangan sampe masalah ini berlarut-larut dan ngerusak persahabatan kita."

"Iya, Ki"

"Sekarang, bantuin gue buat jelasin semuanya sama (Namakamu)."

Aldi mengangguk. Kiki pun berdiri dan pindah ke tempat duduk milik Iqbaal. Menyadari kehadiran Kiki, (Namakamu) mengangkat wajahnya. Dia langsung melepas headset pada telinganya dan meletakkan ponselnya di atas meja.

"(Nam), gue boleh tanya?" tanya Kiki tanpa basa-basi.

"Tanya apa?"

Kiki terdiam sejenak, dia melirik Aldi yang tetap berada di kursinya kemudian kembali menatap (Namakamu), "Apa setelah kejadian kemarin, lo benci sama Iqbaal?"

Best(boy)Friend [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang