Flora menghela nafas kasar, sudah berhari-hari dia mendekati Bagas tapi hasilnya tetap sama. Bagas sama sekali tidak meliriknya bahkan tambah jijik melihatnya. Flora duduk di bangku taman di temani permen karet yang selalu dia bawa untuk mengurangi stressnya.
Stefan yang melihat Flora diam sendiri di taman menghampiri gadis itu. Stefan menatap Flora heran, karena tidak biasanya gadis itu terduduk lesu.
" Kenapa lo ? Lesu banget, biasanya lo semangat ngejar Bagas sampe nyungseb ke selokan " kata Stefan terkikik geli mengingat kejadian tempo hari, Flora hanya memutar bola matanya malas mendengar ocehan tidak jelas dari Stefan yang tidak bermanfaat.
" Pergi sana, lo pacaran aja sama Upik, gue mau menyendiri " kata Flora membuat tawa Stefan menggelegar yang di ketawakan langung menendang kaki Stefan membuat sang empu meringis.
" Dasar cewek sinting, mana mau Bagas sama cewek kasar kek lo, lagian ya lo sok mau menyendiri aja " kata Stefan sambil duduk di sebelah Flora.
" Jangan ngelamun, ntar kesambet, lo gak tau kan disini banyak setannya " kata Stefan membuat Flora melotot dan menatap cowok itu horor.
" Jangan main-main ogeb, gue takut sama setan " kata Flora sambil memegang tangan Stefan, sedangkan Stefan hanya tertawa ngakak melihat Flora yang ketakutan.
" Ehh dasar anjay, lo ngerjain gue, mau gue tabok lo, dasar lo ya pingin banget gue cincang lo sampe penyek " kata Flora dengan mengepalkan tangannya membuat Stefan menatap bergidik ke arah Flora.
" Please Flo, gue gak mau wajah gue yang ganteng membahana ini bonyok gegara lo. Ntar Upik putusin gue gimana ?" tanya Stefan sambil memegangi wajahnya supaya tidak di pukul oleh Flora.
" Serah lo, gue mau ngejar Ayang Bagas dulu, Bye " kata Flora sambil berlari meninggalkan Stefan yang geleng-geleng kepala melihat tingkah Flora yang tidak pernah menyerah.
" Itu anak gak pernah nyerah ngejar si Bagas, padahal dia tau Bagas gak bakal mau sama dia " kata Stefan dengan senyum tipis dan memilih pergi ke arah SMA sebelah seperti biasa mau berpacaran dengan Upik.
**********
Flora berjalan ke arah kelas 11 IPA 1, dia mengintip dari luar jendela untuk melihat Bagas yang sedang belajar. Ini adalah kesempatan Flora untuk melihat Bagas lebih tenang, walau dia tau Bagas tidak akan meliriknya.
" Aduh kak Bagas makin hari makin ganteng aja, gimana ya kalo aku jadi pacarnya ? Ah mimpi dulu kali ya " guman Flora sambil tersenyum manis membuat yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan gadis itu.
Verrel, Megan, dan Johan yang melihat Flora mengintip seperti maling segera mengedipkan mata mereka ke arah Flora. Cewek itu langsung menatap tajam ketiga cowok itu.
" Gas, cewek lo noh ngintip di jendela " kata Megan membuat Bagas menoleh ke arah jendela, Bagas menampilkan wajah biasa saja, karena gadis itu setiap hari melakukan kegiatan gila seperti itu
" Biarin aja, dia tuh cewek saraf, gue gak habis pikir sama dia " kata Bagas membuat ketiga temennya menganga tidak percaya dengan jawaban sarkastik Bagas.
" Awas lo suka sama tuh cewek, omongan adalah doa loh " kata Johan membuat Bagas memutar bola matanya malas, jujur Bagas merasa cewek itu adalah benalu dalam hidupnya.
" FLORA " teriak buk Yati membuat seisi kelas menatap buk Yati tidak berani, karena buk Yati adalah guru terkiller seantaro sekolah.
" Eh ibu, ada apa ibu manggil saya? Mau minta tanda tangan saya ya " kata Flora tersenyum manis, buk Yati langsung melotot ke arah Flora, sedangkan murid yang lainnya membelalak tidak percaya dengan sikap Flora yang kelewat kurang ajar.
" Kamu ngapain ngintip-ngintip dari sana? Mau jadi maling kamu ?" tanya buk Yati membuat Flora melotot tidak terima, Flora langsung masuk ke dalam kelas dan menatap ke arah Bagas.
" Saya cuma mau lihat pacar saya, jadi ibu jangan bilang saya maling deh, lagian saya orang kaya masak iya saya nyuri kesini yang gak ada barang mewahnya " kata Flora panjang lebar, Buk Yati hanya menggeleng tidak yakin dengan muridnya ini.
" Kamu saya hukum, kamu lari keliling lapangan 50 kali " kata buk Yati sambil menunjuk kearah lapangan basket, Flora langsung mengangguk dan berjalan ke arah bangku Bagas.
" Saya di hukum sama kak bagas ya buk, kan gara-gara dia saya dihukum, coba aja saya gak ngintipin dia pasti saya gak dihukum kan " kata Flora membuat Bagas melotot dan menatap buk Yati meminta perjelasan.
" Ya udah sana kamu Bagas, kamu saya hukum juga dengan Flora " kata buk Yati membuat Bagas langsung menatap Flora tajam, Bagas langsung melangkah pergi tanpa mau menatap Flora sedikit pun, Flora yang diabaikan langsung mengejar Bagas.
" Kak Bagas kok ninggalin Flora? Ntar Flora diculik loh, kak Bagas mau Flora hilang dan gak bisa sama-sama lagi " kata Flora mengoceh Bagas masih tetap diam dan berjalan dengan dingin nan tegas.
" Kak Bagas ih tungguin Flora, jangan tinggalin Flora kayak gini. Ntar Flora nyungseb lagi " kata Flora sambil teriak-teriak.
Bagas dalam hati hanya tersenyum karena mengingat kejadian dimana Flora nyungseb ke got saat mengejarnya, pada akhirnya cewek itu harus Bagas gendong ke UKS. Memang pada dasarnya Flora itu menyusahkan dirinya.
" Kak Bagas, ih jahat banget sih dasar kampret banget jadi orang " kata Flora mengumpat, Bagas hanya memutar bola matanya malas, cewek itu suka padanya tapi selalu melemparkannya umpatan.
" Lo bisa diam gak, gara-gara lo gue di hukum kayak gini " kata Bagas membuat Flora tersenyum cerah, padahal Bagas melempar amarah padanya, tapi cewek itu tersenyum tidak jelas.
" Kak Bagas, jangan lari kalo gitu, kita ke kantin aja, perut aku laper nih " kata Flora sambil menggelayut di tangan Bagas manja, Bagas langsung melepas tangan Flora kasar.
" Ih kak Bagas mah, jangan kayak gitu katanya kak Bagas mau suka sama Flora, gini caranya. Kalo enggak nanti kak Bagas gak bakal suka sama aku " kata Flora membuat Bagas menatap tidak suka ke arah Flora.
" Gue gak bakal suka sama lo, dan gak akan pernah, gue paling gak suka sama cewek murahan kayak lo " kata Bagas membuat Flora cemberut dan tersenyum getir, Flora hanya menatap Bagas penuh harap jika yang dikatakan cowok itu hanya bercanda.
" Flora gak mau tau, kak Bagas bakal suka sama Flora, kak Bagas bakal suka sama cewek kayak Flora " kata Flora tegas.
Bagas hanya mengabaikannya dan kembali melangkah pergi tanpa mendengar setiap perkataan dari Flora yang mengoceh panjang lebar. Menurutnya apa yang dikatakan oleh Flora sangatlah tidak penting untuk dirinya, Flora itu seperti benalu di dalam hidupnya.
" Jahat banget jadi orang, pokoknya kak Bagas bakal jadi pacar aku gak ada penghalang sedikit pun " kata Flora menyemangati dirinya sendiri, Flora berlari kecil menyusul Bagas yang sudah menjauh dari pandangannya.
************
Next...........
Jangan lupa vote dan tambah comentnya ya 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl vs Ice Boy [PRE-ORDER]✔
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA Gadis Bad yang selalu membuat kejahilan di SMA, sampai bertemu dengan cowok dingin yang berhati batu. Karena ketidak sengajaan bertemu dengan cowok dingin tersebut dia harus mengalami banyak masalah dan keonaran yang dia bu...