09

1.8K 63 3
                                    

(Author prov)

"Ko lifya ga bales bales si? Ada apaan ya dia nge pc gue?" batin yoga penuh penasaran. "Eh tapi kenapa gue mikirin chat dari dia si. Udah lah gue cabut main aja" ucap yoga langsung menaiki motor dan menuju basecamp untuk mengecek kondisi teman-temannya.

°°°°°°
"Eh bro baru keliatan lu" ucap rizal.

"Au. Lu kemana aja woi" tanya Rizki.

"Rumah" jawab yoga singkat.

"Paling juga jalan noh sama si dekel" ucap eza.

"Lah ngarang aja lu za. Mana mau si dekel sama yoga" ucap Rizki.

"Parah banget lu ki" ucap rizal.

"Au Rizki klo ngomong jangan jujur jujur amat" ucap eza.

"Hm bodo amat gue mau balik lagi" yoga merespon.

°°°°°

Lifya berjalan menuju taman. Berharap bertemu kembali dengan yoga. Lifya memandang langit sejenak. Dia berharap tidak hujan malam ini.

"Lifya" sapa seseorang dari sebrang jalan. Lifya menengok dan melihat orang yang menyapanya. Ternyata dia adalah fian.

"Lu lagi lu lagi bosen gue" ucap lifya bete.

"Ya berarti emang kita jodoh" ucap fian asal jeplak.

"Ngarep lu. Kita cuma sahabat inget tuh" ucap lifya.

"Iya iya neng abang juga tau" ucap fian.

"Geli anjir" ucap lifya.

"Mau kemana lu?" tanya fian.

"Kuburan lu" jawab lifya.

"Heh klo ngomong" ucap fian.

"Iya maap. Ga liat ni jalan arah kemana?" ucap lifya agak malas.

"Oh taman. Pasti mau nyari yoga. Gue bilangin ya, tempat nongkrong yoga bukan di taman" ucap fian menjelaskan.

"Trs dimana? Kali aja gue ketemu" ucap lifya yakin.

"Ga tau. Terserah lu aja deh gue beli nasgor dulu bye" pamit fian.

Lifya melanjutkan perjalanannya. Sesampainya lifya duduk di bangku pinggir danau. Melihat Bintang dari bayangan di air. Lifya menatap danau dengan tatapan kosong.

"Hm" dehaman yoga yang baru saja sampai. Namun lifya tidak mendengarnya. Yoga langsung duduk di samping lifya. Yoga bingung kenapa tidak ada jawaban. Yoga menatap wajah lifya. Lifya kaget akan kehadiran yoga di sebelahnya.

"Eh ka malam" ucap lifya.

"Hm" jawab yoga singkat.

"Huam"  lifya  menguap tak lama kemudian lifya terlelap di bangku. Yoga membenarkan posisi kepalanya agar berada di pundaknya. Yoga juga memberikan jaketnya agar lifya tidak kedinginan. Yoga memandangi wajah lifya selama lifya tidur.

"Kenapa gue bego banget si. Kenapa gue cuek sama lo. Maaf gue munafik. Gue suka sama lo tp sikap gue malah cuek. Tapi gue ragu sama perasaan lo. Lo beneran suka sama gue apa ngga. Gue juga nyesel kenapa gue bersikap dingin sama lo. Gue takut perasaan lo ilang. Karena gue pernah ngerasain kehilangan yang bener bener buat gue nyesel sama diri gue sendiri. Gue harap nanti ga akan terulang lagi di antara kita. Tapi gue udah salah langkah. Maafin gue ya fy" ucap yoga pelan.

Sudah pukul 22:00 namun mereka masih di taman. Lifya juga baru membuka matanya. Mereka hanya terdiam sampai akhirnya yoga mengantar lifya pulang.

"Makasih ka. Hati hati" ucap lifya

Yoga hanya terdiam lalu langsung menuju rumah.

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Jangan lupa vote and comment

Maaf ya klo kurang:)
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

Kakak Kelas DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang