Kebodohan

20 3 10
                                    

Karakter: Rosyid

.
.
.

Rosyid sedang berjalan di lorong kampusnya sambil membalas pesan dari Rosa.

Mawar Berduri
Gue berangkat dari Nangor

Rosyid
Bentar, gue masih ada urusan di kampus. Ntar lo tunggu aja di tempat biasa.


Tiba-tiba ada yang memanggil namanya.
"Rosyid!"

Setelah menoleh, Rosyid kaget melihat yang memanggilnya adalah Pak Slamet, dosen pembimbing akademiknya.

Duh, kenapa harus ketemu si bapak sih?

"Siang, Pak.." sapa Rosyid sambil cengengesan.

"Mana proposal magangmu? Niat magang teu?" Tanya Pria berperawakan besar san suara keras itu tanpa basa- basi.

Nah ini nih yang bikin ga mau ketemu si bapak

"Iya, Pak.. nanti segera saya kirimkan kalau sudah jadi.." jawab Rosyid sambil tersenyum meyakinkan.

"Segera kok pakai nanti? Ini sudah mau libur semesteran.. Yang lain sudah pada siap magang!"

"Iya, Pak.. Siap! Segera dikerjakan." jawab Rosyid sekenanya biar tak diceramahi lagi.

"Terus Andik kemana? Itu anak kok tidak pernah menghadap saya lagi?"

"Andik ada kok, Pak. Masih aktif kuliah."

"Suruh Andik menemui saya.. Itu anak juga tidak jelas nasib magangnya."

"Siap, Pak! Nanti saya kasih tau, Andik." Jawab Rosyid mantap.

"Ya sudah. Saya duluan."

"Silakan, Pak.. Hati-hati di jalan.." balas Rosyid masih cengengesan, padahal dosennya itu cuma mau ke ruangannya.

"Jangan lupa kasih tau Andik, segera setelah ini." Perintah Pak Slamet sebelum melangkah pergi.

"Baik, Pak." Rosyid mengangguk mantap.

Setelah Pak Slamet lewat, Rosyid menghela napas panjang.

"Urusan tugas belom beres, ini malah ditagih proposal magang. Duh, capek gue!" Keluh Rosyid sambil melanjutkan jalannya ke Sekre HIMA, ada urusan organisasi juga yang harus diselesaikannya hari ini. Semester 4 dan 5 memang masa-masa yang sangat sibuk di jurusannya. Tak jarang dia rasanya ingin rehat saja dari segala aktivitasnya. Tapi dia juga ingat bahwa dia punya tanggung jawab kuliah ke orangtuanya dan juga tanggung jawab sebagai Kepala Staff Jaringan Eksternal di HIMA nya.

Tiba-tiba ponselnya bergetar lagi. Ada pesan baru masuk.


Mawar berduri
Berangkatnya jangan kesorean, ntar macet.


"Elah, si Ocha rempong bener sih.. pusing pala gue!"

Sambil jalan, Rosyid mengetik balasannya.

Rosyid
Iya, Nyi blorong


Lalu Rosyid ingat bahwa dia harus mengabari Andik kalau dia dicari Pak Slamet. Mumpung dia sedang membuka aplikasi chat, jadilah dia kirim sekalian pesan untuk Andik.

daybreak storiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang