Di sarankan menggunkan tema hitam
Rasa itu sebagaimana kita menyikapinya, walaupun ia mencintai dengan segenap hati, jika terus di belati tanpa henti tentu saja rasa itu lekas mati.
...
Difa menahan napasnya sesaat dan bersembunyi menyandar di dinding. Gadis itu jelas tidak salah lihat, matanya cukup sehat dan ia tidak minus sedikitpun.
Di sana, di bawah anak tangga mereka tertawa.
"Aduhh, kalian ada-ada aja sih.. oke sore nanti gue dateng. Tungguin yah?"
"Oke siap!"
Rasanya pengen nenggelamin kepala ke dalam bak, sekalian nyebur aja biar dingin. Ini hati dan kepala Difa panas luar biasa.
Difa memang tidak terlalu mendengar apa yang mereka ucapkan, ia hanya memperhatikan bagaimana lengkungan di sana tercipta atau menatap sorot mata pria di sana.
Mungkin tepatnya bagaimana pria itu menatap lawan bicaranya.
"Kalau gitu gue duluan yah.. dah"
"Oh, iya.. dah Feral!"
Setelah melihat Feral pergi, Difa kembali menyenderkan tubuhnya di dinding. Menarik napas panjang dan ia hembuskan secara perlahan. Gadis itu keluar dari tempat persembunyiannya tepat menghadap seorang gadis yang ingin sekali ia hilangkan.
Air wajah Difa masam.
Dan Delista memberi senyuman.
"Hai..."
Sapaan itu melambai ke arah Difa yang cengo, memandang kanan dan memandang ke kiri. Lantas gadis itu menunjuk dirinya sendiri, memastikan jika perkiraannya benar.
"Iya, Difa 'kan sahabatnya Feral sekaligus tetangganya" jelas Delista.
Dan sejak itu, pertahanan Difa terancam sebab Delista mulai gencar menyerang.
...
"Dif... "
"Kenapa?" Tanya Difa menatap sebentar Feral di sampingnya dan kembali fokus memasukan buku-buku.
"Gue gak bisa nemen lo ke perpustakaan" jelas Feral menghentikan pergerakan Difa. Gadis itu menoleh dan tersenyum "Futsal yah?"
Feral menggeleng "Gue udah ada janji"
"Ohh.. iya gak papa kok" ujar Difa menutup tasnya.
Feral masih diam di tempat awalnya, cowok itu menatap Difa dalam sebelum mengucapkan kata yang meruntuhkan pertahanan Difa.
"Janjian sama Delista, Dif"
Dan Difa kembali terdiam, menyandang tasnya. Gadis itu membalas tatapan Feral "Kalau gitu buruan sana.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gracias
Teen FictionDari miliaran pasang mata kenapa harus mata sekelam angkasa. Dari ribuan alasan kenapa harus bertajuk pada pengakuan. Tentang segalanya, tentang kamu yang luar biasa manisnya.