Langit

54 1 13
                                    

Karakter: Rosa (OC), Langit (Infinite L)

.
.
.

Pernahkah kamu merasa sangat kecewa?
Hingga dadamu terasa begitu sesak.
Hingga kau kesulitan bernapas.

Aku baru saja merasakannya.

Ingin sekali air mata ini tertumpah.
Tapi aku tak pantas melakukannya di hadapan keluargaku.
Di hadapan keluarganya.

Hari ini sesungguhnya menjadi hari yang bahagia.
Hari dimana aku dan dia akan berjalan ke jenjang hubungan yang lebih dalam.

Hari yang sudah lama kunanti.

Hari pertunanganku.

.
.
.

Tapi dia tak datang.

.
.
.

Namanya Langit. Kekasihku yang sangat kusayangi.

Aku dan dia sudah menjalin hubungan cukup lama, sudah empat tahun yang lalu tepatnya sejak aku kelas 1 SMA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku dan dia sudah menjalin hubungan cukup lama, sudah empat tahun yang lalu tepatnya sejak aku kelas 1 SMA. Saat itu aku kelas 1 SMA, sedangkan dia kuliah semester 1. Aku berkenalan dengannya lewat malam keakraban para anggota dan alumni ekstrakurikuler fotografi di sekolahku.

Ya. Dia yang mengenalkanku lebih dalam dengan dunia fotografi. Dunia yang sangat dicintainya.

Aku mendaftarkan diri untuk ikut ekskul fotografi karena aku memang tertarik dengan dunia itu. Aku pada dasarnya tidak suka difoto, aku lebih suka mem-foto. Mengambil momen-momen indah yang diciptakan orang-orang di sekelilingku. Rosyid, saudara kembarku, yang paling sering jadi objek fotoku. Karena dia adalah happy virus di keluargaku. Tingkahnya yang aneh seringkali membuat orangtuaku tertawa dan aku senang sekali melihatnya. Akan butuh satu chapter khusus untuk membahas bagaimana gilanya Rosyid atau yang sering kupanggil Ochid.

Tak pernah kusangka dengan masuknya aku ke ekskul fotografi itu aku akan bertemu dengan pemilik hatiku. Belum pernah ada lelaki yang menarik hatiku sebelumnya. Meski ada beberapa yang mencoba mendekatiku, namun aku menolak mereka. Mereka hanyalah bocah-bocah lelaki yang berusaha memuaskan rasa penasaran mereka akan seorang gadis. Tak terlihat di diri mereka etiket keseriusan.

Ya tentu saja, Rosa.. Mereka masih bocah SMP! Rosyid bahkan ganti pacar berulang kali selama SMP.

Karena itu, aku tak mau dipacari lelaki macam Rosyid.

Namun Langit berbeda. Sejak awal pertemuan, aku bisa merasakan keseriusannya. Tentu saja saat itu, bukan terhadapku, tapi terhadap apapun yang dikerjakannya.

Aku bisa melihat jiwa kepemimpinannya saat memimpin pertemuan. Bagaimana dia disegani oleh anggota-anggota ekskul yang lain. Bagaimana dia menjadi mentor yang baik dengan mengajarkan teknik-teknik fotografi dengan sabar. Bagaimana di sela-sela kesibukannya menjadi mahasiswa baru di Fakultas Ilmu Komunikasi kampus bergengsi di Jakarta, dia masih mau meluangkan waktu untuk mengisi kelas ekskul fotografi di sekolah kami.

daybreak storiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang