29.Kakak Ipar?

3.5K 116 5
                                    

Sebelum baca, Vote dulu yukk
****
"Bersabarlah, karena semua akan indah pada waktunya. Dan jika yang kamu mau tidak terwujud, berarti Tuhan telah menyiapkan sesuatu yang lebih baik dari apa yang kamu inginkan. "-fd
****

Sinar matahari itu mengganggu seseorang dalam tidurnya.

Albert pun mulai membuka matanya perlahan.

Ia kemudian melihat adik kecilnya masih berada disampingnya, ia tersenyum lembut.

Sambil mengelus pelan rambut adiknya ia mengulang memori-memori dulu bersama Nera.

Jujur, ia belum ikhlas kalau Nera berpisah dengannya dan menjadi tanggung jawab orang lain.

Namun apa daya jika adiknya bahagia? Ia hanya berharap yang terbaik untuk adik kesayangannya.

Albert memeluk Nera lagi.

Perlahan mata kecil itu terbuka.

"Morning,brother"sapa Nera sambil mencium pipi Albert sekilas.

Albert mencium kening Nera. "Morning too, sistah"

"come on wake up. Hari ini kamu mau fitting wedding dress kan sama Kelvin? "ucap Albert mengingatkan adiknya.

Seketika Nera langsung bangun dari zona nyamannya lalu pergi kekamar mandi.

Albert yang melihat itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah adik kesayangannya.

Ia kemudian tersenyum geli.

Ia berencana akan membawa kekasihnya kedepan keluarganya.Namun ia membutuhkan waktu yang tepat untuk memperkenalkan kekasihnya kekeluarganya.Terutama adiknya,Nera.

Akhirnya setelah lama berfikir, Albert menemukan waktu yang pas untuk memperkenalkan kekasihnya.

Ya cepat atau lambat ia akan menikah juga, dan tidak mungkin hubungannya akan terus disembunyikan.

Ya,ia akan membawa kekasihnya saat sehari sebelum Nera menikah. Ia yakin pasti keluarganya sudah berkumpul semua, dan itu waktu yang tepat untuk memperkenalkan kekasihnya.

"Bang, kok ngelamun? "

Suara Nera tiba-tiba membangunkan Albert. Albert kemudian langsung tersadar dari lamunannya.

"Ngga kok, siapa yang ngelamun coba"elak Albert.

"Dih gitu, tau kok aku yang lagi mikirin pacarnya, tapi adiknya gak dikasih tau"ucap Nera pura-pura marah.

Albert yang melihat itu sontak mencubit kedua pipi gembul adiknya.

"Adeknya siapa sihh, kok lucu bangeet"ucap Albert sambil mencubit dan memainkan pipi Nera.

"Ihh abangg pipi akuu"protes Nera.

Albert melepaskan cubitannya lalu tertawa.

"Awas ya aku bales"balas Nera lalu mulai menyerang Albert, dengan menggelitikinya.

"Aduh dek, udah geli ih"ucap Albert sambil tertawa.

"Biarin wlee, lagian abang ngeselin sih"balas Nera.

Kemudian mereka bercanda bersama dan tertawa lepas tanpa memikirkan beban hidup mereka.

Namun dehaman seseorang memberhentikan candaan dan tawa mereka.

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang