Love in Dubai REVISI

2.7K 116 0
                                    

Indah masa kecil saat mengenalmu
Dan kini sempurna hidupku karena bisa kembali menemukanmu
Farlan Abiapto Wibisono

Cincin putih bertahtakan berlian, kini telah tersemat dijari indahnya. Janji setia sehidup semati pun kini telah mengikat hidupnya, menjadi milikku seutuhnya, selamanya.

Gadis bergaun cantik itu terlihat mempesona dihadapan Farlan. Mata coklat besar seperti menggunakan lensa mata itu menatapnya malu-malu. Sudah lebih dari lima belas tahun, bahkan tujuh belas tahun. Entah Farlan tak terlalu mengingat tepatnya, yang ia ingat hanya begitu lama ia mencari keberadaan gadis yang kini telah menjadi istrinya.

Riuh tepuk tangan lalu orang-orang saling memberi selamat atas pernikahan mereka berlangsung cukup lama. Terdengar suara penyanyi-penyanyi dari beberapa negara Timur Tengah melantunkan lagu-lagu romantis, yang membuat suasana sakral itu terlihat sempurna.

Senyum kedua keluarga mempelai terdengar merdu karena dibalut rasa syukur atas pernikahan yang berjalan lancar.

Basant hanya mampu tersenyum dengan pikiran yang terus berkecamuk.

"Bagaimana bisa lelaki tampan itu menjadi suamiku? Bukankah suamiku itu lelaki tua bangkotan?" pertanyaan demi pertanyaan dalam diri Basant terus terngiang seperti para wartawan yang terus menyoroti mereka, dengan pertanyaan seputar pernikahan mewah itu mereka mewawancarai para tamu.

Flash back on

"dad there is something i want to tell you," suara Farlan terdengar berwibawa, saat dirinya kini tengah berhadapan dengan ayah juga kedua saudaranya.

"Jangan bilang, kau akan membatalkan pernikahan ini? Itu tak akan pernah terjadi." ucap Wibisono secara lantang, yang langsung mendapat decakan dari Farlan.

"Malam ini aku akan menikahinya-" belum selesai Farlan berbicara, Wibisono memotongnya, "apa kau gila? Bagaimana mungkin kau akan menikahi Alisa gadis tak jelas itu?" Farlan kembali berdecih.

"Dengerin dulu dong dad, belum juga kelar ngomong," Wibisono mengangguk, "aku akan menikahi Basant Wening Galih,"

"Apa?" mendengar penuturan Farlan yang diluar dugaan, sontak membuat tiga pria beda usia lainnya yang berada di kamar hotel itu berdiri serempak karena kaget.

"Biasa aja kali, gak usah kompakan gitu," sindir Farlan dengan kekehannya.

"Lo gak salah minum obat, Ka?" tanya Forlan dengan gerakan tangannya mengecek jidat sang kakak

"Apa sih lo, Fo? Gue sehat, malah luar biasa sehat walafiat," ucapnya dengan senyum menghiasi bibir merahnya yang tipis.

"Daddy setuju, sekarang juga akan aku panggilkan penghulu dan mempersiapkan semua surat-surat pernikahan kalian," ucapnya dengan nada penuh semangat.

"Gue sih b aja," ucap Febri yang kembali asik dengan handphone-nya setelah tadi ikut kaget dengan penuturan kakaknya.

"Bener yang dibilang Febri, gue juga biasa aja, dan yang pasti selalu ngedukung lo, my bro." Aditia sepupu sekaligus sahabat Farlan langsung menghampiri dan memberi selamat ala mereka.

Love In DubaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang