23

1K 23 1
                                    

"mau pesen apa mbak mas" tanya seorang pelayan.

"pasta sama milkshake strawberry ya mas"

"saya samain aja"

"oke di tunggu ya" jawab pelayan.

setelah percakapan tadi lifya merasa sedikit canggung. tak tahu cara mencairkan suasana dingin ini. keduanya hanya sibuk dengan ponselnya masing masing.

"fy" ucap fian memulai pembicaraan. lifya hanya menoleh tidak mengeluarkan suaranya. "kenal putri ga si?" tanya fian.

"ngga" jawab lifya.

"ni liat deh" ucap fian sambil mendekati tubuhnya ke arah lifya di depannya. tak lama yoga menelpon lifya. "ada aja yang ganggu heran" batin fian.

"bentar ya yan gue terima telpon dulu"

"oke" balas fian pasrah.

••••••••
halo ka ada apa

udah di rumah?

kenapa emang?

inget kan nanti jam 7 gue samper

iya

dandan yang rapi ya

emang kita mau kemana si ka
•••••••••
telepon itu berakhir. di akhiri oleh yoga. membuat lifya penasaran.

"udah teleponnya?" tanya fian.

"udah ko"

"yaudah makan dulu tu udah dateng" ucap fian. lifya tidak berkata untuk menanggapi fian. lifya hanya langsung melahapnya.

"btw nanti mau nonton ga?" tanya fian kepada lifya.

"yah ga bisa yan jam 7 gue udah harus dirumah"

"oh oke padahal ada film seru" ucap fian.

"yaudh besok!!!" jawab lifya dengan semangat.

"yeh nih anak labil dasar" ucap fian.

"abis ini langsung pulang ya yan" ajak lifya hanya mendapat balasan anggukan dari fian.

•••••••••
"nanti mampir dulu di minimarket ya mau beliin cemilan abang" ucap lifya mengingatkan fian akan titipan bang dave.

"oke deh tuan putri. cepetan naik" ucap fian dengan lifya yang langsung menaiki motor.

entah kenapa fian merasa senang hari ini. walaupun hanya menemani ke toko buku saja. perasaan yang tak bisa dibohongi kembali tumbuh seketika. jika memang boleh memilih, fian lebih memilih untuk tidak mencintai lifya. karena bagaimanapun fian dan lifya hanya sahabat. namun entah nantinya.
•••••••••••
"turun fy udah sampe di minimarket" ucap fian membangunkan lifya yang tertidur dibahu fian sedari perjalanan pulang.

"oh iya maaf ya ngantuk banget" ucap lifya meminta maaf. lifya langsung memilih makanan kesukaan abangnya tak lupa dengan minumannya. lifya melihat jam di ponsel yang sudah menunjukkan  jam 17:30. sontak lifya kager dan terburu-buru. lifya langsung membawanya ke kasir dan membayarnya lalu menghampiri fian di parkiran.

"ayo yan cepetan gue belom beres beres" ucap lifya dengan nada sedikit panik.

"mau kemana si emang?" tanya fian.

"mau jalan sama ka yoga. ayo yan cepetan"

"iya" ucap fian dan langsung mengegas motornya dengan kecepatan tinggi.

•••••••••
"duh makasih yan. masuk dulu" ucap lifya.

"gue langsung balik aja" jawab fian.

" oh oke makasih ya fian" ucap lifya dengan senyum manisnya. lifya memasuki rumah dan melihat sudah ada sosok yoga di ruang tamunya. lifya bingung karena tidak melihat motor milik yoga. sontak lifya kaget akan hal itu.

"lama banget de kasian tu yoga nungguin" ucal bang dave yang sedang asik main ps.

"iya iya maaf. bukannya ajak ngobrol malah asik main" ucap lifya.

"daritadi abang udh ngobrol. yoga juga ga mau abang ajakin duel. takut kalah katanya" ucap bang dave membuat lifya ingin tertawa akan kepedean abangnya itu.

"yaudah lah aku siap siap dulu. aku kira tadi ada temen ayah. soalnya ga liat motor ka yoga. liatnya mobil" ucap lifya dengan kepolosannya membuat yoga tersenyum tipis.

lifya menuju ke kamarnya untuk bersiap-siap. sementara yoga menunggu dengan memainkan ponselnya dan sambil mendengar ocehan tak jelas dari bang dave.

€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€
jangan lupa vote and comment:)
€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€

Kakak Kelas DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang