04

2.7K 73 5
                                    

(Lifya prov)

"Udah ah ke kelas yuk" ajak gue kepada Eca.

"Yuk ah" ucap eca.

*Selang beberapa menit, akhirnya Eca memulai pembicaraan lagi.*

"Eh Fy yang tadi itu beneran sahabat lo?" tanya Eca dengan raut wajah kepo setengah mati

"Iya. Kenapa, ga percaya? " jawab gue

"Bukan gitu. Lo sama dia kaya lebih dari sahabat" ucap Eca asal jeplak.

"Maksudnya?" tanya gue agak kebingungan.

"Iya, kaya lo tu sama dia dapet banget chemistrinya" ucap Eca.

"Huft. Ngawur lu. Udah ah gausah di bahas" balas gue berusaha mengalihkan pembicaraan.

Gue duduk dibangku. Gue menaruh kepala gue di meja dengan bertumpuan tangan. Tatapan gue yang mulai kosong membuat gue mulai memikirkan hal - hal yang gak harus gue pikirin.
Gue memikirkan ucapan Eca tadi. Gue sahabatan sama Fian memang cukup lama. Dulu gue juga pernah pendam rasa sama dia. Namun, kali ini perasaan itu hilang entah kemana. Gue ga pernah ngungkapin karena gue sadar diri. Gue sama dia cuma sahabat. Dan gue juga ga mau ngerusak persahabatan kita hanya karena soal cinta.

"Eh tunggu ko gue jadi kepikiran masa lalu. Argh! " batin gue mendengus kesal. Gue mengangkat kepala gue. Mengeluarkan buku catatan dari tas dan menaruhnya di atas meja. Entah apa yang ingin gue tulis. Intinya buku itu harus selalu stay di atas meja. Agar guru yang masuk tidak curiga dengan kemalasan gue.

•~•~•~•~•~•~•~•~
Kring.... Kring...
Bel berbunyi menunjukan bahwa waktunya istirahat.

Gue berjalan menuju perpus. Kali ini gue ga ke kantin. Entah apa yang mendorong gue untuk pergi ke perpus saat jam istirahat.

Di perpus gue cukup bingung untuk melakukan sesuatu. Akhirnya gue memutuskan untuk menulis rangkuman yang Bu Lian berikan.

"Huft banyak juga. Udah hampir selesai tapi kenapa gue ngantuk banget ya?" ucap gue dalam hati sambil menguap. "Mungkin dengan tidur sebentar akan menambah stamina"

(Author prov)

Lifya pun terlelap di atas buku rangkumannya. Ia tak menyadari bahwa ia tidur di jam istirahat. Dimana jam istirahat cukup singkat. Tak lama lifya tertidur bel masuk pun berbunyi. Namun, lifya belum bangun dari tidurnya. Sosok laki-laki menghampirinya tak lain adalah Yoga. Dia menggoyangkan tangan lifya agar bangun. Namun usahanya gagal. Lifya tak kunjung bangun dari tidurnya. Yoga pun tak kehabisan akal. Dia membereskan buku yang ada di meja lalu ia hentakan di atas meja sehingga terdengar suara yang begitu keras. Sontak lifya terlonjak kaget. Lifya bangun dengan perasaan tanpa dosa lifya berkata "berisik banget woi ga tau apa gue lagi tidur". Lifya berkata tanpa melihat sosok yang ada di sampingnya.

"Bel udh bunyi" ucap Yoga singkat lalu meninggalkan lifya.

"Eh ka maaf" ucap lifya.

Lifya kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran. Namun, dia tidak bisa fokus arena terus memikirkan kejadian tadi.

•~•~•~•~•~•~•~
(Lifya prov)

Kring.......
Bel berbunyi menandakan jam pelajaran telah usai.

Gue berjalan menyusuri koridor menuju parkiran. Dan benar saja disana sudah ada fian. "Yan balik bareng ya" ucap gue membujuk fian.

"Hm" jawab fian singkat.

"Yes. Gue pengen makan temenin ya" ajak gue.

"Kemana? " tanya fian.

"Cafe favorite kita dulu" ucap gue

"Oh oke" jawab fian pasrah.
"Yaudh gece naek malah diem oon" suruh fian.

"Oh iya lupa hehe" ucap gue agak malu.

"Dasar nenek" ledek fian.

"Kalau gue nenek lo apa? Buyut? " balas gue tak mau kalah.

"Enak aja lo klo ngomong. Gue masih muda mana ganteng lagi di bilang buyut" ucap fian sambil memainkan rambutnya.

"Ganteng pala lu bejedar. Klo lu ganteng lu ga bakal jomblo pea" ledek gue.

"Sebenernya banyak yang ngantri cuma gue tolak tolakin"ucap fian.

"Serah monyet" jawab gue.

♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧
Jangan lupa like, coment, dan vote ya.
Maaf kalau ada yang salah masih
♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧

Kakak Kelas DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang