chapter 9

12K 522 19
                                    

Flora berlari mengelilingi lapangan basket sambil mensejajarkan langkahnya dengan Bagas yang selalu mendahuluinya. Flora yang merasa kesal langsung pura-pura jatuh untuk menarik perhatian Bagas, dan alhasil Bagas menghampirinya.

" Lo gak apa-apa ?" tanya Bagas sambil berlutut di depan Flora yang di tanya langsung tersenyum merekah dan menatap Bagas sambil tersenyum.

" Gue nanya, lo gak apa-apa ?" tanya Bagas sekali lagi, Flora tersentak dan menatap Bagas. Flora langsung berdiri dan menggeleng cepat, Bagas hanya acuh dan melanjutkan larinya meninggalkan Flora yang tersenyum lebar.

" Kak Bagas tunggu aku dong " kata Flora yang terus mengejar Bagas dengan nafas memburu. Mata Flora mulai memburam, dadanya seakan di remas dan sulit bernafas. Flora langsung berhenti dan menetralkan nafasnya, tapi nafasnya semakin tersekat.

" Ka..ak Ba..agas, to..long " kata Flora dengan susah payah, Bagas yang mendengar lirihan nafas Flora langsung mengernyit bingung melihat cewek itu terduduk dengan memegang dadanya. 

Dalam hitungan detik Flora langsung pingsan, Bagas terkejut dan langsung berlari menghampiri Flora. Adela yang melihat kejadian itu langsung berlari ke arah Flora dengan wajah paniknya yang sangat ketara. 

" kenapa? Flora kenapa kak ?" tanya Adela sambil menatap Flora yang sudah digendongan Bagas, Flora tampak pucat.

" Tapi dia lari, tiba-tiba kayak gini, dia kenapa ?" tanya Bagas yang bertanya balik.

Adela langsung syok dan menatap panik ke arah Flora dan Bagas. Tanpa menunggu jawaban dari Bagas, Adela langsung mengambil ponselnya dan menelepon seseorang entah siapa itu, Bagas tidak tau.

" Hallo kak Fero, Flora pingsan lagi tadi habis lari. Cepetan kesini kak " kata Adela dari telepon, Bagas hanya menatap dingin, walau dalam hati dia masih bingung dengan sikap Adela.

" Gila, Flora lo ngapain lari sih, sekarang jadi kayak gini kan, kalo gue tau bakal kayak gini gak bakal gue ijinin lo liat kak Bagas " kata Adela mengacak rambutnya frutasi, sekarang Adela menempelkan jarinya pada hidung Flora.

" Kak Fero cepet datang, kak Bagas kenapa gak cegat Flora lari sih, dia kan kena sesak nafas tingkat akut " kata Adela membuat Bagas terkejut, jujur Bagas baru tau gadis seperti Flora bisa punya riwayat penyakit sesak nafas.

" Kalo gitu kita ke gerbang sekolah, kak Fero pasti udah sampe " kata Adela yang dibalas anggukan cepat oleh Bagas, mereka langsung berlari menuju gerbang sekolah sambil membopong Flora.

Sampai di gerbang sekolah, mobil Fero sudah berhenti di sana. Segera Bagas menaruh Flora dan menyenderkannya pada bahunya, Adela naik dan duduk di samping Flora untuk menjaga gadis itu, setelah beberapa menit sampailah mereka di rumah sakit.

" Dok tolong Flora secepat mungkin " kata Fero panik, dokter itu hanya tersenyum dan mengangguk kearah Fero dengan senyum genit.

" Dasar dokter ganjen, udah tau kondisi gawat masih aja nyari kesempatan " guman Adela menggerutu.

Bagas hanya menatap khawatir pada pintu yang di masuki oleh Flora tadi. Dia merasa khawatir dengan gadis yang telah mengganggu hidupnya setelah sekian lama ini.

" Makasih ya lo udah nyelametin adik gue, lo balik aja sekarang ke sekolah " kata Fero tersenyum manis, Bagas yang melihat itu hanya tertegun, karena wajah orang ini tidak begitu asing baginya.

" Lo Fero William " kata Bagas tersentak, Fero hanya menanggguk dan tertawa melihat ekspresi Bagas yang terkejut.

" Iya gue Fero, temen kembaran lo si Stefan, btw apa kabar ?" tanya Fero yang dibalas anggukan oleh Bagas.

Bad Girl vs Ice Boy [PRE-ORDER]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang