Happy reading📖
✉✉✉
Sejak habis istirahat mood (Namakamu) terasa menurun karena Iqbaal. Namun, Iqbaal berlaku seperti dia tidak membuat kesalahan apapun. Dia bahkan tidak bertanya mengapa (Namakamu) murung sejak habis istirahat, atau dia memang tidak menyadarinya?
Dan yang paling membuat (Namakamu) kesal adalah ketika jam kosong di pelajaran Bahasa Indonesia, laki-laki itu justru menelpon Shava yang mungkin memang tengah jam kosong juga di kelasnya. (Namakamu) mendengar setiap kata yang Iqbaal ucapkan pada gadis itu. Sungguh membuat (Namakamu) muak.
Namun satu hal yang membuat (Namakamu) sedikit senang adalah, Aldi tidak menyukai hubungan Iqbaal dan Shava. Entah apa alasannya laki-laki itu tidak memberitahunya. Tidak apa, setidaknya dia memiliki teman dan berdoa untuk akhir hubungan mereka.
Bukannya jahat dengan sahabat sendiri, dia hanya ingin Iqbaal tidak melupakannya. Memang, dia menyukai Iqbaal dan laki-laki itu tidak menyukainya. Tapi setidaknya, dia ingin Iqbaal menemukan perempuan yang tidak membuat Iqbaal lupa akan keberadaannya. Tidak seperti saat ini.
Berpikir mengenai Iqbaal memang tidak ada selesainya, hal itu membuat (Namakamu) mencari hal lain yang lebih baik untuk dia pikirkan selain Iqbaal.
Dia merebahkan tubuhnya di atas kasur usai mengganti seragamnya dengan pakaian santai. Mengotak-atik ponselnya, melihat sosial media yang dia punya untuk mengeksplor keadaan dunia luar.
Notifikasi Whatsapp membuat (Namakamu) yang tengah melihat beranda Instagram pun terhenti. Dia beralih menuju Whatsapp dan terdiam kala melihat Iqbaal mengrimkan sebuah gambar. Setelah dibuka, ternyata itu adalah gambar sebuah eskrim.
[Pic]
Eskrimnya enak sumpah, nanti gue traktir lo di sini aja, yaa. Gue yakin lo pasti suka. Beruntung bgt shava ngajak gue kesini wkwkwk
Iqbaal 14:50(Namakamu) menatap malas ponselnya. Namun, dia tetap mengetikkan sebuah pesan sebagai balasan atas pesan yang Iqbaal kirim tadi.
Dh gk minat.
14:51Setelahnya, dia mematikan data seluler di ponselnya. Biasanya dia tidak tanggung-tanggung untuk mengaktifkan airplane mode. Agar laki-laki itu tidak dapat menghubunginya. Namun, kali ini tidak.
Dia sangat hapal dengan kelakuan Iqbaal. Jika dia sudah membalas pesan dengan singkat seperti tadi, maka Iqbaal akan memboom ponselnya dengan panggilan-panggilan hingga dijawab olehnya.
Hal itu membuat (Namakamu) merasa senang. Dia merasa begitu dibutuhkan oleh Iqbaal. Seolah Iqbaal tidak ingin jauh darinya barang sedetik.
Namun, hingga setengah jam berlalu, tidak ada panggilan atau pesan singkat dari Iqbaal. Membuat (Namakamu) kecewa karena Iqbaal benar-benar tidak mengindahkan keberadaanya. Bahkan Iqbaal tidak merasa heran atau bertanya tentang balasan singkat dari (Namakamu).
(Namakamu) meletakkan ponselnya dengan lemas. (Namakamu) kini di nomor dua kan oleh Iqbaal. Jika tengah bersama Shava, maka gadis itu yang menjadi prioritas Iqbaal.
Itu membuat (Namakamu) sedikit kecewa. Namun, dia juga tidak bisa berbuat banyak. Dia tidak mungkin marah-marah karena Iqbaal tidak memprioritaskannya lagi. Ini sudah menjadi hak Iqbaal ingin mengutamakan siapa. Sudah menjadi nasibnya seperti ini.
Akhirnya, (Namakamu) memilih untuk tidur. Dia berharap dengan tertidur rasa sesak, kesal dan kecewanya hilang agar dia tetap bisa bersikap seolah tidak terjadi apapun di hadapan Iqbaal nanti.
**
"Maaf yaa, kemarin nggak bales chat lo. Soalnya Shava langsung pinjem handphone gue. Dia maksa banget,"
![](https://img.wattpad.com/cover/143387167-288-k114504.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Best(boy)Friend [complete]
Fanfic"Tipe cewek yang biasa disukain sama cowok itu yang gimana, sih?" "Kalo tipe gue, yang pasti pinter, kalem, kalo untuk fisik nggak usah tinggi-tinggi deh, cukup sedagu gue aja biar gue gampang buat cium keningnya hehe. Terus gampang juga buat di pel...