Karakter:
Daniel, Jaehwan, Giae (OC)
.
.
."Good morning, bidadariku!" Sapa Jaehwan begitu melihat Giae yang sudah menunggunya dan Daniel di tepi Sungai Han.
Giae mengernyit. "Dengar Hwan. Pertama, aku bukan bidadari. Kedua, aku bukan milikmu." Balas Giae mantap.
Melihat itu, Jaehwan justru tersenyum. "Aduh galaknya. Pantas saja kau ditolak Dongho Hyung."
"YAH! AKU BUKAN DITOLAK!" Teriak Giae dengan lantang di depan wajah Jaehwan.
Jaehwan justru makin senang. "Kalau bukan ditolak, lalu apa? Ah, sudah koar-koar akan berkencan di bawah indahnya gemerlap kembang api, ternyata orang yang disukai lebih memilih pergi dengan gadis lain." Jaehwan sengaja menggoda Giae.
Giae melihat Jaehwan dengan tatapan tidak percaya. Tanpa mengalihkan pandangannya dari Jaehwan, dia justru memukul lengan Daniel yang berdiri di sebelahnya. "Yah, kenapa kau harus mengajak makhluk satu ini sih?"
Daniel tertawa sebelum menjawab pertanyaan Giae. "Meskipun menyebalkan, yakinlah makhluk satu itu akan mampu membuatmu tertawa lagi."
Giae dengan cepat melayangkan tatapan lasernya ke Daniel. "Geez, jangan bercanda."
.
.
.Namun dugaan Daniel memang benar, Giae kini bisa kembali tertawa. Perpaduan tingkah konyol Kim Jaehwan dan tingkah absurd Kang Daniel memang pelipur lara yang mampu membuat Giae tertawa lepas. Bagaimana tidak, Jaehwan dengan congkaknya mengklaim dirinya sebagai skaterboy.
"Hey kalian, coba lihat atraksiku! Keren sekali kan!" Ucap Jaehwan sambil berlagak di atas papan skate.
"Atraksi apa? Atraksi sirkus?!" Ledek Giae.
"Yah, Song Giae. Apa kau tak bisa melihat pesonaku? Aku pasti sudah mirip professional skater!"
"Hwan, papannya bahkan tidak bergerak! Pesona apa yang kau bilang!" Giae berkomentar sambil tertawa lepas.
Daniel pun dengan usil mendorong badan Jaehwan dan membuat roda papan skatenya berputar. "Woah, woah! Kang Daniel! Aku belum siap!" Teriak Jaehwan sesaat sebelum melompat dari Papan skate.
"Kau terlalu banyak bicara!" Daniel pun ikut tertawa bersama Giae.
Pagi itu menjadi pagi yang indah bagi ketiga sahabat ini. Mereka ada untuk saling menghibur satu sama lain. Giae yang semula bersedih pun kini sudah kembali ceria dengan kehadiran mereka.
.
.
."Kapan kau mengecat rambutmu?" Tanya Giae saat duduk di samping Daniel, melihat Jaehwan yang sibuk bermain skate.
"Tadi pagi sebelum ke sini." Jawab Daniel singkat.
"Aku suka warna rambutmu yang gelap seperti ini. Kau jadi... makin tampan." Ucap Giae malu-malu.
Daniel pun tidak bisa tidak tersipu. Dia senang sahabatnya itu memujinya tampan.
Namun momen manis mereka harus terganggu saat Jaehwan berteriak sambil menghampiri mereka, "Yah! Aku dengar apa yang kau katakan barusan, Song Giae! Apa kau tak mau memujiku tampan juga? Aku juga barusan mengecat rambut!"
Giae tertawa. "Kau mau mengecat rambut jadi warna apapun juga takkan bisa terlihat tampan di mataku."
"Woah, keterlaluan. Kau--" Belum selesai Jaehwan ingin berdebat dengan Giae, Giae sudah lebih dulu menarik tangannya dan membuatnya duduk di sebelah Daniel.
"Duduk di situ, aku mau ambil foto kalian." Ucap Giae sambil mengambil ponsel dari sakunya.
"Foto wefie saja.." Daniel memberikan ide lain.
Giae menggelengkan kepala. "Nanti. Sekarang aku mau ambil foto kalian berdua dulu. Sahabat-sahabatku yang paling kusayangi."
"Oooh, bisa manis juga mulutmu, Giae!" Jaehwan masih bisa berkomentar, sedangkan Daniel terdiam sesaat sebelum kemudian tersenyum.
Klik.
-00-
KAMU SEDANG MEMBACA
daybreak stories
Fanfictionkumpulan one shots kehidupan "Everyone has their own story but somehow entangled to one another"