29. Arly

28.9K 4.3K 771
                                    

Arly terus berlari walaupun sesekali berjalan pelan melewati hutan pinus. Kejadian seperti ini bagai dejavu untuknya mengingat bagaimana pertama kali ia bertemu dengan lelaki yang menjadi ayah dari anaknya.

Ia melarikan diri tanpa menaruh kecurigaan para penjaga, bersikap santai seolah ia akan mencari udara malam. Tak sampai memakan waktu lama, ia berhasil keluar dari kawasan mewah itu melewati belakang mansion.

Ia tidak membawa apapun, kecuali sebuah senter untuk menunjukkan malam yang gelap dan foto yang terus ia genggam kuat seakan begitu takut kehilangan. Pakaian yang ia pakai adalah dress usang berwarna putih yang ia pakai dahulu, tanpa mengenakan alas kaki membuat kaki kurus wanita kecil itu terlihat sangat mengenaskan. Ia hanya tidak ingin membawa apapun yang menjadi milik Seongwoo.

Bibirnya mendesis perih saat darah terus mengalir dari arah kemaluannya, jahitannya terbuka. Terasa sakit, tapi Arly menahannya agar cepat menjauhi kawasan mansion.

Alasan ia pergi memilih pergi adalah, Seongwoo sudah tidak membutuhkannya lagi, begitupun putranya. Dari awal Seongwoo hanya menginginkan Jaeyoung.

Berat memang, meninggalkan Jaeyoung setelah sepuluh hari kebersamaan mereka. Tapi hanya itu yang terbaik untuk anaknya, Seongwoo pasti akan menyayangi Jaeyoung. Arly percaya.

Kedua kaki Arly mendadak berhenti, matanya membola ketika melihat 2 orang wanita dengan wajah yang mengerikan.


***

"dia anak dari pembunuh adikku 'kan?" tanya seorang wanita dengan nada dingin.

Seongwoo mengepalkan tangannya kuat, "darimana kau tahu tempat ini." matanya bergerak mengintimidasi si wanita. Mengingat hanya sedikit orang yang tahu keberadaan mansion.

"Seongwoo ayolah, aku hanya memerlukan jawabanmu."

"Ya."

"dan kau menghamilinya bahkan kau mempunyai anak darinya?" katanya diakhiri tawa kecil meremeh.

"aku tidak punya waktu untuk berbicara dengamu." balas Seongwoo tak sabaran.

"kenapa? Jalangmu hilang?"

Mungkin jika Yura bukanlah kakak dari mendiang istrinya, ia sudah benar-benar akan merobek mulutnya dengan pisau.

"kau yang melakukan?"

Yura menarik sudut bibirnya, terlihat seperti menyeringai. "bukan." bahunya terangkat menandakan ia tidak tahu.

Baru saja Seongwoo ingin bercepat ingin mencari Arly, tetapi suara Jennie lebih dulu menginterupsi.

"Seongwoo, Jaeyoung terus menangis, dia bahkan menolak asinya. Aku kasihan, tangisannya membuatku ngilu."

"aku akan membawa Arly." sahut Seongwoo terdengar yakin, namun berbeda di hatinya, ia ragu. Kakinya bergerak cepat mencari ibu dari anaknya.

"bersantai 'lah sedikit, Arly sedang bertemu teman lamanya. Mungkin mereka sedang mengadakan reuni." Yura berujar sangat pelan, tersenyum miring.

"aku tak menyangka kau akan setega ini pada aku dan Jaeyoung." gumam Seongwoo mengacak rambutnya frustasi.

"mereka berada tidak jauh dari penjara, sekitar 100 meter dari arah barat penjara." informasi yang dilayangkan anak buahnya cukup membuat Seongwoo menatap Sungwoon yang disebelahnya dengan dahi mengerut.

Dominance ¦ Ong SeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang