Perjalanan (1)

25 2 7
                                    

Karakter: Rosa, Daniel

.
.
.

Daniel berjalan masuk ke Black Romantic, kafe yang berlokasi dekat dengan kampusnya. Dia harus mencari gadis bernama Rosa, yang entah siapanya Rosyid, teman sekampusnya yang memintanya untuk mengantar gadis itu ke Jakarta.

Daniel tak tau yang mana Rosa. Dia tak tau ciri-cirinya seperti apa. Rosyid hanya memberinya clue ngawur semacam  "Gampang. Kalo ada cewek paling cantik di BR. Nah itu Ocha."

Padahal cantik itu kan relatif. Daniel kadang tak habis pikir dengan pola pikir temannya itu.

Selain tak tau Rosa seperti apa, Rosyid juga tak memberinya nomor ponsel Rosa. Seandainya Rosyid tidak bertemu Andik di parkiran tadi, Daniel pasti tak perlu kebingungan seperti ini.

Daniel menggaruk belakang kepalanya sesaat, sembari berpikir bagaimana bisa mengenali Rosa. Satu-satunya cara untuk bisa menemukan Rosa adalah dengan bertanya. Jadilah kini dia mulai mendekati gadis yang terlihat sedang duduk sendirian untuk kemudian memastikan apakah dia bernama Rosa.

"Misi, Rosa bukan?" Tanya Daniel pada gadis dengan rambut sebahu yang sedang duduk sendirian membaca buku.

"Hah? Bukan.." jawabnya kaget.

"Oh.. maaf." Daniel mengangguk sambil  tersenyum. Kemudian mengedarkan pandangan lagi, mencari di antara sekian banyak pengunjung, mana yang namanya Rosa.

Daniel berjalan lagi ke arah gadis yang terlihat sendirian. Dia pun bertanya pada gadis berambut ikal itu. "Maaf, Rosa bukan?"

"Hah?" Gadis itu kaget dengan pertanyaan Daniel. Tapi belum sempat dia menjawab, terdengar suara yang memanggil, "La!"

"Oi!" Gadis yang ditanyai Daniel itu menjawab ke seseorang di belakang Daniel. Daniel menoleh dan melihat ada lelaki yang mendekati meja gadis itu.

"Siapa dia La?" Tanyanya sambil duduk di samping gadis tadi.

"Ga tau, ga kenal gue." Jawab gadis itu ke teman lelakinya, lalu berbicara pada Daniel, "Sorry, kayanya salah orang deh. Gue bukan Rosa."

"Oh. Iya. Maaf." Daniel mengangguk dan tersenyum lagi, lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh kafe. Dan saat itu, matanya beradu dengan mata salah seorang gadis, yang secara kebetulan juga duduk sendirian.

Kalau Daniel boleh berpendapat, gadis yang beradu pandang dengannya barusan adalah gadis yang paling cantik di antara gadis-gadis yang baru saja dia temui di kafe ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau Daniel boleh berpendapat, gadis yang beradu pandang dengannya barusan adalah gadis yang paling cantik di antara gadis-gadis yang baru saja dia temui di kafe ini.

Apa dia yang namanya Rosa? Pikir Daniel.

Tapi tatapan gadis itu terlalu tajam, sehingga membuatnya kikuk untuk melangkah mendekatinya.

Mengesampingkan rasa groginya, Daniel mendekati gadis itu.

Dengan sedikit canggung, dia bertanya, "Maaf, Rosa bukan?"

daybreak storiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang