Maaf

34 1 0
                                    

Karakter: Riri (OC), Andra (Aron Nuest)

.
.
.

Kamu punya kakak cowok?
Gimana hubungan kalian berdua?
Akur atau berantem terus?

Ah, aku suka hubungan yang sederhana.
Tapi hubunganku dengan kakakku tak pernah sederhana.
Atau bisa dibilang, aku sendiri yang membuatnya rumit?
Entahlah.
Kurasa aku akan ceritakan sedikit pada kalian tentangku dan kakakku

.
.

Kakak lelakiku, Ranendra Pradita Nara.

Ranendra artinya gagah.
Pradita artinya  pintar.
Dan Nara artinya manusia.

Kalo disatukan jadi manusia gagah dan pintar.

Nah, Nara sendiri merupakan inkarnasi Arjuna dalam lakon Mahabharata. Dimana kita semua tau kalau Arjuna adalah simbol ketampanan seorang ksatria.

Duh, namanya berat banget. Sampai-sampai ada ketakutan Bapak Ibu kalau-kalau nama itu jadi blunder. Atau kalau dalam adat jawa disebut 'kabotan jeneng' alias keberatan nama yang berujung pada anak yang sakit-sakitan.

Ya plis ya Pak, Bu, kan Bapak Ibu sendiri yang ngasih nama, ckck.

Tapi untungnya, ketakutan itu tidak terjadi, justru doa Bapak Ibu lewat nama itu terwujud jadi nyata.

Dia bisa menjadi seperti namanya.

Dan itu bikin aku..... kesel.

.
.

Mungkin perkenalan dulu sebelumnya.

Aku Ratri Kusuma Ningrum, atau biasa dipanggil Riri. Dari namaku sama Mas Andra mungkin sudah bisa ditebak kalo kami keturunan orang Jawa.

Bapak orang Jogja, ibu orang Solo. Kurang Jawa apalagi?

Tapi aku dari kecil udah tinggal di Jakarta, jadilah begini akulturasi budaya. Masih manggil Bapak, Ibu, dan Mas. Kalo di rumah pun, ga boleh pakai lo gue. Tapi kalo di luar rumah ya ngikutin yang lain.

.
.

Mas Andra selisih tiga tahun denganku. Kata ibu, dulu waktu aku masih di kandungan, Mas Andra seneng banget mau punya adek. Perut ibu suka dielus-elus sama dicium-ciumin. Kata ibu juga, waktu aku lahir, Mas Andra suka nemenin, ngelihatin aku tidur, terus nyium pipi. Ya ampun betapa sempurnanya Mas Andra sebagai seorang kakak.

Tapi itu cuma terjadi waktu aku masih bayi. Begitu gedean dikit, aku sama Mas Andra sering berantem. Sepele sih, paling cuma masalah rebutan mainan atau makanan. Tapi aku ga segan buat mukul Mas Andra, dan parahnya Mas Andra pernah sampe gigit pipiku. Ya, literally pipiku digigit sampe aku nangis.

Siblings goal waktu aku masih bayi sirna seketika.

Apalagi makin tambahnya usia, Mas Andra makin ngeselin. Dia usil banget, pernah Coca Cola ku dicampur sama kecap asin, terus sepatu sekolah ku ditaliin satu sama lain terus dilempar ke atas genteng.

Ga ngerti lagi sama Mas Andra, duh.

Masa-masa aku sama Mas Andra SD itu masa-masa terpusing buat Ibu, karena kami selalu berantem, selalu bikin keributan.

Mas Andra mulai berubah agak kalem sejak SMP, dia juga mulai hobi baca, dan menunjukkan segala prestasinya.

Mas Andra ga pernah keluar dari ranking 3 besar, dia juga mulai ikut lomba-lomba mewakili sekolahnya. Ga cuma berprestasi di bidang akademik, Mas Andra juga punya bakat di bidang olahraga. Bayangin, dia pernah ikut turnamen golf!

Itu bisa tiba-tiba main golf juga karena ketidaksengajaan. Waktu itu bapak diajak rekan bisnisnya ketemuan di arena golf, dan Bapak ngajak Mas Andra. Bapak sendiri ga bisa main golf, jadi nyuruh Mas Andra aja yang main. Di luar dugaan, Mas Andra mainnya pinter dan akhirnya sama rekannya Bapak dibiayai buat les golf dan ikut turnamen. Biarpun ga menang di turnamen, tapi Bapak bangga luar biasa.

daybreak storiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang