Di sarankan menggunakan tema hitam
Jangan terlalu dekat, bahaya!
Kamu tidak mau kan tanggung jawab bila aku meledak.__
1 Oktober
Wajah cerah bersinar gemilang di sana. Difa menatap pantulan dirinya dengan senyum mengembang. Bulan baru dan tanggal baru, apa lagi yang menggembirakan selain itu.
Kalender yang ia letakan di meja rias menyambutnya dengan lembar baru. Mata gadis itu tertuju pada satu tanggal bergambarkan kue ulangtahun. H-3 menuju sweet seventeen.
Difa mengangguk menatap dirinya di cermin. Setelah berpikir dirinya siap, gadis itu berlari ke arah jendela kamar melempar kerikil-kerikil kecil ke arah jendela sebrang.
Feral muncul di balik sana masih fokus memasang dasinya.
"Buruan.. gue tunggu di bawah" jelas Difa di sambut anggukan ringan dari Feral.
....
"Selamat pagi Papa, Mama... Bang Bob"
Difa mengukir senyumnya menarik kursi tepat di depan Kakak laki-lakinya Arilangga Bobitama yang sering di panggil Langga tapi, menurut Difa nama itu terlalu keren untuk orang bobrok dan agak kekurangan seperti kakaknya, jadi sapa saja dia Bobi.
"Adek cerah banget...." itu suara Mama yang mengalun saat wanita itu keluar dari arah dapur.
"Liet bulan dong Ma.. Oktober" timbal Bobi fokus mengoles selai coklat di atas roti tawarnya.
Difa hanya memberi tatapan tajam kepada Kakaknya sebelum memberi senyum kepada sang Papa "Papa.. uang bulanan Difa hari ini 'kan? Kan..kan..kan"
Papa yang sedang mengunyah menatap putrinya menopang dagu, pria dua anak itu berkata "Yah, uangnya buat bayar semesteran Abang. Gimana dong Dek?"
"Sukurin.. mamam tu"
Tolong para pembaca ada yang pengen ngangkat Bang Bobi jadi kakaknya? Difa ikhlas dunia akhirat.
"Kok gitu? Gak bisa dong Pa! Itu 'kan udah jadi hak bulanan buat Difa" senyum Difa padam seketika.
"Kesel banget.. Papa bercanda" kekeh Papa mengacak rambut Difa.
Oh, iya. Kalau Difa pecat Papa jadi kepala keluarga gimana.. dosa?
"Gak bisa nyalahin bang Bobi kenapa tingkahnya gitu, Ayahnya juga sama aja" Ujar Difa menggigit ujung roti tawarnya kesal. Dua orang yang di bicarakan hanya terkekeh sambil bertos ria.
Beginilah rutinitas keluarga Difa, tiada hari yang tidak di lewatkan dengan sarapan. Bang Bobi, Papa atau Mama benar-benar mencerminkan definisi pagi sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gracias
Teen FictionDari miliaran pasang mata kenapa harus mata sekelam angkasa. Dari ribuan alasan kenapa harus bertajuk pada pengakuan. Tentang segalanya, tentang kamu yang luar biasa manisnya.