Karakter: OC
.
.
.Langit.
Kau adalah yang pertama kulihat saat aku mekar, saat aku mengenal dunia. Kau terlihat meneduhkan. Biru muda adalah wajahmu yang paling kusuka. Kau tampak sangat bahagia dengan warna itu.
Tapi aku juga suka saat kau berubah menjadi biru gelap. Kau tak pernah nampak hitam meski di kala malam. Bagiku, biru menjadi identitasmu.
Aku sering merasa iri pada Bintang. Dia bisa dengan mudah bercengkerama denganmu. Entah apa yang kalian bicarakan sepanjang malam. Pasti menyenangkan bisa melihat seisi dunia dari atas sana.
Diam-diam aku menaruh hati padamu, Langit. Kupikirkan berulang kali bagaimana menggapaimu. Ingin sekali aku meminta tolong pada angin untuk membawaku padamu. Bahkan jika hidupku menjadi imbalannya. Tapi angin tak pernah datang membantu.
Hingga waktu terus berlalu. Dan Mega sudah terlanjur datang. Dia datang memeluk Langit dengan angkuhnya.
Aku tak suka Mega. Berbeda dengan Bintang yang memberikanku kesempatan untuk melihat Langit bercengkerama dengannya, Mega justru dengan egois menyembunyikan Langit. Seakan ingin agar seluruh dunia tau bahwa Langit kini miliknya.
Aku tertunduk. Menyadari kesalahanku. Seharusnya aku tau diri. Apalah aku ini yang terjerat dengan bumi. Tak berdaya menyaksikan mereka bersama.
Seharusnya aku tau, sekuntum Mawar tak akan pernah bisa menggapai Langit.
Tak akan pernah.
Tak akan sampai.
KAMU SEDANG MEMBACA
daybreak stories
Fanfictionkumpulan one shots kehidupan "Everyone has their own story but somehow entangled to one another"