Love in Dubai REVISI

4.8K 153 0
                                    

"Ayah ngomong apaan sih? Yang bener aja dong, Yah. Masa ayah tega ngejual aku?" air gadis itu tak bisa berhenti mengalir. Sejak ayah dan ibunya datang mengunjungi.

"Sant, ayah gak akan ngejual kamu sayang. Ayah hanya minta pengertianmu saja, lagipula inipun untuk kebaikanmu juga. Jika menikah dengan anak pak Wibisono, kamu akan hidup layak, sayang." Ayah kembali membujuk. Namun jelas apapun penjelasannya tetap saja intinya ia "Dijual".

Langsung ia tutup pintu kamar dengan keras, lalu tak lupa di kunci. Kalinya seakan tak mampu menopang berat badannya, ia terduduk dibalik pintu. Terdengar suara ayah yang terus memanggil dan mengetuk pintu dari luar.

"Sudahlah, yah. Biarkan Basant istirahat dulu. Pasti butuh waktu untuknya mencerna semuanya dengan baik." Terdengar suara ibu menenangkan ayah.

Ya, gadis itu adalah Basant. Ia  langsung berlari ke arah tempat tidur. Rasanya seperti tersambar petir saat kedatangan kedua orang tuanya, yang Basant anggap kunjungan karena rasa rindu mereka, justru kehadiran mereka adalah buah simalakama. Basant jelas tak memiliki pilihan, ataupun memiliki hak untuk menolak.

Tubuhnya terus bergetar, tangis yang coba ia redam justru membuat dada  terasa lebih sesak.

"Bersiaplah, besok kita akan menemui calon suamimu!" suara ayah kembali terngiang di telinganya. Saat kami sedang bercanda tadi siang. Kata-katanya seolah petir yang menyambar di hari terik. Membuatnya tertegun tak mampu berucap apapun.

"Bu, ayah sedang bercanda kan?" Ia tatap wajah ibu yang selalu meneduhkan. Dia cari sebuah kebenaran disana. Namun yang justru Basant dapat adalah kebenaran yang menyakitkan. Ibu hanya menundukkan wajahnya terlihat bulir air embun mengalir dari celah mata indahnya.

"Sant, ayah minta maaf. Tapi ini yang terbaik!" Ayah menatapnya dengan tatapan tak terbantahkan yang hanya mampu ia angguki dengan keterpaksaan.

Love In DubaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang