Fakultas Ekonomi dan Bisnis
"Hey, Mar," kata Brian singkat sambil menatap sang mantan yang tiba tiba menghampirinya jauh jauh dari fakultas hukum.
Amara menarik tangan Brian ke sebuah pojokan dekat kolam berlambang universitasnya. Mereka berdua menemukan sebuah tempat yang cukup tenang untuk berbincang private.
"Kamu apa kabar?" tanya Amara tiba tiba dengan nada manja seakan berbicara rindu. Brian mendengus mendengar permainan lama Amara.
Brian pertama kali bertemu Amara di sebuah acara dugem waktu mereka SMA. Waktu itu Rizky, sahabatnya sekaligus selebgram kondang Jakarta, mengenalkannya pada sekelompok anak dari SMA-nya Amara yang kebetulan merupakan sekolah homogen yang isinya cewek semua. Brian dan Amara langsung nyambung dan akhirnya sekitar bulan Juli, setelah pengumuman SBMPTN, Brian mengutarakan perasaanya dan mereka resmi jadian.
Setelah menjalani hubungan, ternyata kesibukan latihan Brian tidak bisa diterima oleh Amara yang menjadi sering marah-marah dan akhirnya mereka memutuskan untuk putus. Setiap Brian ingin menjauh, Amara seakan akan kembali menariknya.
"Kamu ada cewek baru?"
Brian menggeleng. "Kenapa masih peduli, Mar? Kamu kan yang jalan sama Satria."
Amara kaget. Darimana Brian memperoleh informasi itu?
"Bri... aku tuh."
"Mar, udah. Kita udahan, kamu bahkan yang dulu minta. Kamu capek kan? Aku juga capek. Ini yang terbaik, Mar."
Amara mengeluarkan senjata andalanya. Ya,dia tau dibalik gaya jagoan sepak bolanya, ada sisi lembut di hati Brian yang tidak kuat melihat Amara menangis. Jurus yang tidak pernah gagal.
Amara mulai mengeluarkan air matanya dan terisak, "kamu kok tega sih, Bri. Aku kan mau berubah."
Saat itu hati Brian mulai sedikit melunak lagi. Ia tak tega melihat Amara terisak. Rasanya Brian ingin mendekap Amara. Namun omongan papinya terngiang di telinga Brian. "Jadi laki laki harus punya sikap. Malu sama tit*t."
"Mar... aku sayang sama kamu. Dulu kita coba ini dan ternyata apa? Kita sama sama gak ada yang mau ngalah. Kamu nganggep kegiatan yang sangat aku sukain tuh gak guna kan?"
Amara tidak bisa membalas ucapan Brian. Memang waktu itu ucapannya kelewatan. Brian baru saja kalah di pertandingan penting dan Amara sedang bertengkar dengan temannya. Saat Brian gak responsif, Amara malah marah-marah sendiri ke Brian.
"Udah ya, Mar. Aku mau kuliah."
Brian melangkah menjauhi Amara.
"Kamu jahat!"
Arggg. Ada ga sih cewek yang gak suka drama. Cewek itu emang makhluk aneh! Brian mengacak rambutnya pusing dengan kelakuan sang mantan. Saat saat pusing gini, Brian langsung mencari teman setianya di tas nya. Ya, vape, alias rokok elektronik
Pandangan orang orang langsung menoleh ke arah Brian. Ada loh mahasiswa tingkat 1 yang berani jalan jalan di tengah fakultas sambil nge vape. Yap, itulah Brian. Gaya badboy tapi hatinya halus.
Tak butuh waktu lama untuk Brian sampai di kantin. Ia clingak clinguk mencari Rizky sahabatnya.
"Halo Risya... Iya nih gue lagi di kampus," ujar suara dari pojokan kantin yang agak sepi
"Nah itu dia," Brian langsung duduk di samping sahabatnya yang seperti prediksinya, lagi live instagram.
Dari jauh ia memperhatikan sahabatnya yang mengenakan polo shirt dan celana jeans. Wajah Rizky yang memang orang Bandung asli memang tampan dan mudah memikat wanital Namanya mulai naik ketika ia memacari pemain film terkenal Shafira Nabila. Sejak putus dari Shafira, Rizky memiliki fanbase nya sendiri dan sekarang terkenal sebagai selebgram yang sering di endorse berbagai produk dan kehidupannya selalu menjadi bahan kepo-an cewek cewek di Jakarta. Bagian buruk dari cerita ini adalah... Brian kena getahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mio Figlio
Teen FictionNongkrong bareng, tukar-tukaran jeans, hingga sharing masalah cewek bukanlah hal yang aneh bagi Bagaskara Prasaja dan anak laki-lakinya yang sudah menginjak 18 tahun, Briantama Satrya Prasaja. Bagi Bagas yang harus menjadi sosok ayah di usia sanga...