Stefan dan ketiga temannya sudah ada di barisan paling depan. Banyak anak SMA Jaya menatap mereka sinis, Flora yang melihat itu juga merasa jengkel dengan siswa SMA Jaya. Flora langsung maju dan menyelah barisan dari Stefan.
" Siapa bos kalian ?" tanya Flora sinis, siswa yang lain menatap Flora meremehkan, salah satu siswa dengan paras tampan, kira-kira blasteran spanyol.
" Gua bosnya mau apa lu ?" tanya orang itu dengan wajah datar, Flora hanya tersenyum dan menatap tidak suka kearah laki-laki itu.
" Ngapain lo nantang anak sekolah gua buat tawuran sama lu ?" kata Flora membuat yang lain kaget, tapi tidak dengan Stefan. Pasalnya mereka tidak mengerti dengan kalimat yang Flora lontarkan.
" Jangan belagu, bukan lu yang punya sekolah dan lagian lu juga cewek, jangan sok berani. Kalo kena bogem sekali langsung nangis kejer " kata laki-laki itu sambil mengangkat dagunya menantang. Flora langsung menendang tulang kering cowok itu hingga meringis.
" Terus kalo gua cewek lu mau apa? Jangan anggap cewek itu lemah ya " kata Flora sengit, cowok itu menatap Flora benci, tanpa pikir panjang cowok itu melempar bogem kearah Flora.
Flora yang tidak dapat menghindar harus menerima bogem di pipi kanannya. Yang lain langsung saling serang, Flora menatap sinis ke arah cowok itu. Sekarang pipinya terasa nyut-nyutan setelah menerima bogem mentah dari lawannya.
" Kenapa sakit? Cih jadi cewek jangan sok kuat, kenalin gua Baskara, nama lu siapa ?" tanya cowok itu dengan menyeringai jahat, Flora mendesis dan memukul perut cowok itu dengan kuat-kuat.
" Lo jadi cewek lumayan kuat ya " kata Baskara sambil mengusap darah yang keluar dari bibirnya. Flora mengalihkan pandangnya sampai matanya bertemu dengan mata Bagas yang sejak kapan sudah ada disana.
" Kenapa wajah lu berubah kayak gitu, lu takut sama gua ?" tanya Baskara dengan senyum sinis. Tanpa banyak bicara Flora langsung menonjok rahang cowok itu, Flora sudah tidak terkendali akan emosinya. Ntah kenapa dia sekarang sangat membenci Bagas.
" Woy santai neng, lu kok marah kayak gini sih " kata Baskara sambil menangkis serangan Flora, tiba-tiba ada tangan kekar yang mendorong Baskara dan membawa Flora pergi.
Flora hanya diam dan menatap Bagas datar. Ntah sekarang dia tidak suka jika di dekat Bagas. Bahkan debaran yang dulu ada sekarang sudah tidak ada lagi.
" Kenapa lu ikut tawuran sama Stefan ?" tanya Bagas dengan nada mengintimidasi, Flora menatap Bagas tajam.
" Apa urusan lu sama gua? Kalo gak ada gua mau pergi " kata Flora yang langsung melangkah pergi, Bagas langsung menarik tangan Flora dan memeluk gadis itu.
" Lo kenapa ?" tanya Bagas dengan nada lembut, Flora hanya mendengus kasar akan sikap Bagas yang peduli padanya.
" Stop nunjukin sikap peduli lo ke gua, kalo lu mau buat gua baper lagi, jangan coba-coba deh, karena gua udah eneg sama lu " kata Flora yang melepas pelukan Bagas dengan kasar, Flora langsung berlari dengan air mata yang mulai meluncur dari matanya.
**********
Adela yang sedang membaca novelnya dikejutkan dengan kedatangan Flora dengan pipi kanan yang terluka. Adela langsung menatap Flora penuh tanda tanya.
" Habis tawuran ?" tanya Adela yang mengerti dengan keadaan Flora yang ditanya hanya mengangguk sebagai jawabannya.
" Kenapa berubah lagi lu ?" tanya Adela yang kembali fokus sama novelnya, Flora hanya mendengus dengan sikap Adela yang acuh kepadanya.
" Buat apa gua jaim kalo orang yang gua suka aja gak peduli, mending kita jadi diri kita sendiri " kata Flora santai sambil menyeruput minuman Adela yang sudah ada di depan mata.
" Lu sakit hati gara-gara Bagas ?" tanya Adela yang dibalas anggukan oleh Flora, sekarang Adela mengerti, Flora bisa berubah karena seseorang.
" Bisa dibilang kek gitu, ngomong-ngomong gimana lo sama Johan ?" tanya Flora, karena selama 2 bulan ini Adela dan Johan sangat dekat.
" Biasa aja, kadang Johan ngajak jalan, terus lu gak mau cari pengganti kak Bagas gitu? " kata Adela sambil mengunyah permen karetnya, Flora hanya diam dan menggeleng cepat.
" Gua gak mau jatuh cinta lagi " kata Flora lirih, Adela hanya menatap bingung Flora yang seperti ini.
" Jangan bilang lu mau nikah sama gua, karena itu lu gak mau deket sama cowok lagi " kata Adela bergidik ngeri, Flora langsung menjitak kepala Adela keras.
" Jijik, gini-gini gua masih normal dan suka cowok, mungkin saat ini masih belum " kata Flora sambil berdiri dan merapikan rambutnya Adela hanya menatap Flora aneh.
" Ini udah jam pelajaran, lu mau kemana ?" tanya Adela penasaran, Flora hanya mengernyitkan keningnya heran.
" Gua mau ke kantin, dari pagi belum makan " kata Flora sambil mengeluarkan rokok dari saku bajunya, Adela langsung terkejut akan kedatangan benda itu di tangan Flora.
" Lo ngapain bawa rokok? Mau ngerokok lo ya " kata Adela dengan hati-hati supaya tidak ada yang mendengar, Flora langsung mengangguk sebagai jawabannya.
" Flora please, jangan rusak diri lo karena patah hati gara-gara kak Bagas " kata Adela tidak percaya dengan perubahan sahabatnya itu, kadang dia merasa kesal dengan Bagas yang tidak merespon cinta Flora kepadanya.
" Udahlah jangan khawatir okey, bonyok gua aja ngijinin tapi di saat gua stress aja " kata Flora yang menepuk bahu Adela pelan, Adela hanya menatap sendu kearah Flora.
" Flo jangan kayak gini, lampiasin aja kesedihan lo ke hal yang bermanfaat jangan ke hal negatif kayak gitu " kata Adela dengan nada memelas, Flora hanya tersenyum dan meninggalkan Adela begitu saja. Adela hanya mampu menghela nafas.
Flora berjalan ke arah Rooftof sekolah untuk menenangkan dirinya, bilang saja dia sekarang sudah lengkap sebagai bad girl. Tapi julukan itu sama sekali tidak berpengaruh kepadanya, asalkan orang tuanya tidak di cela.
Flora menghembuskan asap rokok dengan mata terpejam. Flora langsung membuang puntung rokok yang sudah habis.
" Woiiss ngerokok gak ngajak-ngajak, bagi-bagi kek " kata Stefan yang tiba-tiba datang dengan senyum jahatnya, Flora hanya menatap malas kearah Stefan.
" Emang lo perokok ?" tanya Flora sambil memberi sebatang rokok ke arah Stefan.
" Kagak gua masih sayang sama jantung gua, rokok itu membunuh " kata Stefan sambil membuang sebatang rokok yang diberikan Flora tadi.
" Kenapa lu ngerokok setau gua lu gak pernah megang rokok " kata Stefan dengan kening mengkerut.
" Gua sering ngerokok saat otak gua ruwet doang, lu mana tau tentang gua " kata Flora sengit, karena cowok itu terlalu sok tau tentang dirinya.
" Jangan gitu juga kalik, ngerasa tersangka utama aja gua " kata Stefan sambil menyenderkan kepalanya pada bahu Flora, Flora hanya diam karena sudah terbiasa dengan perlakuan Stefan.
" Lo pada ngapain ?" tanya Bagas yang tiba-tiba datang dengan wajah datar dan menatap Flora tajam.
" Bukan urusan lu " kata Flora tambah datar dan dingin, Stefan hanya diam dan memilih mengabaikan Bagas dan Flora.
" Ini lu maksud suka sama gua, gua kira lu bakal nunggu gua " kata Bagas mendecih, Flora langsung menatap Bagas tidak terima.
" Apa maksud lu? Lu kira gua apa? Gua udah sabar ya sama lu, jangan buat batas kesabaran gua hilang " kata Flora dengan wajah marah, Flora langsung pergi diikuti oleh Stefan. Tapi Bagas segera mencekal lengan Stefan.
***********
Next..........
Happy reading guysss 😂😂😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl vs Ice Boy [PRE-ORDER]✔
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA Gadis Bad yang selalu membuat kejahilan di SMA, sampai bertemu dengan cowok dingin yang berhati batu. Karena ketidak sengajaan bertemu dengan cowok dingin tersebut dia harus mengalami banyak masalah dan keonaran yang dia bu...