" GAK BISA " teriak Flora membuat suasana hening dan mengarah kepadanya, Flora hanya tersenyum dan mengucapkan maaf.
" Lo apa-apaan sih pakek teriak-teriak segalak " kata Adela membuat Mela terkekeh dari tadi dengan mereka berdua, Flora yang di ajak bicara hanya mencibir.
" Lagian ya darimana lo dapat informasi kalo kak Bagas itu LDR-an sama pacarnya ?" tanya Flora dengan nada mengintimidasi, dia seakan tidak mau mangsanya pergi begitu saja.
" Ini kan bukan rahasia lagi Flo, ini udah banyak yang tau " kata Mela membuat Flora mengangguk lesu, Adela hanya bisa menepuk bahu Flora sebagai tanda Bagas datang.
Bagas berjalan ke arah bangku Flora bersama Johan, Verrel dan Megan. Karena bangku di kantin sudah penuh semua terpaksa mereka duduk bareng tiga cewek brandalan di sekolahnya itu, walaupun Mela tidak terkesan brandalan.
" Ngapain lo kesini ?" tanya Adela menatap Bagas garang, yang ditatap hanya diam dengan ekspresi datar dan langsung duduk tanpa ijin dari Adela maupun Flora.
" Kita numpang duduk, soalnya bangku di kantin udah penuh semua " kata Johan yang dibalas anggukan oleh Adela, sekarang mata Bagas tertuju pada Flora yang sedang menelungkupkan kepalanya pada tangan.
" Dia kenapa ?" tanya Verrel sambil menunjuk ke arah Flora yang terdiam lesu, membuat Adela terkekeh begitu juga Mela.
" Lagi patah hati, efek patah hati gini amat ya " kata Adela membuat ke-empat cowok itu menatap terkejut kearah Flora. Yang diajak bicara hanya mangut-mangut mengerti.
" Kak Bagas kok jahat, masak lo udah punya pacar. Gue kan mau juga jadi pacar lo " kata Flora sambil merengek membuat Bagas heran dengan gadis di depannya itu.
" Jadi lo patah hati gara-gara Bagas? Aduh Flo lo gak usah patah hati cuma gara-gara dia, lo sama gue aja " kata Johan membuat Flora melotot tajam dan ekspresi wajah Mela berubah menjadi lesu.
" Lo mau gue bogem atau gue tabok pakek tinju " kata Flora membuat Johan menggeleng dan meringis, Bagas hanya menatap acuh Flora membuat sang empu menghela nafas pasrah dan beranjak pergi.
" Yah kak Bagas gitu banget, kasian kan Flora " kata Adela membuat Bagas menengok dan melihat Flora yang sudah melangkah pergi.
" Biarin aja dia bukan tipe gue dan gua juga udah punya pacar " kata Bagas dengan santainya tanpa menghiraukan jika Flora mendengar itu dengan menghela nafas.
Flora berjalan ke taman belakang sekolah dengan lesu, hari-harinya di SMA memang tidak baik. Kadang dia pingin balik ke jerman lagi bersama sahabat-sahabatnya yang dulu. Bukan berarti dia tidak bersyukur memiliki Adela yang sudah menjadi sahabatnya dari kecil dan sekarang. Tapi dia hanya merindukan masa-masanya bersekolah di Jerman.
" Ngapain lo kesini ?" tanya Stefan membuat Flora kaget dan langsung menoyor kepala cowok itu dengan keras, sehingga cowok itu meringis kesakitan.
" Jahat lo, pembullyan pada kakak kelas. Gue laporin aja lo ke polisi " kata Stefan sambil memegangi kepalanya dan duduk di sebelah Flora.
" Lagian lo doyan banget buat gue kaget, lo kira gue gak punya jantung yang tiba-tiba bisa jantungan " kata Flora mengoceh membuat Stefan terkekeh dengan Flora yang terlalu cerewet.
" Lo cerewet juga ya, gue gak nyangka punya temen kayak lo " kata Stefan membuat Flora menatap bingung ke arah cowok itu dengan tatapan tajam.
" Sejak kapan gue jadi temen lo? Kenal aja gue gak sama lo " kata Flora sambil menatap Stefan dengan tatapan mengintimidasi seakan Stefan adalah musuhnya.
" Lo adiknya Fero kan, gue temen baiknya Fero. Jadi gue tau lo dari Fero " kata Stefan membuat Flora menatap tidak suka, bagaimana bisa kakaknya yang baik berteman dengan brandalan seperti Stefan.
