22

848 25 0
                                    

"Mau beli buku apa si" tanya fian kepada lifya.

"Buku novel sama non fiksi" jawab lifya sambil mencari buku yang diinginkan. Fian yang mengikutinya merasa kesal karena lifya taruh dan ambil. Entah apa yang dia inginkan. Sampai sekarang pun lifya masih labil.

"Mau beli yang mana si" tanya fian agak kesal.

"Ih ko marah si. Ga ikhlas ya?" ucap lifya dengan muka sedihnya membuat fian tak tega.

"Ikhlas ikhlas" ucap fian sambil mengelus kepala lifya pelan.

Sudah hampir sejam dan lifya belum mendapatkan bukunya. Fian yang mulai lelah hanya bisa diam dan bersandar di pojok tembok melihat lifya yang mencari buku. Sesekali fian tersenyum tipis melihat lifya. Mungkin memang fian benar benar jatuh Cinta.

"Dah yan ini aja" ucap lifya menghampiri fian.

"Lah itu kan buku yang pertama lo pilih tadi" ucap fian.

"Iya hehehe" jawab lifya tanpa rasa bersalah.

"Ya tuhan kenapa ga dari tadi aja si" ucap fian mencoba sabar.

"Iya maaf" ucap lifya dengan nada lembut membuat fian tidak bisa marah kepadanya.

"Yaudah ayo cepetan" ucap fian sambil menggenggam tangan lifya menuju kasir.

"Gue yang bayar ya" ucap fian sesampainya di kasir.

"Gausah yan gue ada uang ko" jawab lifya.

"Udah gapapa" ucap fian langsung mengeluarkan uang dan membayarnya.

"Ih jadi enak hahaha" ucap lifya sambil tertawa. "Abis ini makan yu gue yang teraktir. Gantian" ucap lifya.

"Oke deh bos" jawab fian.

°°°°°°°
*Yoga*
Dimana?

Lagi beli buku

Sama siapa?

Sama fian ka

Oh, nanti gue jemput jam 7 malem.

Mau kemana?

Chat terakhir lifya tidak di jawab oleh Yoga. Membuat lifya penasaran serta terkejut kenapa mendadak sekali.

"Chat doi ya?" ucap fian sambil menggoda lifya.

"So tau lo" ucap lifya menghiraukannya.

"Mau makan dimana tuan Putri?" tanya fian.

"Mau pinggir jalan apa restoran?" tanya lifya balik.

"Pinggir jalan aja" jawab fian.

"Oke kita ke restoran pasta aja hehehe lagi pengen kesitu" ucap lifya.

"Lah tadi ngapa nanya kalo udah punya tujuan" ucap fian sambil menggeleng geleng kepala.

"Yaudah ayo" ajak lifya.

"Yo"

"Gada niatan gandeng gue lagi?" ucap lifya sambil tersenyum.

"ga" jawab fian singkat.

"Oke"

Fian yang mendengar jawaban itu langsung menggandeng tangan lifya. Ya mau bagaimana lagi ini kesempatan fian untuk dekat dengan lifya. Kalau di sekolah lifya sudah menjadi milik Yoga. Tak ada yang bisa merebutnya.

"yan" ucap lifya dengan lembut.

"apa"

"pernah ga si lu marah sama gue?" tanya lifya menatap fian dan menghentikan langkahnya.

"ngga lah fy gue kan sayang sama lo. lagian ga guna gue marah sama lo" jawab fian sambil mengelus rambut lifya dengan lembut.

"yan tapi ada yang pengen gue tanyain lagi"

"apa tanya aja"

"mau janji ga?" tanya lifya menunduk.

"janji apa dulu"

"jangan pernah tinggalin gue yan. gue masih butuh lo. walaupun gue udah milik yoga, ga selamanya kan gue milik dia. gue cuma takut nanti disakitin dan gue ga punya siapa siapa" jelas lifya.

"iya janji. jangan sedih gitu. gue ga bakal ninggalin lo ko. jangan ngomong gitu lagi ya! gue ga suka lu sedih" ucap fian sambil mengangkat kepala lifya dengan kedua tangannya lalu memeluknya membuat beberapa orang di sekitarnya memperhatikannya.

"makasih yan" ucap lifya sambil tersenyum manis ke arah fian.
££££££££££££££££££££££££££££££££££££££££££
jangan lupa vote and comment ya
maaf updatenya lama
££££££££££££££££££££££££££££££££££££££££££

Kakak Kelas DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang