Karakter:
Seungwoo, Daniel
.
.
."Bagaimana progress tugas akhirmu, Niel?" Tanya Seungwoo di sela-sela sarapan pagi mereka.
Begitu mendengar pertanyaan itu, Daniel berusaha meyakinkan Seungwoo. "Tenang hyung, aku pasti menyelesaikannya."
Seungwoo tertawa kecil. "Jangan cuma bicara saja, tapi kenyataannya justru pergi main skate dengan Jaehwan atau bahkan latihan dance dengan anak-anak SMA."
Daniel menyeringai. "Bagaimana hyung bisa tau?"
"Apa yang tidak kutahu darimu." Jawab Seungwoo dengan sedikit nada bangga. "Kalau kau ada kesulitan, kau bisa diskusi denganku, siapa tau Hyung bisa beri solusi."
"Tidak, hyung.. aku cuma penat saja." Daniel menjawab asal, dia tau hyung-nya sudah punya banyak pikiran terkait pekerjaannya, dia tak mau menambah beban dengan membahas tugas akhirnya.
Tapi kemudian Daniel mendapat ide, "Bicara tentang penat, bagaimana kalau kita ke Busan akhir minggu ini, Hyung?"
"Busan?" Seungwoo sedikit kaget mendengar ide spontan Daniel itu.
"Iya, hyung. Kita sudah lama sekali tidak menjenguk nenek kan? Aku kangen sekali. Mungkin setelah dari sana, aku akan lebih semangat mengerjakan tugas akhirku."
Melihat Daniel membujuk dengan penuh semangat, Seungwoo tersenyum. Sulit baginya untuk menolak permintaan Daniel jika Daniel sudah begitu. Karena itu, meski sebenarnya akhir pekan ini sudah dia agendakan untuk lembur, tapi dia dengan yakin mengubah jadwalnya. "Baiklah. Sabtu ini kita ke Busan."
"Yesss!!" Daniel tersenyum lebar. Dia merasa senang Seungwoo menyetujui idenya. Karena dengan itu, bukan hanya dia yang refreshing, tapi Seungwoo juga.
Kau juga perlu break dari pekerjaanmu, hyung. Mari kita bersenang-senang.
.
.
.Sabtu pun datang, Seungwoo dan Daniel pergi ke Busan sesuai agenda. Selama perjalanan di dalam bis, Daniel terus mengajak Seungwoo bicara tentang banyak hal, tentang pemandangan di luar, tentang cuaca hari ini, tentang kerinduannya pada neneknya, dan sebagainya. Melihat Daniel yang bersemangat, Seungwoo tidak bisa tidak tersenyum. Seungwoo senang tiap kali melihat mata Daniel seperti menghilang saat dia tersenyum. Menurutnya senyuman Daniel sama gemasnya dengan senyuman puppy.
Setelah berjalan cukup jauh dengan jalan yang menanjak, Daniel dan Seungwoo akhirnya sampai di rumah nenek. Namun sayangnya rumah nenek sepi. Setelah bertanya ke tetangga, mereka tau bahwa nenek masih ada di pasar. Mereka pun memutuskan untuk menunggu nenek pulang sambil istirahat dan mengulang memori yang pernah mereka lewatkan di rumah ini.
"Hyung, apa kau masih ingat kita sering menghabiskan waktu di teras ini?" Tanya Daniel memulai pembicaraan.
Seungwoo menatap lekat rumah di depan mereka sambil tersenyum. "Tentu saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
daybreak stories
Fanfictionkumpulan one shots kehidupan "Everyone has their own story but somehow entangled to one another"