16. Ruang Osis

4.3K 809 202
                                    

Happy reading📖

✉✉✉


(Namakamu) menopang dagunya, dia merasa bosan saat ini. Kemungkinan, selama 2 hari kedepan kelasnya akan bebas dari kegiatan belajar mengajar di karenakan rapat guru. Tau seperti itu, kenapa tidak di liburkan saja?

"Kalian bete nggak, sih? Gue bete banget." (Namakamu) memutar posisi duduknya, menghadap kearah Kiki, Aldi dan Tesa. Semenjak dia menjadi pacar Aldi dua minggu lalu, gadis itu memang sering bergabung dengan mereka.

"Iya, kenapa nggak libur aja, ya? Kan enak bisa tidur puas di rumah." jawab Tesa menimpali. Wajah dua gadis itu sudah sangat murung karena bosan.

"Gimana kalo kita main aja," tawar Kiki. Iqbaal yang sedaritadi sibuk dengan ponsel pun mulai tertarik.

"Main apaan?" tanya Iqbaal.

"Ngapain aja dari tadi? Sibuk sama handphone, bikin aku bete aja." cibir (Namakamu) membuat Iqbaal tertawa renyah. Dia mengacak rambut gadisnya lembut.

"Maaf, sayang." (Namakamu) hanya mencebikkan bibirnya membuat Iqbaal semakin gemas.

"Main apaan, Ki?" tanya Aldi.

"Truth or Dare."

"Ah, udah basi banget," cetus Tesa.

"Dari pada nggak ngapa-ngapain, kan?" semua terdiam mendengar ucapan Kiki, memang ada benarnya juga, sih.

"Yaudahlah, ayo" ujar Aldi dan Iqbaal hampir bersamaan.

Tesa mengambil spidol papan tulis miliknya. Semua mulai mencari posisi masing-masing. Meja bagian Aldi dan Kiki di kosongkan agar memudahkan mereka untuk memutar spidol tersebut.

Kiki memutar spidolnya, kemudian menunggu di mana orang sial yang di tunjuk oleh spidol itu.

"Tesa!" pekik (Namakamu) dengan riang, menepuk tangannya beberapa kali. Gadis itu terlihat seperti anak kecil, namun tetap lucu.

Sementara Tesa hanya bisa menghembuskan nafasnya, dia pasrah saja lah.

"Oke, Truth or Dare?"

"Truth,"

"Gue aja yang kasih pertanyaan, ya?" pinta Aldi. Semua menganggukkan kepalanya.

Aldi tersenyum kalem kemudian menatap genit kearah Tesa. Tesa yang memang anaknya kalem hanya bisa senyum-senyum doang.

"Sejak kapan suka sama aku?"

"Ih, pertanyaannya nggak berfaedah banget, sih." protes Tesa, terlihat wajahnya mulai memerah.

Kiki, Iqbaal dan (Namakamu) hanya bisa tertawa renyah.

"Jawab aja, sih."

"Ish, iya-iya! Sejak kamu mulai ngechat aku terus," jawab Tesa seraya menundukkan kepalanya.

"Oke, main lagi,"

Kiki kembali memutar spidolnya, dan kali ini yang kena adalah..

"Whoa! (Namakamu)!" pekik Aldi dengan riang.

"Ah! Truth. Pokoknya gue mau Truth aja nggak mau Dare." pinta (Namakamu) langsung. Dia sedikit heboh hingga membuat beberapa temannya menatap heran kearahnya.

"Oke, kali ini biar gue yang kasih pertanyaan," ujar Kiki seraya melambai-lambaikan tangannya.

(Namakamu) menatap Kiki dengan tegang, semoga Kiki tidak memberikan pertanyaan yang aneh-aneh.

Best(boy)Friend [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang