Love In Dubai

1.6K 62 1
                                    

"Al, sudah seminggu dan kata dokter lukamu sudah mulai kering. Jadi lebih baik kita kembali," Farlan menyiapkan sarapan untuk kekasihnya yang tengah berbadan dua.

"Tapi aku takut di apartement sendiri, Lan." ucapnya merajuk.

"Aku akan temani kamu di sana." tanpa menghiraukan wajah cemberut Alisa yang menatapnya dengan kesal.

"Kita pulang ke rumah kamu aja ya, sayang. Lagipula istrimu kan sudah minggat sama kekasihnya."

"Rumah itu sudah ku jual, nanti ku buatkan kamu rumah jika apartement tak membuatmu nyaman." Alisa tak lagi mendebat sebab ia tahu persis jika Farlan tak bisa diubah kemauannya.

Sudah seminggu sejak kepergian Basant tanpa kabar atau yang tepatnya ia hanya meninggalkan sebuah chat singkat,  jika ia akan pergi dengan Alex mantan kekasihnya.

Farlan sempat meragu dan merasa jika Basant hanya dijebak. Tapi, orang suruhannyapun mengatakan hal yang sama. Jika Basant kini telah berada di sebuah pulau pribadi milik keluarga Alex di Indonesia bagian timur.

Hal yang mengecewakan dan membuat Farlan begitu murka hingga tanpa berfikir kembali, ia langsung menjual rumah yang akan dihadiahkannya untuk Basant saat mereka kembali dari liburan k3marin. Tapi semua hanya tinggal angan, istrinya lebih memilih masa lalu dibandingkan ia. Dan Farlanpun memilih hal serupa, sejak Alisa dikabarkan positif hamil.

Usia kehamilan Alisa sudah menginjak tri mester pertama. Tubuhnya semakin berisi dengan perut yang semakin maju ke depan. Berbalut baby doll berwarna pink Alisa menghampiri Farlan yang terlihat fokus pada tumpukan berkas di hadapannya.

"Lan, aku bosan di sini. Kita jalan-jalan, yuk." Farlan menutup file yang sedang ia baca, lalu menatap Alisa dengan tatapan yang tak terbaca.  Dengan hembusan napas terpaksa ia mengangguk.

"Lusa kita ke Indonesia," Alisa langsung memutar tubuhnya menghadap Farlan.

"Kamu serius, mau bawa aku ke negara kecil itu?" Farlan mengendikkan bahunya.

"Itu negara kelahiranku, dan Indonesia bukan negara kecil. Di sana memiliki daerah wisata alam yang indah." Alisa hanya memutar bola matanya.

"Tetap saja, itu negara miskin. Sampai masyarakatnya dibiarkan bekerja menjadi babu di negara Timur Tengah. Apa disebutnya coba? Kalo bukan negara miskin." Farlan tak ingin lagi berdebat. Sebab yang diucapkan Alisa walau terdengar nyinyir namun ada benarnya.

Bagaimana mungkin negara yang memiliki laut begitu luas, tanah subur, gunung banyak. Membiarkan warganya bekerja ke luar negeri. Bahkan diperjual belikan. Terlebih hutang negara yang semakin bertambah banyak, lalu kemana semua hasil bumi yang Tuhan berikan di negara itu?

Maaf baru bisa up, aku yang lagi bulan pertama hamil mengalami masa sulit. Jangankan buat nulis, buat bangun aja ku lemas. Tapi thank buat Mayasari yang juga lagi hamil usia sama selalu ngasih support.

Love In DubaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang