Lima (belas)

3.8K 231 8
                                    

Di sarankan menggunakan tema hitam

Di sarankan menggunakan tema hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang utama tak selamanya sempurna

-Adon

-Gracias-

...

Sekolah saat ini masuk pada bulan dimana tugas bener-bener numpuk, dimana sehari-harinya hanya ada tugas yang di bawa pulang. Kalau pun tidak pasti tugas tambahan dari para guru.

Dan ini hari ke-7 Difa tidak pernah tidur dengan nyenyak lagi. Nonton drama kembali atau sekedar buka sosmed untuk update.

Fokus cewek itu hanya kepada tugas dan tugas. Ia bahkan memberi target rampungnya semua tugas.

"Gue tu harus punya target, nanti kalau udah goals'kan enak sisa hari-hari yang di istimewain bisa gue buat santai-santai"

Kurang lebihnya begitu. Namun sampai masa dimama letak tanggal targetnya datang, Difa tak pernah selesai.

Terkadang ekpetasi itu selalu menyakitkan.

"Ayolah Dif.. lo udah lama gak ngafe'kan? Ngerjain tugas mulu, selesai juga enggak" Cece merangkul Difa yang masih memasukan beberapa buku ke dalam tas.

Difa ingin pergi, tapi ia masih ingat dengan tugasnya di rumah. Masih ada beberapa lagi sampai tugas itu benar-benar selesai. Ia bukan seperti Cece yang akan mengerjakan semua tugas itu beberapa hari sebelum di kumpulkan, bahkan sampai rela tidak tidur. Difa tidak bisa kerja dengan cara seperti itu.

"Nanti deh, kalau tugas punya gue udah kelar.. janji gue yang bayar kok " ujar Difa menatap Cece, melepaskan rangkulan Cece di bahunya.

"kalau gitu gue pergi sama Nita aja deh.. tapi lo janji'kan? Awas aja lo ngibulin gue!"

Difa mengangguk sebagai balasan dan Cece gadis bermata sipit itu melambai.

Benar-benar menghilang dari kelas.

...

"Siput banget sih lo! "

Difa memanyunkan bibirnya menatap Feral di atas motor matic warna hitamnya.

"Lo nya aja yang kecepa--"

"Diem lo gak usah bacot!" Feral mendengkus dan memakaikan helm ke kepala cewek itu, memukulnya pelan berhasil membuat Difa meringis kesakitan.

"Naik, kancingin juga tu helm"

"Feral.. sepeda lo kemana?" tanya Difa sedikit berteriak.

GraciasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang