Karakter: Sujin, Aaron, Minhyun.
.
."Noona, Aaron hyung punya anjing baru."
Oh? Sejujurnya aku terkejut mendengar itu dari Minhyun. Tapi kucoba mengatur nada bicaraku agar tak terlihat terlalu kaget.
"Oh ya?" Tanyaku singkat.
"Iya. Jenis Shiba Inu." Jelas Minhyun.
Shiba? Kenapa tidak Corgi sekalian? Itu akan jadi mirip dia.
Lagi-lagi aku hanya bisa berkomentar dalam hati. Aku memang selalu berusaha menghindari topik pembicaraan mengenai dia. Tapi karena adikku itu memang berteman dekat dengannya, jadi mau tidak mau topik itu selalu muncul ke permukaan.
"Sekarang Mel punya adik!"
Aku mengesah mendengar kalimat yang diucapkan Minhyun barusan.
Kenapa Minhyun harus mengaitkan Mel dengan anjing barunya? Tak bisa kah adikku itu berhenti mengingatkanku tentang masa lalu?
"Nyeon, aku mengantuk. Aku mau tidur. Lain kali kita sambung lagi."
"Ah, baiklah. Nanti akan kukabari lagi kalau aku berkunjung ke dorm Nuest."
Aku tertawa kecil. Ah, adikku ini benar-benar.. sepertinya dia memang sengaja menggodaku.. Awas saja kalau kau pulang ke rumah, Nyeon.
Aku menghela napas panjang. Jika membicarakan tentangnya, hatiku selalu tak karuan. Padahal itu sudah lama sekali, kenapa perasaan tidak mengenakkan ini tak kunjung pergi?
Dia Aaron.
Kwak Aaron.
Member Nu'est.
Teman satu grup adikku.
Keluarga nya di Seoul.Jika ada yang bertanya apa hubungan ku dengannya, aku akan dengan jelas menjawab bahwa kami tidak ada hubungan apa-apa. Toh memang demikian. Tidak ada kalimat penjelas hubungan kami. Baik dia ataupun aku memang tidak ada yang mengatakannya secara gamblang, meski kami tau perasaan masing-masing. Tidak ada komitmen di antara kami, sehingga saat kami berpisah pun, semua terasa samar.
Bisa dibilang, aku sudah mengenalnya sejak lama. Sejak adikku masih menjadi trainee di Pledis aku sudah mendengar bahwa ada trainee baru yang datang dari Los Angeles.
Los Angeles? Wow, jauh sekali dia datang ke Korea.
Begitu saja pikirku saat itu. Kekaguman yang singkat. Tak pernah kusangka beberapa tahun setelahnya dia akan jadi orang yang mampu menyunggingkan senyum di wajahku.
Minhyun senang bercerita tentang teman-temannya. Jonghyun, Minki, Dongho, bahkan Seungcheol dan juga Woozi, aku mengenal mereka lewat cerita-cerita Minhyun via telepon. Selisih umur kami yang hanya setahun, membuat kami cukup dekat. Jadi, Minhyun tak akan canggung menelponku tiba-tiba hanya untuk bercerita tentang hari yang telah dilewatinya. Dari Minhyun juga aku mengenal Aaron.
Aku masih ingat bagaimana Minhyun bercerita penuh semangat saat kedatangan Aaron. "Noona, apa kau tau, aku dengar trainee baru yang datang dari L.A itu pintar sekali. Dia bahkan diterima di New York University, tapi kesempatan itu dilepas demi pergi ke Korea dan menjadi trainee Pledis."
Apa? Bodohnya..
Aku yang saat itu sedang stres menjalani tahun terakhirku di bangku sekolah menengah agak merasa jengah ketika mendengar ada orang yang menyia-nyiakan kesempatan masuk perguruan tinggi. Karena bisa masuk perguruan tinggi ternama di Korea saja sudah sulit sekali. Tapi dia bahkan membuang kesempatan untuk masuk salah satu kampus ternama dunia. Kuulangi lagi, DUNIA.
KAMU SEDANG MEMBACA
daybreak stories
Fanfictionkumpulan one shots kehidupan "Everyone has their own story but somehow entangled to one another"