chapter 15

12K 424 3
                                    

" Apa ?" tanya Stefan dengan nada menggoda seolah-olah tidak ada masalah di antara mereka.

" Gua mau minta maaf selama ini gua salah menilai orang " kata Bagas dengan raut kecewa, Stefan tersenyum dan menatap Bagas intens. Stefan langsung menepuk bahu Bagas sabar.

" Jangan salahin diri lo, sebaiknya lu berubah untuk cewek yang udah tulus sama lo " kata Stefan membuat Bagas menggeleng lemah.

" Gua gak ada rasa sama Flora, bagi gua dia cuma temen " kata Bagas menghela nafas, Stefan hanya menganggukan kepalanya.

" Lu cuma perlu membuka hati, gua tau lu pasti punya rasa sama Flora, cuma perlu proses aja dan kurangin ego lo " kata Stefan dan berlalu pergi, Bagas menghela nafasnya lirih. 

" Lu masih disini ?" tanya Flora yang tiba-tiba datang dengan membawa air mineral di tangannya, Flora memilih duduk di samping Bagas.

" Kenapa lu disini ?" tanya Bagas balik, Flora hanya diam dan memandang tajam ke arah gedung tua yang ada di depan sekolah.

" OMG itu kan Baskara, mau apa dia ke markas " teriak Flora heboh, Bagas mengkerutkan keningnya bingung dengan sikap Flora.

" Gas, lu tau dimana johan ?" tanya Flora dengan nada khawatir, hal itu membuat Bagas sedikit kesal dan mendengus kasar.

" Kagak tau, dari pagi dia sama Stefan kagak tau deh kemana " kata Bagas dengan nada kesal, Flora langsung berlari begitu saja meninggalkan Bagas yang di penuhi tanda tanya.

Flora berlari kearah markas sambil mengeluarkan ponselnya dan memberi informasi kepada yang lain. Flora merasa sedikit lega karena di markas sudah ada Konan dan Harry.

Brukk.........

Bunyi keributan memenuhi setiap sudut ruangan, Flora langsung terkejut melihat Konan dan Harry yang sudah diikat di sebuah tiang dengan mulut di lakban.

" Baskara, mau apa lo ?" kata Flora dengan mendesis marah, dia tidak terima jika temannya di sakiti oleh orang lain.

" Gua cuma mau ketemu sama lu, kenapa lu ngilang kemarin ?" tanya Baskara membuat Flora sedikit bingung dengan cowok itu.

" Kenapa lu kangen ya sama gua " kata Flora sambil tersenyum manis.

" Stop senyum-senyum gak jelas kayak gitu. Sekarang tunjukin kehebatan lo " kata Baskara sambil menatap Flora tajam, Flora langsung duduk di salah satu sofa dan menatap datar Baskara.

" Ya udah kita adu panco, siapa yang kalah akan pergi dan gak ngusik kehidupan yang lain " kata Flora yang dibalas anggukan setuju oleh Baskara.

Flora dan Baskara sudah menyiapkan tenaga mereka untuk pertandingan itu. Baskara sudah menatap Flora tajam, dan Flora hanya acuh tak acuh kepadanya.

Sebelum tangan mereka berkepal Bagas tiba-tiba datang dan menatap Baskara penuh tanya, Baskara hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Flora hanya mengernyit bingung dengan tingkah mereka.

" Gua cuma mau nerima tantangan cewek ini kok, gak lebih " kata Baskara sambil nyengir kuda, Bagas hanya menghela nafas dan menjitak kepala Baskara dengan keras. 

" Belajar yang bener, gua bilangin bonyok kalo lu nurutin si Stefan terus " kata Bagas mengancam, Baskara hanya nyengir dan menunjukan jari berbentuk 'v'.

" Gua cuma main-main sama Stefan, yah ini cewek ikutan main dalam kumpulan kita, ya udah gua ladenin aja " kata Baskara sambil menunjuk Flora yang ditunjuk hanya diam berfikir. Konan dan Harry datang sambil minum teh kotak dengan santainya. 

" Tadi perasaan lu berdua keikat di tiang, kenapa sekarang malah seenak jidatnya minum teh kotak " kata Flora yang kesal melihat Konan dan Harry yang begitu santainya menyeruput teh kotaknya.

" Gua mager, lagian musuhnya si Kara aja, gua mau yang lebih menantang " kata Harry sambil tersenyum evil, Konan hanya mengangguk sebagai jawabannya.

" Kalian semua temenan ?" tanya Flora yang dibalas anggukan oleh mereka semua.

" Kenapa kagak bilang bego, kalo gitu gua jangan kesini aja dari awal, ya udah gua cabut " kata Flora dengan nada kesal, karena Flora paling tidak suka dengan drama apalah itu.

Bagas mengikuti Flora dengan senyum tipis, senyum yang hampir tidak terlihat oleh siapa pun. Flora hanya mendengus ketika mengetahui Bagas mengikutinya terus. Dia hampir kehilangan akal jika berhadapan dengan Bagas, cowok di sampingnya itu sangat susah dia tebak jalan pikirannya. 

" Lu kenal Baskara ?" tanya Flora tiba-tiba, Bagas langsung terkejut dan menganggukan kepalanya kaku.

" Baskara adik sepupu gua " kata Bagas membuat Flora menatap tidak percaya, kenapa dia harus berhubungan dengan keluarga Pranata?

Di ujung gang Flora langsung singgah ke salah satu cafe. Bagas masih saja mengikutinya dari belakang tanpa bertanya sedikit pun. Flora malah diam dan melanjutkan langkahnya, jujur dalam hati Flora merasa gugup dan canggung.

Flora duduk di salah satu bangku setelah memesan makanan. Bagas mengikutinya saja, jujur Bagas tidak tau pada dirinya sendiri kenapa dia mengikuti gadis di depannya ini.

" Kenapa lu ngikutin gua ?" tanya Flora sambil menatap Bagas yang di tanya masih stay dingin tanpa bergerak sedikit pun bahkan mengeluarkan sepatah kata pun tidak. 

" Percuma gua ngomong, dia juga gak nyahut " guman Flora kesal, jujur dalam hati Flora ingin seperti dulu, bercanda dan bergelayut manja di lengan Bagas. Tapi sekarang egonya lebih tinggi.

" FLORA!" teriak seseorang yang Flora yakini adalah Rendi, sahabat abangnya sekaligus sahabatnya juga. Rendi langsung duduk di samping Flora sambil menatap Bagas penasaran.

" Ini siapa Flo? Perasaan gua kagak pernah liat dan kenapa lo sama dia? Apa lu pacaran sama dia? Gua laporin om Derry ya " kata Rendi nyerocos sesukanya, Flora yang merasa kesal langsung menjitak kepala Rendi.

" Kampret lu, apa-apa lu bilang ke Papa, lu mau gua balik ke Jerman lagi " kata Flora mencebik kesal, Rendi hanya tersenyum polos dan menggeleng kecil kepada Flora.

" Owh iya gua lupa, gua ngajak lu kesini cuma mau nagih ponselnya Fero yang ada di elu " kata Rendi dengan wajah tegas, karena Rendi merasa menjadi babu Fero saat ini.

" Tumben tuh anak minta ponselnya, biasanya sampe kuota dia habis baru dia minta " kata Flora sambil tertawa geli mengingat tingkah Fero yang terlalu pikun.

" lagian lu morotin kuota abang lu mulu, kasian si Fero gak dapat chatan sama pacarnya " kata Rendi dengan santainya. Flora langsung mengebrak meja membuat seluruh orang menatap Flora bingung, Bagas yang tadi asik dengan ponselnya juga terlonjak kaget.

" Abang gua punya pacar? Kenapa lu kagak bilang, jangan sampe pacarnya kayak tante girang, OMG GUA GAK SETUJU " teriak Flora dengan suara merengek membuat Rendi maupun Bagas menjadi gemas sendiri dengan tingkah Flora.

" Upss jangan berisik okey, ntar gua kasih tau siapa pacarnya " kata Rendi sambil menutup mulut Flora dengan tangannya, hal itu membuat Bagas mendengus tidak suka.

" Bilang sekarang. Apa lu gua ganti sebagai samsak gua selama 2 bulan " kata Flora mengancam, Rendi langsung gelagapan dan menganggukan kepalanya.

" Ya udah gua mau bilang, tapi lu jangan marah-marah ya " kata Rendi sambil menahan Flora, Bagas hanya diam dan menatap Flora aneh dan sedikit tidak bisa diartikan.

" Pacar abang lu Germa, sahabatnya dia di kampus " kata Rendi membuat Flora terdiam dan mengepalkan tangannya kuat-kuat.

" Apa maunya sih itu cewek, padahal udah gua bilang jangan deketin abang gua " kata Flora dengan nada marah.

" Lu suka sama abang lu sendiri ?" kata Bagas yang tiba-tiba nyeroscos membuat Flora mendelik tajam ke arah Bagas. 

Rendi hanya diam tidak mau mengutik otak Flora yang sudah di penuhi asap kemarahan. Jika Flora seperti ini sebaiknya menghindar, jika tidak siap-siap jadi pasokan samsaknya selama setahun. Parah.

********"*

NEXT.........

HAPPY READING GUEYSSS

Bad Girl vs Ice Boy [PRE-ORDER]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang