17. Changed

23.4K 4.1K 700
                                    

Sumpah aku gatau ini nulis apa, selamat membaca😂



***

Yang Arly tahu, Seongwoo telah mengingkari janjinya. Memang bukan berjanji, tertapi berkata bahwa lelaki itu akan menemuinya, tapi sudah 2 hari lelaki itu tidak nampak di mansion, menimbulkan tanda tanya besar di benaknya.

Bukan hanya Seongwoo. Sungwoon, Kenzo, dan Jennie pun seperti menghilang tanpa kabar. Arly tak henti-henti bertanya kepada bibi Ahn atau para penjaga, tapi mereka hanya tersenyum terpaksa seperti menyembunyikan sesuatu di balik senyumannya itu tanpa berbicara sepatah katapun.

Arly merasa aneh, namun ia selalu berusaha untuk berpikir positif, berpikir mungkin mereka sedang mempunyai masalah penting atau darurat sehingga tidak bisa memberitahunya.

Namun sepertinya pikiran itu akan terkikis, karena kedatangan Seongwoo yang mengejutkan mansion pagi hari ini.

Tidak menunggu lama, Arly bergegas dengan cepat menuruni tangga untuk bertemu engh, apa? Kekasih? Bukan, Seongwoo tidak pernah memintanya secara resmi menjadi kekasih. Tuan? Yaa mungkin.

"Seongwoo" seru Arly berlari ingin memeluk tubuh besar lelaki itu namun terhalang oleh tatapan dingin yang dipasang lelaki tersebut sehingga membuat Arly terdiam di hadapannya. Di belakangnya terdapat Sungwoon dan Kenzo.

"kau tidak bilang padaku akan pergi lama." protes Arly namun wajahnya terlihat sedih.

"memang kau siapa?"

Arly terhenyak, matanya menangkap sorot mata Seongwoo yang berbeda. "a-aku.."

"lakukan apa yang aku perintah." Seongwoo berbicara kepada bibi Ahn yang berada tepat dibelakang Arly.

"baik, Tuan." wajah wanita paruh baya itu menunduk sopan, lalu matanya mengarah pada Arly, "nona, bisa ikut saya?"

Arly tersentak ketika bibi Ahn menyentuh lengannya, reflek mengangguk dan mengikuti wanita itu. "ada apa dengan Seongwoo?" tanya Arly masih dilingkupi rasa kaget.

"tidak apa-apa nona." Bibi Ahn berhenti tepat di kamar Arly. Terdiam sejenak menatap sendu wanita mungil itu, "nona akan pindah kamar"

"heung? Dimana?" tanya Arly antusias, berpikir mungkin ia akan pindah di kamar Seongwoo mengingat hubungannya dengan lelaki itu terbilang cukup serius. Wajahnya terlihat begitu ceria.

"di kamar para maid."

Raut ceria itu pudar seketika, "Seongwoo yang menyuruhnya?" tanya Arly dengan suara pelan.

Bibi Ahn menatap Arly tak enak, melihat kekecewaan yang terlihat di wajah Arly, kemudian mengangguk ragu, "Ya, Tuan yang menyuruhnya."

"kalau begitu aku akan mengambil beberapa barangku sebentar." Arly hendak masuk ke kamarnya namun terhenti ketika bibi Ahn menyentuh pergelangan tangannya. Arly menoleh,

"Tuan berkata bahwa nona hanya boleh membawa pakaian nona saat tiba pertama kali di Mansion."

Maksudnya pakaian usang berwarna putih itu? Pakaian yang menjadi saksi bisu pertemuannya dan Seongwoo?
Lagi-lagi Arly terdiam, mencerna berbagai keterkejutan yang berlangsung hanya dalam beberapa menit.

Arly mengukir senyum di bibirnya, "baiklah. Aku akan berganti baju dengan baju itu."

Arly menggigit bibirnya kuat setelah menutup pintu kamar, dadanya sesak seperti terhimpit batu besar.

Setelah berganti baju, Arly berjalan mengikuti bibi Ahn yang akan menunjukkan kamarnya, mata wanita itu sudah berair, hanya tinggal menunggu kapan airmata itu terjatuh.

Dominance ¦ Ong SeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang