Bagian 27: Last Wish

2.4K 232 44
                                    


Flashback Malam setelah Kirana melakukan test kehamilan

Mike memasuki rumah Kirana. Ia masih memasang senyum tengilnya, belum mengetahui berita yang akan Kirana sampaikan. Ia tidak curiga apapun ketika Kirana mengirim pesan bahwa ia ingin bertemu dengan Mike malam ini.

"She's craving for Roger's D*ck" pikir Mike dalam hati.

Mike mengetuk pintu dan menyadari pintu tidak terkunci. Ia melihat Kirana duduk melamun di sofa sambil menangis. Mike berjalan dan duduk di samping Kirana lalu memeluknya.

"Kenapa, Kirana?"

Kirana menyerahkan beberapa buah test peck berbeda merk yang bertanda positif. Wajah Mike berubah agak sedikit pucat. "It's HIS. Right?"

"Mike, ini anak lo."

Mike tertawa kecil. Kirana pasti menjebaknya. "Becanda lo gak lucu!"

"LIHAT GUE! GUE KELIHATAN KAYAK BERCANDA!" bentak Kirana histeris.

"Gue tau darimana ini anak gue? Hah? You're a slut that sleeps with everyone!"

PLAKKK!!

Kirana menampar wajah Mike hingga terdapat bekas merah di pipi putih Mike. Kirana mulai menangis terisak. "Gue gak ngelakuin sama siapa-siapa lagi akhir akhir ini. Cuman sama lo waktu itu."

"Brian?"

"Gue gak ngelakuin apa-apa sama Brian. Mike, ini anak lo! Please lo inget kan malam itu!"

Mike beridiri dan mengusap wajahnya dengan frustasi. Ia terlihat sangat gelisah mencoba menolak. "Lo gila."

"Mike, please gue mohon. Ini anak lo. Please kita harus besarin anak ini bareng-bareng. Gue gak bisa lakuin ini sendiri. Mike, gue gak tau bahkan gue harus gimana." Kirana mencoba memeluk Mike dan menumpahkan semua kegalauannya.

"JEEZ!! FUCK!" maki Mike frustasi dan mulai menyalakan rokoknya.

"LO BERANI SUMPAH LO GAK NIPU GUE!" bentak Mike lagi.

Hati Kirana seakan tersayat mendengar pertanyaan Mike barusan. "Gue berani sumpah. Ini anak lo. Mike, please sadar kita udah ngelakuin apa."

"Gak bisa, Ran. Gak bisa," Mike menggeleng masih mencoba mengelak dari kenyataan yang ada.

"Kenapa gak bisa?"

"Gak, Ran. GUE BILANG ENGGAK!" bentak Mike lagi.

"Mike. Ini anak lo. Keturunan lo. Darah daging lo please!"

"Gue belum siap, Ran!"

"Dan lo kira gue udah siap? Siapa yang siap untuk kondisi gini? Gak ada Mike. Gak ada yang pernah siap. Tapi anak ini butuh orang tuanya."

Mike mencoba berpikir meskipun saat itu kondisinya sedang sangat kalut. Jujur ia tidak bisa lagi memikirkan solusi apa yang harus ia pilih. Hanya ada satu hal yang ada di pikirannya.

"Gue tau tempat. Justin pernah kesana sama ceweknya."

"Tempat apa?" tanya Kirana.

"Klinik Aborsi," jawab Mike singkat. "Gak ada cara lain lagi, Ran."

Kirana menampar Mike sekali lagi.

"Mike. Kita bukan orang suci. Kita udah ngelakuin banyak kesalahan. Banyak banget.. Tapi.. gue gak akan pernah ngelakuin itu. Gue gak bisa bunuh anak gue sendiri. Please gue mau anak ini hidup. Hidup normal. Punya bapak punya ibu. Lo bapaknya, Mike. Lo harus tanggung jawab besarin anak ini," ujar Kirana memohon di depan Mike. Ia menundukkan kepalanya benar benar memohon tanggung jawab Mike.

Mio FiglioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang