Bagi Seongwoo, wanita adalah makhluk yang paling merepotkan kecuali wanita yang melahirkannya dan—
Seongwoo terdiam ketika teringat seseorang yang pernah berbagi kesedihan serta kebahagiaan dulu, tangan dinginnya kemudian meraih segelas anggur dan menyesap cairan merah gelap nan pekat itu.
Pikirannya melayang, suasana malam temaram kian mendukungnya untuk terus meneguk lagi dan lagi.
Matanya bergerak cepat saat menyadari seseorang tengah mengamatinya, tatapan Seongwoo waspada, namun perasaannya lega ketika melihat Arly sedang menuruni tangga dengan piyama beruang yang dipakainya."jus anggur?" matanya tertuju pada gelas yang berada ditangan Seongwoo. Wanita bertubuh ramping itu duduk dikursi mini bar samping Seongwoo.
"kenapa kemari? Ini hampir tengah malam." balas yang lelaki.
"aku tidak bisa tidur," matanya terus menatap benda cair tersebut penasaran, "apa aku boleh mencobanya?" tanyanya hati-hati.
Seongwoo menyodorkan gelasnya, dan disambut sumringah oleh Arly. Mata wanita itu mengerjap ketika mencicipi rasanya.
"anjingmu tidak membuat masalah?" tanya Seongwoo memandang Arly intens, memandang betapa cantiknya ketika wanita itu menjilat bibir, menghilangkan sisa-sisa anggur cair disekitarnya.
"Ongie adalah hewan penurut dan manis. Dia tidak akan membuat masalah" nadanya terdengar antusias.
Yang lelaki mengangkat sebelah alisnya, merasa aneh, "Ongie?"
Arly mengangguk semangat, "Ongie. Nama yang kuberikan untuknya."
Seongwoo langsung menatapnya tak percaya, bagaimana bisa nama seekor binatang hampir menyamakan marga keluarganya yang agung dan mutlak.
Tapi tunggu, Ongie? Bukankah itu panggilan yang menggemaskan?
Oh tidak tidak. Seongwoo menggelengkan kepalanya, menebas pikiran aneh yang muncul.
"berapa umurmu?" tanya Seongwoo, sebenarnya ia sering kali penasaran dengan umur wanita itu. Walaupun ia bisa menyuruh Sungwoon untuk mencari tahu, tapi ia ingin menanyakan langsung.
Mata wanita itu membesar, seakan seperti ditanya "apa kau sedang tidak memakai bra?" tapi untungnya bukan itu.
"dua puluh satu." jawabnya yakin.
Mata Seongwoo memicing ragu, sesaat sebelum dirinya kembali menyesap anggur merah di gelas yang sama dan di bagian bekas bibir Arly yang sama juga. Membuat mereka secara tidak langsung berciuman.
Seongwoo melihatnya, melihat bagaimana pipi wanita disampingnya bersemu. Entah akibat dari cairan merah itu atau melihat apa yang baru saja ia lakukan.
"tidurlah, ini sudah larut malam." Seongwoo mengingatkan, ketika kepalanya baru saja melirik jam dinding besar di mansion nya.
"kenapa kau juga tidak tidur?"
"ucapanmu terlalu bertele Arly, ayo tidur." ujar lelaki itu paham apa yang si lebih kecil mau, ingin ditemani tidur.
Dan malam ini, di ranjang kamar si wanita, berakhirlah ia dalam dekapan Seongwoo yang hangat.
Arly menyungging senyum kecil ketika dirinya mengusak wajah di dada lelaki bertubuh lebih besar itu. Tak kuasa menahan rasa senang yang membuncah didadanya, Arly kembali mempersempit jaraknya dan Seongwoo, membuat si lelaki menaikkan sebelah alisnya sesaat sebelum terkekeh pelan.
Dekapan nyaman sekaligus hangat itu dengan cepat menghantarkan si wanita ke alam mimpinya, kemudian disusul Seongwoo sehabis menghirup aroma manis yang ditimbulkan Arly.
Diwaktu yang sama, Ongie dengan manis tidur diantara kaki mereka.
***
Disambut pagi yang cerah, Arly terbangun ketika mendengar teriakan nyaring seorang wanita, matanya menatap balkon dan jendela kamarnya terbuka, mungkin oknum Seongwoo yang melakukan, sebab lelaki itu sudah tidak ada di sampingnya.
Setelah mengumpulkan tenaga, ia beranjak untuk membersihkan diri yang sebelumnya sempat bermain sebentar bersama Ongie. Mata safir nya bergerak, menemukan lelaki yang ia cari ketika menuruni anak tangga, setelah selesai mempercantik diri tentunya.
"kemarilah" wajah datar yang Seongwoo pasang sedari tadi, melunak begitu melihat wanita-nya sudah cantik dengan longdress berwarna biru muda.
Wanita-nya? Menggelikan sekali ia melabeli Arly dengan sebutan itu. Dan sejak kapan Seongwoo mulai menganggap Arly adalah milik-nya.
"aku mendengar teriakan." adu si wanita menghampiri Seongwoo yang tengah duduk di sofa.
"Sungwoon sedang mencari masalah dengan Jennie. Tidak perlu khawatir." jelasnya dengan lembut, mengingat beberapa menit yang lalu hyung nya itu terkena amukan Jennie karena dituduh mengintip wanita itu sedang mandi, salah siapa pintunya tidak dikunci.
"makanlah" ujar Seongwoo, sebelumnya mengamati gestur yang biasa dilakukan Arly ketika lapar, memegangi perutnya.
"bersamamu, ya?" tanyanya meminta persetujuan.
Seongwoo menggeleng pelan, "aku harus bersiap-siap. Aku akan ke Las Vegas selama tiga hari."
"Las Vegas? Apa itu? Nama permainan?" tanya Arly penasaran.
Seongwoo mengernyit, wanita ini tidak tahu Las Vegas?
"salah satu kota di Amerika, bukan nama permainan, Arly."Arly terdiam sejenak sebelum berucap, "aku ikut ya?" tanyanya antusias.
Seongwoo menyergah cepat, "tidak, kau harus disini." membuat bibir si kecil melengkung sedih.
"kau tetap disini." ujar Seongwoo final, mengingat antek-antek Sihyuk bisa saja tahu kalau ia mengikut sertakan Arly untuk menghadiri kepentingan bisnisnya.
Arly menggeleng cepat, "kalau begitu aku tidak akan keluar kamar sampai kau pulang. Aku tidak akan makan, mandi, minum, bahkan kalau bisa tidak bernapas." responnya sedikit mengancam.
"hei, kau merajuk?" goda Seongwoo, kemudian melihat pipi Arly memerah padam.
"aku ikut ya?" Arly bertanya sekali lagi.
"tidak, kau tetap disini." Seongwoo menekan setiap katanya.
"apa bekas luka ku kemarin kurang? Apa kau ingin seorang maid kembali memukuliku? Lantas kenapa menolongku waktu itu? Kenapa tidak kau biarkan Sarah membunuhku. Aku bersyukur jika seseorang membunuhku."
Rahang Seongwoo mengetat, ekspresi wajahnya menandakan bahwa sekarang ia marah. "perlu aku mengulangi jawaban yang sama?" tanyanya datar dan telak.
Arly mendongak, mendapati tatapan Seongwoo yang dingin luar biasa, tak ayal membuatnya takut, "tidak" cicitnya pelan.
"tidak ada seorangpun yang berani menyakitimu, kau wanitaku, yang berarti kau milikku. Dan aku sangat tidak senang ketika seseorang mengusik milikku. Kau mengerti?"
Ahh apa kupu-kupu sedang beterbangan di perut Arly sekarang?
***
Haii, seharus ini dipub kemarin tapi lupa hehe.
Mau nanya, visualisasi Arly dibayangan kalian tuh siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dominance ¦ Ong Seongwoo
Fanfiction[COMPLETED] Ya. Dia selalu mendominasi hidupku dengan kelembutan, kebaikkan, serta perhatian yang membuatku lupa dengan posisi ku. Tapi, sampai hari itu tiba, dia mulai mendominasi dengan sikap dingin dan arogannya. -Arly ©2017 parksecret