Epilog
2 Tahun Kemudian, Di Suatu Sore
"Boyband baru yang mengguncang Indonesia."
"Model ternama, Clara Richardson akan segera menikah dengan anak Sosialita? Gosip atau Fakta?"
"Pahlawan kemenangan Indonesia di Asian Games berkencan dengan penyanyi hits Indonesia Trisha Shakira"
Brian membaca headline berita di media online yang membuatnya menggeleng. Entah darimana kabar ini beredar. Briantama Prasaja, bintang sepak bola muda Indonesia terlihat berdua dengan Trisha Shakira. "What the...".
Menjadi terkenal tentu saja memiliki konsekuensi dan tentu saja pemberitaan Hoax seperti ini menjadi salah satu risiko negatifnya. Brian yakin berita ini dibuat oleh tim managemen Trisha untuk menaikkan nama Trisha menjelang peluncuran album barunya. Setelah salah satu acara PSSI, Trisha yang menjadi bintang tamunya berbincang dengan Brian dan mereka bertemu di coffee shop beberapa saat kemudian karena Trisha meminta Brian menjadi model video klipnya yang bertema olahrga. Pertemuan itu menggemparkan netizen dan gosip gosip pun beredar.
Brian memegang dua gelas plastik berisi ice coffe dan menatap tempat favoritnya. Tempat semuanya dimulai... lapangan kampusnya. Brian mengingat masa masa itu. Setiap malam ia berlatih sendiri, atau berdua dengan Muti. Masa masa saat ia merasa semua yang ia dapatkan sekarang hanyalah impian belaka. Brian masih tidak percaya dalam pencapaiannya dua tahun terakhir.
Menjadi kapten tim u-23 Indonesia, pahlawan kemenangan Indonesia dengan gol nya di menit terakhir final Asian Games, dan tentu saja berita yang belum ia beritahukan kepada siapapun kecuali papinya. Penawaran bermain di klub luar negeri. Semua terasa begitu cepat dan Brian ingin kembali ke tempat semuanya berasal. Tidak ada yang tau takdir manusia, tapi Brian sudah melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh semua orang yang memiliki impian. Berusaha. Usaha adalah bentuk tanggung jawab terhadap impian kita, pesan papi yang selalu ia ingat.
Lamunan Brian diputus oleh suara panggilan yang memanggil namanya. "Brian Prasaja ya?" ujar seorang cowok berkacamata. Cowok itu mengenakan kaos garis-garis dan celana jeans. Dari mukanya sepertinya ia masih SMA.
"Haha. Iya," jawab Brian ramah.
"Bro, gue Athala, ini Daven, temen gue," Athala menunjuk temannya yang bergaya cuek dan mengenakan jaket jeans sambil merokok. "Lo yang ngomong Ven, kan yang nge fans cewek lo!" bisik Athala. "Arghh, ribet emang ye tuh cewek," kata Daven malas.
"Begini, Bang. Cewek gue nge fans banget sama lo. Wah sering banget comment di ig lo. Tiap hari ngomonginnya lo dah. Boleh ga... ya gue rekam lo semangatin dia buat SBMPTN?" ujar Daven santai.
Brian menjawab ramah. "Wah selow banget, broh. Siapa namanya?" tanya Brian bersiap. Daven memberi kode pada Athala untuk merekam Brian. "Cantika," jawab Daven pelan,
"Halo Cantika, gue Brian. Semangat ya SBMPTN nya. Gak boleh capek ngejar mimpi. Saling semangatin temennya juga. Semoga lo bisa keterima di jurusan yang lo pengen. Jangan takut capek, karena kalo lo capek artinya lo lagi memperjuangkan sesuatu. Udah itu aja sih pesan gue," Brian selesai memberikan ucapan untuk fansnya itu.
"Thanks banget bang!" Daven dan Athala bertukar tos dengan Brian.
"Ngapain di sini Bang?" tanya Athala kepo.
"Haha. Kuliah gue belum kelar. Tinggal skripsi doang sih, tadi abis bimbingan. Gini gini bokap gue pengen liat gue sarjana! Haha," kata Brian sambil menunjukan berkas bimbingannya.
"Lo FE kan bang? Jauh juga dari lapangan," tanya Athala.
"Olahraga," jawab Brian enteng. "Sekalian... kalau gue lagi butuh re charge energi, gue suka ke sini. Lo pada ngapain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mio Figlio
Teen FictionNongkrong bareng, tukar-tukaran jeans, hingga sharing masalah cewek bukanlah hal yang aneh bagi Bagaskara Prasaja dan anak laki-lakinya yang sudah menginjak 18 tahun, Briantama Satrya Prasaja. Bagi Bagas yang harus menjadi sosok ayah di usia sanga...