" Jangan sok mikir, gue tau lo gak punya otak jadi jangan mikir " kata Stefan membuat Flora marah tanpa aba-aba Flora langsung memukul perut cowok itu.
" Tenang Flo, gue temen lu bukan musuh lu " kata Stefan membuat Flora tambah kesal dan menendang tulang kering cowok itu dengan keras membuat Stefan berteriak kesakitan.
" Lo kenal gak sama Upik anak SMA sebelah ?" tanya Stefan membuat Flora mengingat-ingat dan menjentikan jarinya.
" Iya kenal, kenapa ?" tanya Flora dengan nada menyelidik karena Upik adalah temannya yang sangat baik dan dia tidak mau sahabatnya itu berurusan dengan Stefan brandalan ini.
" Dia pacar gue, jadi kita sahabatan juga kan " kata Stefan membuat Flora melebarkan bola matanya tidak percaya. Bagaimana bisa Upik sahabatnya yang polos bisa berpacaran dengan Stefan yang ugal-ugalan.
" Kok bisa? Upik lo berhutang penjelas sama gue? Kenapa sih dia milih lo? Kenapa dia mau sama lo ?" tanya Flora dengan nada tidak terima membuat Stefan tersenyum miring.
" Karena Upik gak kayak cowok yang lo suka, dia gak ngelihat cover, dia melihat dari sisi kehidupan gue " kata Stefan sambil tersenyum membayangkan Upik, hal itu membuat Flora bergidik jijik.
" Kok kata-kata lo nyakitin ya " kata Flora menatap tajam Stefan yang tersenyum manis. Tanpa mereka sadari Bagas menguping pembicaraan mereka dengan rahang yang mengeras menahan amarah dengan Stefan.
" Udahlah lo suka sama kembaran gue kan? Sorry aja sih dia emang gak pernah peka " kata Stefan membuat Flora bingung dengan pernyataan Stefan mengenai kembarannya.
" Emang siapa kembaran lo? Dan kenapa lo bisa seyakin itu kalo gue suka sama kembaran lo ?" tanya Flora membuat Stefan terkekeh, menurutnya gadis ini sangat aneh dan lucu, meskipun seperti itu dia tetap sangat mencintai pacarnya dan tidak mungkin berpaling ke Flora.
" Kembaran gue Bagas, gue dapat menyimpulkan dari sikap lo ke dia. Keliatan banget lo suka sama dia " kata Stefan membuat Flora melebarkan bola matanya tidak percaya.
" Gak mungkin lo kembarannya Bagas, dari segi fisik aja lo udah beda apalagi sikap " kata Flora membelalak tidak percaya, mulutnya masih menganga dan itu mengundang tawa dari Stefan.
" Udahlah muka lo jangan digituin jelek tau, emang kita itu kembar gak identik. Sikap gue emang beda dari dia, gue paling gak suka sama kembaran gue meskipun dia saudara gue " kata Stefan dengan nada sendu, dia mengadahkan kepalanya ke langit.
" Kenapa kayak gitu? Kan kalian sebagai saudara gak boleh musuhan " kata Flora dengan polosnya, Stefan lagi-lagi terkekeh dengan ucapan Flora.
" Kita kayak gini juga karena cewek, dulu gue sama dia suka cewek yang sama. Karena gue gak mau persaudaraan gue hancur, gue relain cewek itu buat dia. Tapi gue gak ngerti sama dia, dia masih aja benci sama gue. Dan dia masih pacaran sama cewek itu dan gue udah punya penggantinya yaitu Upik " kata Stefan bercerita tentang masa lalunya, Flora hanya mendengarkannya dengan baik.
" Gue gak nyangka karena cinta saudara bisa hancur " kata Flora sambil menyenderkan kepalanya pada bahu Stefan.
" Semoga aja Upik gak marah kalo gue senderan gini di bahu pacarnya " kata Flora terkekeh yang dibalas jitakan oleh Stefan, mereka hanya tertawa menghiasi taman belakang sekolah ini.
Mulai hari ini Stefan maupun Flora sudah menjadi sahabat dan mereka selalu berbagi cerita dan keluh kesah mereka satu sama lain. Hal itu tidak mengganggu hubungan antara Upik dan Stefan, bahkan mereka lebih romantis dari biasanya.
*********
Next...........
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl vs Ice Boy [PRE-ORDER]✔
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA Gadis Bad yang selalu membuat kejahilan di SMA, sampai bertemu dengan cowok dingin yang berhati batu. Karena ketidak sengajaan bertemu dengan cowok dingin tersebut dia harus mengalami banyak masalah dan keonaran yang dia bu...