Epilog.

5.6K 174 5
                                    

Vote ngapa diem-diem bae 😝❤

****

"Tidak membutuhkan harta dan kekuasaan yang banyak untuk membuatku bahagia. Hanya kau ada disampingku, menjadi pendamping hidupku sampai aku tidak lagi bernyawa. Itu sudah lebih dari cukup" -Remember Me.

****

Aku membuka mataku dan langsung menemukan Kelvin yang tengah menatapku sambil bertopang tangan.

And ehem.

He's so damn hot.

"Morning. "sapaku.

Ia mendekat lalu mengecup bibirku sekilas.

"Morning too babe. "balasnya lalu menelungsupkan wajahnya ke leherku.

Aku memeluknya sambil mengusap kepalanya lembut.

"Bangun jam berapa? "tanyaku.

"Dari jam 5,aku gabisa tidur lagi. "balasnya lalu perlahan napasnya teratur dipelukanku.

"Vin? "panggilku.

Ia mengeratkan pelukannya, "Sebentar aja, aku bisa tidur kalo kamu meluk sama ngusap kepala aku. "ucapnya dengan suara serak.

Aku hanya mengangguk lalu melanjutkan mengusap kepalanya sampai suara nafasnya teratur.

Aku kemudian kembali tertidur dipelukannya.

****
Hari demi hari ,minggu demi minggu bahkan bulan demu bulan kita lewati bersama.

Aku dan Kelvin hidup sangat bahagia ditambah dengan calon buah hati kami.

Dan harus kalian tahu, keposesifan Kelvin bertambah 10x lipat dari biasanya.

Bayangkan saja, aku ingin pergi kekamar mandi pun harus ditemani olehnya.

Ia bilang sih katanya takut aku kecapean terus jatuh.

Ya tapikan gak begitu juga yak.

Ruangku jadi terbatas karenanya.

Namun aku tetap bersyukur karena ia aku merasakan kasih sayang yang tidak bisa kujelaskan dari siapapun.

Pagi ini aku sedang memasak ditemani oleh Bi Sri.

Aku mulai menumis bahan-bahan yang ada.

Saat aku sedang menumis tiba-tiba ada yang memelukku dari belakang.

"Guten Morgen bebe. "ucap Kelvin sambil mencium pipiku.

"Too my chocolate. "balasku masih sambil fokus kemasakan yang sedang kumasak.

"Kenapa kamu masak hem? Nanti kamu cape. "ujar Kelvin.

"Gapapa dong, sesekali aku masakin suami aku."balasku lalu mencoba melepaskan pelukan Kelvin.

Namun Kelvin malah mempererat pelukannya.

Kelvin kemudian menaruh spatula yang sedang aku pegang lalu mematikan kompornya.

Aku membalikan badan dan menatapnya kesal.

"Kenapa sih? "tanyaku sambil memegang rahangnya.

Kelvin tidak menjawab namun langsung menggendongku.

Aku sontak mengalungkan lenganku ke lehernya.

"Vinn.. "protesku.

Ia mencium sekilas bibirku lalu berteriak.

"Bii masakannya tolong terusin ya. Kelvin mau ngurusin istri Kelvin ini dulu."ucap Kelvin.

Bi Sri hanya mengangguk lalu memberi hormat ala-ala tentara. "Siap, tuan. "

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang