Empat (belas)

2.9K 220 11
                                    

Di sarankan menggunakan tema hitam

Di sarankan menggunakan tema hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___

Feral menatap Difa yang masih mengunyah makananya, pipi gadis itu seolah bengkak karena suapan besar. Di sampingnya Feral menggigit bibir bawah dan memalingkan wajah, ada perasaan menggelitik tiba-tiba dan itu berhasil membuat Feral salah tingkah.

"Minum... makan itu yang anggun, ini kayak babon" seru Feral meletakan air kemasan dalam botol tepat di samping bekal Difa.

Difa tersenyum memperlihatkan deretan giginya, yang melihat menggeleng pelan.

Suasana kembali diam, Difa pada makananya dan Feral pada kegiataanya. Kegiataan tanpa sadar yang di lakukannya hanya memandang Difa, memandang cewek itu memasukan makanan ke dalam mulut, memandang kunyahan cewek tersebut, bahkan memandang Difa yang menegak minuman.

Semua ia perhatikan tanpa terlewatkan, dan sudah menjadi kebiasaan sampai detik ini. Hingga ada sesuatu yang membuat Feral mendekatkan radiusnya.

"Antingan lo baru yah?" tanya Feral berhasil membuat Difa tersedak.

Cowok itu menatap Difa bertanya, masih menunggu jawaban.

Merasa terlalu di perhatikan secara detail, Difa tanpa sadar mengusap belakang lehernya.

Menjadi salah tingkah.

"Yah.. seperti yang lo liet" jelas Difa dengan anggukan kecilnya. Feral benar-benar bisa buat Difa merasakan kecanggungan tak terkira.

"Pantesan lo sedikit berbeda, yang sekarang bintang yah...."

"... cantik kok"

Difa menatap Feral di sampingnya, cowok itu masih memandang telinga kanan Difa. Feral terlalu tajam menatap, napas Difa bisa mendadak berhenti.

Oh, sudah berhenti ternyata.

Dengan perlahan Difa menutup telinga kananya, melirik maling ke arah Feral berharap tak ada lagi tatapan. Sayangnya tidak, Feral semakin mengada-ngada cowok itu memegang tangan Difa yang menutup telinganya.

"Muka lo merah, gak usah di tutup.. kan gue bilang cantik..."

"Buset! Pacaran aja sih lo berdua.. panas ni gue, gak ada penjelasan"

Feral melepaskan genggamannya dan menggaruk kepala. Sedangkan Difa menatap Cece serta Nita yang menatap keduanya heran.

"Payah nih.. Feral, tembak aja tembak susah amet" Cece kembali nyeletuk. Membuat Feral lebih salah tingkah lagi, kalau bagi Difa omongan Cece biar masuk kuping kanan keluar kuping kiri.

"Elah cina mulut lo.., Feral tu lagi ngebet anak jurusan Ipa" jawab Difa santai.

Feral menatap Difa sebentar sebelum bangkit dari duduknya dan berlalu pergi tanpa permisi.

GraciasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang