⚠ : typo, mature content!
Eh remember ya, konten dewasa gak harus selalu berhubungan sama ena ena.
***
"Akhhhhh" jeritnya keras seakan malaikat maut tengah menyiksa, "aku mohon Tuan, ampuni aku. Aku tidak akan melakukan apapun pada Ar—akkhhh" ucapannya terpotong sebab merasakan perih luar biasa saat Seongwoo menggores pipi wanita tersebut dengan pisau tajam.
"jangan sebut namanya, mulutmu terlalu kotor." ucap Seongwoo singkat kemudian kembali memberikan ukiran diwajah Sarah, ekspresi wajahnya datar.
"Hyung, tolong teruskan pekerjaanku. Aku akan membuat pola diwajah wanita ini." suruh Seongwoo kepada Sungwoon yang tengah menikmati pemandangan indah yang disuguhkan lelaki bermarga Ong itu, Sungwoon mengangguk mengerti lalu mengambil alih pekerjaan lelaki berambut hitam itu.Kemudian Seongwoo beralih menatap Kay, bersiap dengan pisau berbeda yang baru saja diberikan anak buahnya, "kau harus sabar." ujar Seongwoo pelan mendengar Kay sedari tadi meraung, "aku sedang memikirkan bagaimana aku memulai, dari sini atau dari sini." Seongwoo menunjuk pelipis dan dagu Kay dengan pisaunya, lelaki itu nampak berpikir sejenak, "ahh, kupikir pisauku harus menanjak" Seongwoo menggores wajah Kay dari pangkal hidung dan terkekeh pelan, merasa bahagia dengan apa yang dilakukannya.
Tangan kedua maid itu diikat keatas, tubuh mereka dibiarkan telanjang bulat, terdapat beberapa lebam dibagian tubuh dua maid tersebut sebab dilecehkan secara paksa oleh anak buahnya. Tentu saja atas perintah Tuan Ong Seongwoo.
Sementara Isabel, maid yang memberitahu keberadaan Arly, mendapat hukuman pengasingan di daerah terpencil, walaupun ia memberi informasi, tetapi mengingat bahwa maid tersebut pernah ikut berkomplot dengan keduanya.
Seongwoo mendengar dari mulut Isabel bagaimana Arly diperlakukan secara tidak layak, dan Seongwoo menyesal tidak pernah menyelidiki bagaimana setiap harinya ia melihat luka baru ditubuh Arly, lelaki itu mengira bahwa luka tersebut merupakan sebuah kecerobohan yang sering dibilang wanita itu sehingga Seongwoo hanya memberikan sedikit omelan untuk memperingati tanpa tahu yang sebenarnya.
"Tuan, nona Arly meminta anda untuk cepat kembali." ujar anak buahnya sedikit berbisik.
Dahi Seongwoo mengerut, lalu menjauhkan pisau dari wajah Kay yang dipenuhi cucuran darah, "aku ingin kedua kaki mereka ditembak, jangan langsung membunuhnya. Aku ingin mereka mati secara perlahan." Seongwoo mengambil nafas sejenak sebelum kembali berucap, "foto, lalu berikan pada semua maid dan pengawal, jika mereka berani mengkhianatiku, mereka akan berakhir seperti ini atau bahkan lebih."
"baik, Tuan."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Dominance ¦ Ong Seongwoo
Fanfiction[COMPLETED] Ya. Dia selalu mendominasi hidupku dengan kelembutan, kebaikkan, serta perhatian yang membuatku lupa dengan posisi ku. Tapi, sampai hari itu tiba, dia mulai mendominasi dengan sikap dingin dan arogannya. -Arly ©2017 parksecret