Setting,
Pulau pribadi keluarga Choi...Angin semilir berlalu berhembus hangat melewati cendela berbahan kayu berukir mewah sebuah kamar dengan design yg sama mewahnya dengan hiasan tersebut. Duduklah, sesosok namja manis nan cantik disisi cendela sembari berlalu menatap langit biru dan taman dengan berbagai tumbuhan disana. Fikirannya tetap berlalu menerawang angan. Tapi, entah.. tidak biasanya hatinya merasa cemas, dan kali ini.. terjadi aktivitas yg tidak semestinya dilakukan namja cantik tersebut, yakni menyalakan televisi. Dan mungkin, kecemasan hatinya lah.. yang menuntunnya menyalakan benda segiempat bernama tv tersebut.
Dia mulai mencari chanel yg sekiranya menarik untuknya, tapi lagi lagi hatinya menuntunnya untuk melihat saluran berita ekonomi, dan benar dugaannya, ada sesuatu yg janggal dan masalah yg tengah menimpa seorang terkasihnya..
Sehun..
Oh sehun.
Nama itu berlalu terngiang diotaknya, dan kini ia merutuk diri atas keputusan sepihaknya meninggalkan sehun, orang yg sangat berharga baginya, seorang yg benar benar dianggapnya sebagak adik tengah mengalami sebuah masalah, terlebih berhubungan dengan perusahaan yg selama ini ia jaga dengan sekuat tenaga, berdiri disisi sang adik dan membentenginya dengan kokoh. Tapi, karena sebuah ego yg ia miliki, celah pertahannya pun tengah tertembus, dan bahkan kondisi perusahaan dalam masa kritis sekarang. Membuat hati suho serasa dicabik, dan fikirannya berkecamuk.
Tanpa berfikir panjang, ia mengambil benda segiempat yg lain, benda canggih di abad modern yg dinamakan smartphone itu dan tak lupa menyabet mantel coklat miliknya dan berlalu bersiap pergi. Perasaannya kalut,sungguh kalut. Namja cantik yg tak lain adalah choi suho ini merasa bersalah pada mendiang Oh senior, karena telah lalai menjaga putra mereka dan bahkan tengah membiarkan adik kecilnya yg rapuh itu berjuang sendirian.
Disaat tangan mungilnya menyentuh pintu mobil, disaat itu pula seseorang mencegahnya. Sesosok namja paruh baya menatapnya dengan intens penuh kekhawatiran tersirat diwajahnya yg masih terlihat tampan.
"Mau kemana.. suho ya..?",tanyanyaSuho berlalu menatap sang lawan bicara, dengan wajah penuh kegelisahan.
"Haraboji.. aku ingin kembali ke Seoul" ucap suhoNamja paruh baya ini menghela nafas kasar, seperti mengerti jalan fikiran sang cucu..
"Sehun... kau ingin menemui dongsaengmu kan?",tanyanya"Nee.. dongsaeng ku.. membutuhkanku haraboji",balas suho
"Lalu kau berniat menampakan dirimu lagi didepan namja itu?",tanyanya
"Nee.. ah..ani..a..ni..ya",ucap suho terbata
"Tetaplah disini, haraboji yang akan mengurus semuanya",ucapnya
Belum sempat suho menjawab, seorang maid menghampiri mereka..
"Tuan Choi Kangta, ada telefon dari tuan Choi Siwon",ucap maidChoi kangta, haraboji suho. Kini berlalu mengambil gagang telefon dari maid dengan gusar. Dan suho, yg mengerti situasi yg ada segera berlalu memasuki mobilnya dan melaju meninggalkan mansion keluarga choi. Kangta hanya bisa berdesis pasrah menatap mobil suho melaju meninggalkan mansion.
"Aku tahu kau sudah mengetahuinya, ucap kangta
Daddy, ini untuk kebaikan juun, balas siwon
.
Aku tahu.. tapi, bukan begini caranya won ah..
Dan juga.. hal ini bukan salah sehun,
kenapa kau melibatkannya dalam pertikaian kalian?!, kesal kangta
.
Daddy.. seharusnya kau mengerti jalan fikiranku, aku melakukannya untuk juun,ucap siwon
Tapi kau keterlaluan won ah, putramu hanya akan semakin membencimu, ucap kangta
Daddy..aku sedang tak ingin berdebat denganmu, balas siwon
Siwon.. ku peringatkan sekali lagi, kalau kau melakukan cara seperti ini lagi, suho akan meninggalkanmu, tegas kangta
.
.
Tut..tut.."
Panggilan terputus sepihak oleh siwon.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Boss (Chanhun Shipper)
Fanfictionboyxboy, drama, family, politic, romance, hurt, betafic Seorang pewaris tunggal perusahaan besar kini tengah menyamar sebagai pemuda biasa disebuah perusahaan oh corp. dia sengaja tidak menunjukan tentang statusnya karena berbagai alasan yg ia lakuk...